webnovel

Cinta yang (tidak bisa) Kutinggalkan

Urban
Abgeschlossen · 228.2K Ansichten
  • 132 Kaps
    Inhalt
  • 4.9
    29 Bewertungen
  • N/A
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

* Ketika cinta itu nyata, dia akan menemukan jalannya* Meeting dadakan yang diatur oleh manager, membuat Celine harus terburu-buru mempersiapkan segala keperluan untuk meeting tersebut. Bahkan di jalan, ia kerap kali menyalip semua pengguna jalan raya yang mencoba menghalangi. Teriakan dan kecaman para pengguna jalan lain tidak menghentikannya. Apa pun itu, yang penting aku tiba tepat waktu, pikirnya. Siapa yang menduga, sikap yang demikian membawanya dalam suatu masalah besar! Tanpa sadar, salah satu kendaraan yang disalipnya harus mengalami kecelakaan kecil, dan ternyata itu adalah sang klien. Mengetahui hal itu, Darren meminta kompensasi, yang mana malah mempererat hubungan keduanya. Cinta itu tumbuh bersemi dengan indah! Bahkan sebagian orang mengatakan, itu adalah cinta yang didambakan setiap insan. Namun, apa jadinya jika cinta yang begitu didambakan malah terhalang restu orang tua kedua belah pihak? Akankah tetap bertahan, atau haruskah putus? Kesempurnaan yang saya dapat darinya, membuat saya egois; melupakan ketidakmungkinan di antara kita, yang sejak awal TIDAK SEHARUSNYA BERSAMA. * Celine Eliasson * Tidak tahu bagaimana cinta itu datang. Bukan sesuatu yang kuinginkan. Tapi aku merasa beruntung karena terpilih untuk mencintaimu. * Darren Theodore * Dalam novel ini, pasti akan kalian temui banyak kesalahan. Jujur, saya tidak sengaja melakukannya. Namun, jika itu membuat kalian tidak nyaman, beri tahu, agar saya bisa memperbaikinya. Setiap kritik yang membangun sangat saya harapkan! Note; foto sampul itu adalah sampul resmi novel ini. Dibuat oleh @gisel.arts! ~ Lihat cerita saya yang lain; Φ Wanita di Titik Terendah. Φ 36 Cara Mengejar Cinta Istri Temui saya di Instagram @nv.chrd

Tags
4 tags
Chapter 1Meeting (the Meaning)

((5 tahun sebelumnya))

Tiinn ... tiiinnnnnn ... tiiinnnnnnnnnn...!!

Celine yang saat itu sedang mengendarai motor, selalu menyalip setiap pengguna jalan yang menghalangi jalannya.

Bahkan sejak dari jauh juga, dia sudah membunyikan 'klakson' agar pengendara lain menepi dan memberikan jalan.

"Bawa motor pelan-pelan woy..!! Mau mati, apa?"

"Kalau gak bisa bawa motor, jangan sok-sokan! Kau mau mati, yang lain belum tentu!!"

"Cewek sialan, bosan hidup kau, ya? Bunuh diri jangan di sini!"

Makian selalu menjadi irama di setiap perjalanan bermotor Celine siang itu, yang seakan menganggap bahwa jalan itu adalah milik warisan nenek moyangnya.

"Maaf, yang penting aku sampai tepat waktu. Hemp," ucap Celine, seakan tidak peduli akan maut yang bisa saja merebut nyawanya hari itu juga, jika dia tidak mengurangi kecepatan berkendaranya.

Sesampainya di coffee box, sebuah cafe yang ditentukan sebagai tempat pertemuan hari ini. Dia pun memilih memarkirkan motor di dekat pintu keluar parkir.

Sambil menggerutu 'karena masih kesal akan keputusan dadakan sang manager'. Wanita berambut lurus panjang itu pun berjalan masuk.

"Apa yang dipikirkan bu Susan, sampai-sampai aku yang harus menggantikannya meeting hari ini. Malah perusahaan TO Brand itu sangat bermasalah, belum lagi 'produk' yang tidak jalan di pasaran, 'sales' yang tak pernah growth. Jangankan untuk growth, terus berada di grafik itu pun tidak, yang ada selalu turun. Ditambah PO-nya yang berantakan," gerutu Celine, "benar-benar tidak bisa diselamatkan! Membuatku akan semakin gila saja!" Celine menyentuh keningnya yang tidak sebenarnya tidak sakit.

