Kamu itu seperti ikan terapi. Membuatku sakit dengan gigitan kecil. Tapi kamu membuang rasa yang seperti mati dari hatiku.
Pov Anaya.
Aku merasa kesal dengan pemutusan panggilan sepihak dari Ardhan. Bisa-bisanya dia berspekulasi sendiri. Biasanya juga kita hanya bergurau. Tapi dia bilang bahwa aku gak love lagi sama dia. Waah... kami seperti remaja labil yang sedang membuat drama romantis tapi konyol. Apa-apaan itu.
Tapi aku tersenyum, mengingat dia mengatakan bahwa akan menghukumku. Aku tahu Ardhan bukan orang yang akan marah-marah hanya karena hal kecil dan hal sepele seperti itu. Mungkin dia hanya sekedar bersikap manis yang memang dengan cara dia sendiri.
Ting tong...
Bunyi bel rumahku terdengar seperti panggilan untuk hatiku. Aku tersenyum dan beranjak berdiri menuju pintu. Aku tahu itu pasti Ardhan.
Tapi aku terkejut dengan kedatangan seorang yang entah siapa, sedang membawa buket bunga yang ukurannya sedikit besar sehingga menutupi tubuhnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com