webnovel

Barra Hilang

Xinxin dan Axton sangat solid, sementara Abri bagian mencari penanam modal dan juga bagian penandatangan kontrak karena Abri adalah yang paling berkuasa atas perusahaan mereka. Baik Axton maupun Xinxin sangat bergantung kepada Abri, mereka mempercayakan sepenuhnya kepada Abri yang sudah mereka anggap seperti ayah mereka sendiri meski usia Abri dan Axton sama karena mereka kembar.

Sementara itu di dalam kelas Barra, wali kelasnya Miss. Jiao Mei merasa heran karena Barra tidak terlihat di dalam kelas. padahal dia biasanya datang paling awal. Miss. Jiao Mei segera meninggalkan kelasnya setelah memberikan tugas kepada anak-anak muridnya dan segera memeriksa Barra karena hari ini dia tidak masuk padahal tadi pagi dia sudah melihat Tantenya mengantarkan Barra bersama dengan Ava.

Miss, Jiao mengerutkan keningnya saat melihat ke dalam kamar Barra dan anak kecil itu sedang tertidur. Padahal anak kecil itu selalu disiplin kalau soal jadwal belajar dan istirahatnya. Miss, Jiao kemudian mendekati Barra dan menyentuh tubuhnya untuk membangunkannya tetapi tubuh Barra terasa sangat panas.

Dia sangat terkejut dan segera membawa barra ke rumah sakit untuk diperiksa karena demamnya sangat tinggi. Saat dalam perjalanan, Miss Jiao menelepon kepala sekolah dan memberitahukan kalau dia ada urusan mendadak dan harus kembali segera. Dia meminta ijin tidak masuk beberapa hari untuk mengurus semua masalahnya. Kepala sekolah mengijinkannya.

Miss. Jiao saat ini sudah tiba di rumah sakit dan segera membawa Barra menuju ke UGD. Barra langsung mendapatkan perawatan dan dia diopname selama dua hari. Miss Jiao yang menunggu Barra dirumah sakit karena Barra tidak mau kalau gurunya itu memberitahu tantenya karena kalau Tantenya tahu pasti akan menelepon Daddynya dan itu akan membuat daddynya merasa khawatir. Barra tidak mau daddy yang sangat disayanginya bersedih karena mengkhawatirkannya.

Sementara itu disekolah sedang heboh karena Barra menghilang dari dalam asramanya dan kepala sekolah melihat lewat kamera pengintai kalau Miss. Jiao yang merupakan guru baru di sekolah mereka itu telah membawa Barra pergi dari asrama sehingga kini terjadi kesalahpahaman karena kepala sekolah telah menduga kalau Miss. Jiao menculik Barra dan melaporkannya ke polisi.

Miss. Jiao yang melihat berita di dalam ponselnya merasa sangat ketakutan akan dipenjara sehingga dia segera membawa Barra meninggalkan rumah sakit dan membawanya kembali ke kampung halamannya di kota Han Xiang karena dia merasa sangat takut akan di penjara.

Jiao masih sangat polos dan lugu karena dia berasal dari desa dan baru saja mendapatkan pekerjaan itu, dia sangat takut diminta membayar ganti rugi dan dipenjara apabila sampai tertangkap sehingga saat ini dia bersembunyi di apartemen peninggalan ayahnya dikota Han Xiang. Sementara selama ini dia tinggal di Shanghai bersama ibunya yang baru saja meninggal. Keadaan menjadi sangat rumit karena kesalahpahaman ini tidak kunjung memperoleh titik terang.

"Kepala sekolah, bagaimana ini? apakah sampai sekarang belum ada kabar tentang Barra?"

tanya Xinxin panik, dia merasa bertanggungjawab atas hilangnya Barra karena dia yang selalu mengantar jemput Barra saat berangkat dan pulang ke asrama. Sementara pihak kepolisian masih terus mencari keberadaan Miss. Jiao yang kini telah ditetapkan menjadi seorang buronan polisi.

"Maafkan kami, Nyonya Xinxin. Sampai saat ini kami belum berhasil menemukan mereka. Kami mohon maaf karena kurang teliti saat merekrut pengajar disini."

ucap Miss. Li Wei pada Xinxin dan Axton yang saat ini semakin merasa khawatir. Disaat yang sama Abri menelepon dan menanyakan keberadaan putranya, dia sangat merindukannya saat ini.

"Axton, bagaimana ini? kakak ingin berbicara dengan Barra, mungkin dia akan segera kembali karena minggu depan adalah hari ulang tahun Barra."

ucap Xinxin gugup. Axton segera menerima telepon dari Abri dan menceritakan semuanya yang saat ini terjadi pada Barra.

"Halo, Kak Abri... Assalamu'alaikum..."

Axton mengucapkan salam kepada Kakaknya. Abri mengerutkan keningnya karena yang menjawab telepon itu adalah Axton, padahal dia menelepon Xinxin untuk menanyakan keadaan putranya.

"Axton, kenapa kamu yang mengangkat teleponku?"

tanya Abri merasa sedikit khawatir. Orang sesibuk Axton seharusnya tidak berada di sekolah Barra dijam kerja seperti saat ini.

"Kakak, maafkan aku dan Xinxin, ada kabar buruk, saat ini Barra hilang karena diculik oleh wali kelasnya sendiri."

ucap Axton membuat Abri merasa sangat terkejut saat ini. Untung saja pekerjaannya sudah selesai dan hanya tinggal menghadiri makan malam bersama klien saja. Dia kemudian segera meminta Aldrich mewakilinya sementara dia segera kembali ke Shanghai saat itu juga. Axton dan Xinxin sedikit tenang saat mengetahui Abri akan kembali dan mencari keberadaan putranya.

"Barra, dimana kamu saat ini, Sayang?"

tanya Abri dalam hatinya, dia merasa sangat bersalah kepada Kara kalau sampai terjadi sesuatu dengan Barra. Kini Abri meminta Xinxin dan Axton untuk mengambil Daisy dari sekolahnya karena Abri takut kalau-kalau yang menculik Barra ternyata saingan bisnisnya.