webnovel

Dugaanku benar.

Dina makan dengan perlahan. Entah kenapa, Anaya melihat Dina seperti tidak bernafsu makan.

" Dimakan dong, Din? Masa makan gak niat begitu," kata Anaya. Dina hanya melirik Anaya. Lalu mengunyaj pelan dengan seakan memikirkan sesuatu.

" Kamu kenapa si? Aneh banget deh," kata Anaya. Dina meletakkan sendoknya. Lalu menunjuk gelas ke arah Anaya tanpa bicara.

Anaya segera memberikan gelas itu pada Dina, dan setelahnya Dina meneguk air minum itu hingga habis.

" Ngomong dong kalau haus," ledek Anaya dengan tersenyum. Namun, Dina menutupi mulutnya sembari melihat Anaya.

" Kenapa si, Din? Jangan bikin takut deh," kata Anaya. Namun, tiba-tiba Dina berlari ke arah kamar mandi, dan memuntahkan makanan yang baru saja ia telan. Padahal belum seberapa yang di makan.

" Din? Dina? Kamu gak papa?" tanya Anaya menyusul Dina di kamar mandi.

" Kamu pasti masuk angin nih. Hujan-hujanan si tadi. Kek anak kecil aja," omel Anaya. Padahal temannya itu sedang muntah-muntah terus menerus.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com