webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
14 Chs

Lembaran yang belum ku berikan padanya

Setelah ku selesai menata ulang beberapa pakaian dan barang yang pernah ku bawa ke kota XX, tanpa sengaja ku temukan selembar kertas yang ku kira adalah sampah.

Ku dekati sekat antara meja belajar ku dulu dengan ranjang tempat tidur ku, ku ambil lembaran tersebut dan mengibaskan-nya ke udara untuk menghilangkan debu yang menutupi sesuatu di balik-nya.

Setelah debu itu hilang, betapa terkejut-nya aku melihat apa yang ada di lembaran kertas tersebut, lembaran itu ternyata adalah sebuah seketsa wajah rosa yang belum sempat ku tunjukkan mau pun ku berikan pada-nya.

Dengan senyum lebar ku simpan seketsa itu kembali ke dalam loker meja belajar yang ada di kamar ku kini.

*****

(flash back)

KANTIN SMA KEJORA

Kenangan saat ku mulai menginjak kelas Xl, saat itu seperti biasa, aku kali ini juga sedang males ngikutin pelajaran, sehingga ku putuskan buat bolos saja ke kantin dan beli youghut kesukaan ku di kedai-nya mbak rosa.

Hari ini yang terlihat di kedai hanyalah ibu-nya, dia masih belum menunjukkan batang hidung-nya, entah mungkin masih kemana gitu ya, padahal biasa-nya ia selalu on time buat bantu jualan ibu-nya di sini.

Tapi untung sih dia nggak ada, ya untuk sementara waktu aku nggak bakal di marahin log lagi bolos ha ha.

Yosi: bu..beli ini. (menunjukkan youghut yang ku pegang)

Ibu rosa: 2000 nak.

Yosi: ini bu. (memberikan uang dua ribuan ke pada si ibu)

Ibu rosa: nggak ada pelajaran kah nak?? kog udah ke kantin jam segini?

Yosi: lagi jam kosong bu. (bohong ku pada-nya, padahal aku lagi males aja buat di ajar guru yang super membosankan itu)

Ibu rosa: ow..jangan suka bolos nak, kasihan orang tua mu yang menyekolahkan mu. (tutur-nya menasehati ku)

Yosi: iya bu, ya sudah saya permisi dulu. (pamit ku pada-nya dan beranjak dari kedai tersebut)

Ibu rosa hanya tersenyum padaku, setelah itu aku memutuskan untuk menikmati youghut ku itu di bangku favorit ku yakni bangku di depan kantin di bawah pohon besar.

Sambil me-nyruput youghut yang ada di tangan ku, tiba-tiba orang yang ku nanti datang juga. Nampak ia sedang menenteng beberapa kantong plastik di kedua tangan-nya.

Ia pun segera menaruh barang tersebut ke dalam kedai lalu langsung bergegas membantu ibu-nya membersihkan beberapa meja yang tadi telah di gunakan oleh anak-anak yang habis berolahraga.

Melihat-nya yang lagi sibuk bekerja membuat ku berfikir kenapa nggak aku coba untuk menggambar dia ya?? itu bukanlah hal buruk!! sekalian latihan, begitu pikir ku.

Ku ambil sebuah kertas yang biasa ku selipkan di sela saku celana ku, beserta pensil yang selalu ku bawa-bawa dalam saku baju atas, ku buka lebar kertas tersebut dan mulailah ku gambar satu persatu bagian dari wajah-nya.

Bola mata-nya yang bulat, alis yang bagaikan bulan sabit, hidung semi mancung-nya, bibir mungil, rahang-nya yang terlihat luar biasa dengan rambut hitam kelam sepundak semakin menambah kekaguman ku pada-nya.

Kini ku lukis juga setengah badan-nya yang tengah memakai celemek khas kedai ibu-nya itu.

Setelah hampir selesai ku membuat seketsa diri-nya, ternyata mbak rosa mendekat ke meja ku dan ingin tau apa yang tengah ku gambar kali ini, namun dengan segera ku lipat gambar tersebut, karena belum percaya diri bagi ku untuk memperlihatkan-nya.

