webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Perlakuan fisik dan batin

Setelah pertemuan ku dengan rosa di kantin sekolah, ia yang tengah sibuk, memutuskan untuk balik lagi melayani pembeli yang tengah mengantri di kantin tersebut, sedangkan aku memilih untuk menghabiskan pesanan ku tadi lalu bergegas pulang setelah-nya.

Rosa pun bekerja hingga bel tanda pulang sekolah di bunyikan, setelah itu ia segera membereskan semua-nya dan bergegas untuk pulang.

Ia tidak ingin suami-nya mengetahui kerja sambilan-nya itu. Ia selalu mengecek jadwal suami-nya yang bisa di bilang paten dan jarang sekali pulang cepat.

Rio yang notabene adalah suami rosa adalah CEO di perusahaan ibu-nya, ia akan mulai kerja pagi hari dan baru pulang sekitar jam 17:00 bahkan bisa lebih dari itu, ia di kenal dengan orang yang gila kerja meski ia anak dari pemilik perusahaan.

Ia juga di juluki si pria berhati baik serta royal pada semua karyawan-nya, namun itu berbanding terbalik jika ia sudah ada di rumah, ia adalah serigala buas untuk rosa (istri-nya).

Sebuah peraturan pun di buat oleh-nya, penyambutan saat ia pulang harus di laksanakan oleh rosa setiap pulang dari kerja, nggak peduli itu pada jam biasa atau pun saat ia lembur, yang ia tau istri-nya harus ada di depan mata-nya saat membuka pintu. Kalau tidak, bakal ada sanksi keras untuk-nya.

Oleh sebab itu, ia selalu berusaha menyiapkan semua-nya sebelum suami-nya itu pulang.

Sebenar-nya bukan hal sulit untuk melakukan itu, hanya saja siapa sih yang kadang tidak punya kekhilafan saat sedang asyik dengan sesuatu.

Dan itu terjadi hari ini, rosa yang pulang sedikit telat karena harus mampir ke supermarket, belum menyelesaikan pekerjaan rumah-nya. Ia bergegas membersihkan semua-nya, dari menyapu, mengepel, masak dan menyiapkan makanan untuk makan malam mereka.

Tiba di pekerjaan terakhir-nya, yakni mencuci baju kotor suami-nya yang terlupa di cuci-nya tadi pagi karena baru di ketahui-nya tergeletak di balik pintu kamar mereka saat ia bersih-bersih. Ia berasumsi bahwa suami-nya mungkin tidak suka dengan kemeja yang ia pilihkan dan membuang-nya begitu saja setelah di rasa tidak cocok saat ia kenakan dan mengambil kemeja yang lain.

Yah, begitulah sifat-nya yang asli keluar setelah rosa pindah ke rumah baru mereka. Rio mudah sensitif, pemarah, pemilih, pe-maksa bahkan agresif, namun sifat-nya bisa saja berubah 360° dalam sekejap dan bersifat kebalik setelah menerapkan sanksi pada rosa.

Segera ia memasukkan baju itu ke dalam mesin cuci, mengisi-nya dengan air serta deterjen. Di putar-lah mesin itu dan keluarlah suara bising dari mesin tersebut. Karena cuma cucian sedikit, rosa pun menunggu cucian itu dan memastikan kemeja itu bersih, sampai ia lupa bahwa jam di dinding telah menunjukkan pukul 17:00 yang berarti sebentar lagi suami-nya akan pulang dan penyambutan itu harus ia lakukan.

Di sisi lain rio yang tengah mengendarai mobil fortuner-nya memasuki halaman rumah-nya yang terpasang pagar otomatis yang bisa terbuka saat sang pemilik menekan tombol mirip kunci dan segera memarkirkan-nya.

Suara halus dari mobil itu pun nyaris ta' terdengar, keluarlah Rio dari mobil itu dengan menenteng satu buah tas hitam yang pasti-nya berisi file-file penting. Ia bergegas menuju pintu depan dan membuka pintu itu sendiri, berharap istri-nya ada di depan mata-nya saat ia membuka pintu namun nihil, istri-nya tidak ada di tempat yang semestinya ia inginkan.

Wajah yang semula biasa saja, kini berubah menyeringai seperti serigala yang siap untuk berburu mangsa-nya.

Rio: berani sekali ia tidak menyambut ku sekarang.

Rio berjalan masuk ke dalam, melepas sepatu kerja-nya asal, melempar tas kerja-nya ke sofa yang ada di ruang tamu dengan kasar, ia mulai memanggil istri-nya beberapa kali namun tidak ada sahutan sama sekali. Ia pun semakin marah, di longgarkan-nya dasi yang telah ia kenakan, lengan kemeja-nya juga di tarik-nya ke atas dan bergegas mencari kemana keberadaan istri-nya itu di seluruh sudut rumah.