Apakah orang itu sudah sampai, batin Celine. Bola mata berwarna grey miliknya, menyelidik ke segala ruangan cafe.

PLATAK!

Celine memukul kepalanya sendiri.

"Betapa bodohnya kau Celine, kalaupun dia sudah datang, apa kau bisa langsung mengenalinya? Sekarang yang paling penting adalah mencari tempat duduk, dan melihat ponsel. Kali aja dia sudah sejak tadi menghubungi tapi tidak kujawab."

Gadis bertubuh ramping dengan kaki jenjang itu pun memilih untuk mengambil tempat duduk di lantai 2, meja yang paling pinggir. Tujuannya agar bisa langsung melihat kericuhan kota metropolitan yang tidak pandang waktu, ramainya tidak akan berkurang.

Celine merogoh isi hand bag yang dia bawa, dan mengambil benda persegi panjang kecil dari dalam.

Text yang tadi saja belum di balas. Oh, batin Celine.

Dia sangat kesal mengingat bagaimana caranya berjuang hingga sampai ke tempat ini tepat waktu.

"Padahal aku sudah 'ngebut' biar gak terlambat, dia malah seenaknya terlambat. Benar-benar tidak kompeten! Pantas saja produknya tidak jalan, yang punya produk pun begini tingkahanya," cibir Celine.

"Jangan suka berbicara sendiri mbak, nanti dikira-" Pelayan pria itu pun terpaksa menghentikan perkataan begitu melihat ekspresi Celine yang seakan-akan siap menghantam.

Sambil tersenyum, untuk menghilangkan kecanggungan, sipelayan pria bertanya, "Mbak mau pesan apa?"

Celine mengambil buku menu. "Saya mau coffee latte art tulip," jawab Celine sambil menyerahkan buku menu itu, tidak lupa sambil tersenyum. Ia sedikit merasa bersalah karena sudah menatap kasar di awal.

30 menit berlalu, balasan text dari pria yang akan ditemui tak kunjung datang.

"Dia niat gak sih," omel Celine.

Di luar sadarnya, ia menekan tombol panggil yang ada di layar ponsel. Dan hanya dengan sekali dering, panggilan itu langsung terhubung.

-On Phone Call-

Suplier : "5 menit lagi saya akan sampai. Ibu duduk di meja nomor berapa?"

Celine : "Di meja 31F, lantai dua."

*tut* Panggilan ditutup sepihak setelah Celine mengucapkan keberadaannya.

"Dasar lelaki sialan! Sudah terlambat tapi malah seenaknya mematikan telepon. Lihat aja kalau sampai 5 menit lagi kau gak datang juga, silakan meeting sendiri!!" umpat Celine sambil menunjuk-nunjuk ponsel yang dibalut dengan case berwarna ungu biru itu. Seakan-akan objek yang dimarahinya ada di dalam benda kecil persegi panjang itu.

Tik tik tik ...!

"Waktunya tinggal kurang dari 1 menit lagi, tetapi batang hidung orang itu pun tidak kunjung nampak!" cibir Celine.

"Apakah Ibu pernah mendengar, ada batang hidung yang nampak tanpa ada orangnya?"

Bunyi suara yang sangat dadakan itu berhasil membuat Celine terkejut, dan bahkan dia hampir menjatuhkan coffee spoon miliknya.

"Maaf, saya berbicara tiba-tiba, sampai-sampai Ibu terkejut seperti ini." Pria itu menebarkan senyum.

Celine memperhatikan pria yang berbicara dengannya, dari atas hingga kaki. Sekaan ingin mengabsen setiap sisi pria itu dengan mata hitam pekatnya.

Gleg!!

Pria berambut Bowl Cut hitam, dengan alis yang tebal serta mata sipit berwarna coklat yang ditutupi oleh lensa, juga bibir tipis kecil yang mempermanis senyum pria itu. Dada bidang yang ditutupi oleh kemeja biru langit yang soft, serta dasi dengan warna senada menggantung rapi di leher, lengkap dengan penjepitnya. Celana formal berwarna grey berjenis flat front (datar tanpa lipit) membuat tampilan pria itu menjadi sangat rapi. Serta sepatu dan belt yang seakan disengaja dipakai dengan warna senada.

DEG!!

Sial!! Kenapa dia tampan sekali? Apa dia sengaja berkemas dulu sebelum datang ke sini? Apa dia tahu, dia akan bertemu denganku di sini? Oh, batin Celine.