Rosa: hayo...gambar apa tadi yos?? (ingin tau, dan membersihkan mejaku yang sedikit kotor )

Yosi: em..ada deh mbak. (menyembunyikan-nya dari hadapan mbak rosa)

Rosa: idih pelit banget nggak mau ngasih tau!! (dengan nada sedikit kesal)

Yosi: mbak belum melihat apa yang ku gambar kan?? (menerka-nerka)

Rosa: mana lihat, udah kamu lipat duluan gitu!! (seru-nya karena emang belum sempat melihat apa yang di gambar oleh ku)

Yosi: bagus deh!! (dengan senyum sedikit terpaksa)

Rosa: gitu ya, nggak mau perlihatkan. Pasti jelek ya!! (ledek-nya padaku).

Yosi: idih... menghina!!

Rosa: ya kan nggak mau nunjukin ke aku, apalagi log gambar-nya nggak jelek coba. (mencoba mencibirku agar aku mau memperlihatkan hasil gambar ku kali ini)

Yosi: em..belum jadi, nanti kalau sudah jadi pasti ku tunjukkan padamu. (meyakinkan-nya)

Rosa: beneran loh ya, jangan ingkar janji?? (dengan penuh harap)

Yosi: iya aku janji!!

Tiba-tiba saja ibu rosa memanggil-nya, seperti-nya lagi butuh bantuan apa gitu dan akhir-nya rosa pun meninggalkan ku sendiri, kembali kepada ibu-nya.

Ibu: ros!! sini bantu ibu. (teriak-nya sambil mengayunkan tangan-nya ke atas agar rosa segera kembali)

Rosa: iya bu, tunggu sebentar. (membawa alat lap-nya yang td di letakkan di meja ku dan balik ke kedai ibu-nya). Aku balik ya yos.(beranjak dari sampingku dan mulai berjalan). Janji loh ya, log gambar-nya dah jadi perlihatkan padaku!! ( berbalik dan sekali lagi mengingatkan-ku agar tidak lupa soal gambar tadi)

Yosi: iya mbak, udah sana balik di tunggu ibu tuh!! (menyuruh-nya segera kembali)

Rosa: iya iya!! (berlalu dari ku menuju kedai-nya)

Setelah ia kembali ke kedai-nya, perlahan ku buka kembali lembaran kertas yang ku lipat tadi, aku pun segera menyelesaikan apa yang belum ku gambar tadi.

Sempat ku bergeming, alhmdulillh dia belum sempat melihat-nya, kalau langsung ketahuan telah menggambar-nya namun masih asal-asalan kan pasti malu aku nya.

Akhir-nya seketsa yang ku buat pun selesai juga, ku lipat kembali gambar itu lalu ku putuskan untuk kembali ke kelas ku. Dengan menghabiskan youghut yang ada di tangan ku, aku pun beranjak dari tempatku duduk.

Tanpa ku sadari tidak sengaja ku menabrak seseorang dan menumpahkan sedikit youghut yang telah ku minum tadi di baju-nya.

Aku mencoba meminta maaf pada-nya, namun seperti-nya ia tidak terima hanya dengan permintaan maaf saja. Anak-anak yang berada di samping-nya menatap ku penuh ke-sinisan.

Huftt..kali ini aku akan ada masalah besar, orang yang ku tabrak kali ini bukanlah orang biasa, ia adalah ketua geng sekolah kami yang terkenal dengan segala tingkah laku mereka.

Mereka terdiri dari 5 orang beserta ketua mereka, mereka kakak kelas Xll yang sudah sering kali keluar masuk BP, semua hukuman sudah tidak mempan lagi bagi mereka.

Pihak sekolah pun tidak berani bertindak lebih jauh lagi kepada mereka, karena di ketahui Oga si ketua geng adalah penyumbang dana terbesar di sekolah ini.

Jadi saat mereka buat keonaran mereka hanya akan di berikan hukuman tanpa berani untuk mengeluarkan mereka dari sekolah ini.

Yosi: maaf, aku nggak sengaja melakukan-nya. (mencoba membersihkan bekas youghut yang menempel pada baju-nya itu)

Oga: wah...enak sekali kamu minta maaf. (mengibaskan tangan ku yang tengah membersihkan baju-nya dengan kasar).