Langkah kaki-nya terhenti di tempat mesin cuci yang tengah beroperasi, yang menimbulkan suara bising, Rosa yang ada di sana tidak menyadari kehadiran suami-nya karena sesaat setelah memasukkan baju basah tadi ke mesin pengering, ia memasang handset ke telinga-nya dan mendengarkan lagu yang ia suka sambil menunggu cucian-nya kering di mesin pengering.

Rio pun berdiam sejenak mengamati Rosa yang tengah menggelengkan kepala-nya menikmati alunan musik yang ia dengarkan, tidak lama Rosa pun berbalik dan mendapati Rio (suami-nya) tengah ada di depan mata-nya saat ini.

Rosa pun panik, ia segera melepas handset yang ada di telinga-nya dan segera mendekat pada suami-nya itu.

Rosa: mas rio sudah pulang?? mau makan dulu atau mandi dulu mas, biar aku siapkan semua-nya. (dengan nada terbata-bata)

Rio pun hanya diam dan memandang-nya dengan tatapan penuh amarah, ia pun segera menarik paksa rosa dengan begitu keras, di bawa-nya rosa ke kamar mereka. Rosa sudah mencoba memohon untuk di lepaskan, namun permohonan-nya sama sekali tidak di dengar oleh suami-nya itu.

Rosa: lepas mas!! aku mohon. (pinta-nya dengan sedikit menahan rasa sakit di pergelangan tangan-nya yang belum sembuh betul sebab ulah Rio tempo hari)

Rio pun semakin mengeratkan tarikan-nya, sampai di depan pintu kamar, rio pun membuka-nya dengan keras tanpa melepas rosa dari genggaman-nya.

Sampai di dalam kamar, Rosa pun di lempar begitu saja ke atas ranjang hingga ia tersungkur, Rosa mencoba bangkit dari ranjang tersebut. Memohon untuk tidak di berikan sanksi kali ini, dengan mengatupkan kedua tangan-nya ia memohon belas kasihan suami-nya itu, tapi sayang usaha-nya hanya sia-sia.

Rio sudah mulai melepas kemeja-nya, membuang-nya ke lantai kemudian menarik ikat pinggang yang tengah melingkar di pinggang-nya dan menggenggam-nya erat.

Hal yang di takutkan oleh Rosa pun bakal terulang kembali malam ini, sisi Rio yang lain bakal muncul lagi kali ini, namun Rosa tidak bisa melawan kelakuan suami-nya itu, setelah keputusan yang di ambil-nya di masa lalu.

Rosa: tolong mas!! maafin aku kali ini?? aku nggak bakal ngelakuin kesalahan lagi!! (mencoba memohon)

Rio: buka baju mu sekarang!! (perintah-nya dengan keras)

Rosa: apa yang akan kamu lakukan kali ini mas?? (mundur sedikit demi sedikit)

Rio: kamu nggak dengar apa yang aku katakan!! (dengan nada yang semakin meninggi)

Rosa pun semakin takut dan mundur untuk sedikit menjauh dari suami-nya itu, melihat itu Rio pun semakin tersenyum dengan lebar-nya. Ia pun segera menarik Rosa ke pinggiran ranjang, di letakkan-nya ikat pinggang yang di pegang-nya, kemudian membuka paksa kemeja yang di kenakan oleh Rosa.

" ceplesss"

Sebuah cambukan pun mendarat di punggung mulus Rosa yang putih bersih, sebuah garis merah tergambar jelas di punggung-nya. Tapi siksaan-nya tidak berhenti di situ saja, setelah satu cambukan mendarat Rio akan memulai aksi-nya kembali.

Ia mulai melucuti seluruh pakaian yang Rosa pakai, ia mulai mencumbu Rosa dengan buas tanpa mendengar rintihan kesakitan yang di rasakan oleh Rosa, bagi-nya semakin Rosa merintih ia akan semakin menikmati permainan ranjang-nya.

Dan yah..adegan dewasa pun terjadi untuk beberapa waktu tanpa ada perlawanan dari Rosa yang telah mendapatkan bekas luka.

Setelah semua usai, Rio pun segera memakai pakaian-nya kembali, sedangkan Rosa masih terbaring lemas di ranjang dengan berbalut selimut lembut bermotif bunga. Rio mengecup lembut kening Rosa, mengelus rambut rosa yang berantakan sebab ulah-nya, kini sikap-nya berubah tanpa ada rasa penyesalan atas perbuatan beringas-nya itu.

Rio: tunggu di sini, akan ku bawakan salep untuk mu. (sambil berlalu dari ranjang dan mencari salep yang akan di gunakan-nya untuk mengobati istri-nya itu)

Rosa yang terbaring hanya tersenyum kecut dengan semua perbuatan yang di lakukan oleh suami-nya. Setelah Rio melakukan kekerasan, ia juga yang akan mengobati luka itu dan bersikap seolah itu bentuk perhatian-nya.

Sungguh sebuah sikap yang aneh menurut ku, mengapa ia mengobati luka tersebut kalau ia juga yang akan membuat luka itu lagi di kemudian hari??