webnovel

Semoga Saja

Aku menarik nafas dalam. Rendra hanya termangu mendengar ucapanku.

" Kau tahu bukan, pasir yang kau genggam erat dia akan lolos begitu saja, karena kamu terlalu menahannya untuk tidak pergi. Tapi saat kau melepaskannya dia begitu indah dan memberimu rasa nyaman. Dan sesuatu yang kau tahan tidak akan selalu baik. Tapi melepaskan akan membuat dirimu ikhlas," kataku lagi.

" Yayayayaa. Kau berisik sekali anak muda. Beraninya kamu memberi ceramah pada orang tua. Kau tidak ada takut sedikit pun pada calon kakak ipar?" ucap Rendra membuatku meringis sambil garuk-garuk kepala.

Benar sekali ucapannya. Kenapa aku malah seperti memberi ceramah pada Rendra. Aku tahu Rendra sudah dewasa dan dia tidak akan bodoh menyikapi hal-hal semacam ini. Hanya saja Rendra butuh waktu untuk membiasakan diri. Ya tentu saja begitu. Ah bodohnya aku.

" Kamu berkata begitu karena takut aku tidak merestuimu, iya?" tebak Rendra membuat aku memerah karena malu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com