Didi (teman si Oga): nggak tau apa baju ketua kita itu mahal!!

Yosi: maaf nanti biar saya cuci-kan. (mencoba untuk tidak membuat gara-gara pada kakak kelas itu)

Faza (teman Oga): hah!! lo mau nyuciin baju ketua kita, nggak level banget, yang ada malah kotor semua tuh kena tangan-nya yang nggak higienis ha ha

Yoga (teman Oga): enak-nya kita apain nih bos, biar dia kapok!! (menatap ketua-nya itu)

Bimo (teman Oga): iya bos, perintahkan saja pada kami.

Oga: aku tadi lihat dia sedang asyik gambar sesuatu, coba berikan gambar itu pada ku, seperti-nya itu bakal menarik.

Yosi: gambar apa maksut mu??

Oga: jangan berlagak bego deh!! aku tau tadi lo di sana nge-gambar dari tadi, perlihatkan padaku!! (perintah-nya padaku)

Yosi: itu bukan apa-apa. (mencoba untuk mengelak)

Faza: wahhh...berani kamu ngelawan perintah ketua kita!! (wajah garang-nya)

Didi: kasih nggak!! (dengan membentak)

Yosi: itu bukan sesuatu yang penting buat kakak!! (terus mencoba menghindar dengan raut muka tidak menentu)

Bimo: ada yang di sembunyiin nih bos!!

Oga: geledah!! (perintah-nya pada teman satu geng-nya itu)

All: siapp!!

Mereka langsung memegangi ku dan satu-nya lagi menggeledah saku-saku ku untuk mencari lembaran yang ia inginkan. Aku mencoba melawan namun nihil, mereka memegangi ku cukup kuat sampai aku pun tidak berdaya.

Tidak butuh waktu lama mereka menemukan gambaran yang ku simpan di saku celanaku, di serahkan-nya lembaran itu pada si ketua dan melepaskan ku.

Sang ketua pun membuka lembaran tersebut dan tersenyum melihat gambar yang ada pada lembaran itu.

Oga: ha ha..ini wajah si rosa anak ibu kantin kan?? (menunjukkan gambar itu pada semua teman-nya)

Bimo: oww.. bener kah bos itu gambar si anak ibu kantin. (mendekat, mengamati gambar yang di bilang mirip si rosa)

Faza: bener bro, ini kan gambar rosa!!

Didi: jangan-jangan dia suka bos sama rosa??

Faza: wahhh...berani sekali dia mau saingan sama bos kita!!

Di ketahui si Oga ini juga suka sama rosa namun perasaan-nya tidak pernah di balas oleh si rosa dan malah belum lama ini dia di tolak mentah-mentah, mengetahui ada saingan si oga menjadi jengkel padahal ia masih punya rasa dengan si rosa.

Oga: dasar sama-sama orang rendahan!! (meremas lembaran itu dan melemparkan-nya ke muka ku)

Yosi: apa yang kamu bilang??

Faza: nggak dengar bos bilang apa!!

Oga: aku bilang kamu dan rosa sama-sama rendahan!!

Didi: udah dengar?? perlu di ulang lagi??

Bimo: kalian berdua rendahan!! ha ha (mereka semua tertawa sangat nyaring)

Aku segera mengambil gumpalan kertas yang di buang di muka ku tadi dan memasukkan-nya lagi ke saku celana ku. Mendengar oga menyebut rosa sebagai cewek rendahan, aku pun merasa tidak terima, segera ku jurus kan tinju ku pada pipi oga dengan sekuat tenaga.

Oga: berani-berani nya kamu!!

Dan kami pun mulai berantem satu sama lain di susul dengan teman-teman nya yang juga ikutan mengeroyokku. Baku hantam pun tidak bisa terelakan, satu persatu luka muncul pada tubuh mereka.

Anak-anak yang berada di sekitar itu hanya bisa menonton tanpa ada yang berani untuk melerai mereka

Rosa yang melihat kegaduhan itu segera berlari, namun bukan berlari menuju kegaduhan tersebut tapi ia malah berlari ke arah yang lain.

Mau ke mana dia sebenar-nya?? solusi apa yang akan dia lakukan untuk menghentikan perkelahian ini??

*****