DIA TAMPAN JUGA SINGLE perkataan Susan tadi terdengar kembali di telinga Celine.

Yah bu Susan memang benar, lelaki ini terlalu tampan,' batin Celine, membenarkan perkataan sang manager.

Mungkin karena Celine menyukai pria yang rapi, jadi dia merasa bahwa pria itu sangat tampan. Padahal, tidak kalah jauh lebih tampan kok artis dan boysband Korea.

"Ehem...!!!" Pria bermata sipit itu berdeham. "Apa saya bisa duduk? Atau kamu masih harus menatapku sekali lagi?"

Deg!

A-apa? Kenapa dia tahu kalau aku memperhatikannya sejak tadi? Oh habislah aku, aku telah melanggar etika perusahaanku, pikir Celine.

Dengan cepat ia pun berdiri. "Silahkan duduk Pak," tawar Celine formal.

"Maaf telah membuatmu menunggu, tadi ada kendala di jalan, saat saya hendak mau ke sini," jelas si suplier, dan sekali lagi dia tersenyum dengan manis lalu duduk.

Jangankan hanya menunggu 30 menit, seumur hidup pun aku rela menunggumu, batin Celine lagi.

Jeddeerrrr....!!! Suara gemuruh petir pun tiba-tiba menggelar.

"Cuaca hari ini sangat cerah, kenapa ada gemuruh?" tanya Celine tanpa ekspresi, karena memang dia sangat takut dengan petir.

"Mungkin ada seseorang yang sedang mengucapkan sumpah serapah, dan semesta mencatatanya," duga si supplier, lalu melihat ke arah Celine.

"Heuh?"

Celine tercengang mendengar apa yang dilontarkan pria itu.

"Ck! Kenapa Bapak menatapku seperti itu?" Celine menjadi kikuk.

"Tidak. Saya hanya sedang memastikan sesuatu. Bukan Ibu kan, yang sedang mengucapkan sumpah serapah tadi? Langit mencatatnya loh ya!"

"Omong kosong!" sanggah Celine cepat.

"Hemp, bagus deh kalau bukan Ibu." Supplier itu membuka laptop. "Oh iya, apa Ibu tidak berencana memperkenalkan diri?" tanyanya.

"Eh ... maaf atas ketidaksopanan saya," ucap Celine kikuk, ia menyondorkan tangannya. "Saya Celine, staf yang menggantikan bu Susan bertemu dengan Bapak hari ini, dikarenakan beliau ada urusan yang mendadak."

Sebisa mungkin Celine moncoba untuk mengendalikan ketakutan yang membuatnya terlihat sangat gugup.

Bagaimana tidak, ia masih tergolong sebagai karyawan baru, yang baru saja menyelesaikan masa magang 2 bulan lalu. Selama ini, dia tidak pernah bertemu suplier secara langsung, pasti akan selalu ada Leaders atau Susan yang bersamanya. Mereka yang akan meng-handle bagian ini, Celine hanya akan membantu mempersiapkan segala keperluan untuk itu.

"Bu Celine, kenapa terlihat sangat gugup? Saya tidak makan orang loh ya!"

Seerrrrr! Darah Celine mendidih.

Apa-apaan pria ini, batin Celine cemberut.

Das könnte Ihnen auch gefallen

Setelah Meninggalkan CEO, Dia Mengejutkan Dunia

``` Mo Rao lahir di keluarga dokter militer. Orang tuanya telah mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan nenek Fu Ying, sehingga yang terakhir memaksa Fu Ying untuk menerima Mo Rao sebagai istrinya. Mo Rao selalu tahu bahwa Fu Ying memiliki gadis pujaan bernama Qu Ru. Gadis ini gagal menikah dengan Fu Ying sebagaimana keinginannya karena nenek Fu Ying menghalanginya. Setelah menikah, Fu Ying sangat memperhatikan Mo Rao. Mereka bahkan sangat cocok terutama di atas ranjang. Fu Ying selalu menemukan dirinya tenggelam dalam kelembutan Mo Rao. Hingga suatu hari, Fu Ying berkata, “Qu Ru telah kembali. Mari kita bercerai. Aku akan mentransfer properti yang telah aku janjikan kepadamu atas namamu.” Mo Rao berkata, “Bisakah kita tidak bercerai? Bagaimana jika... aku hamil...?” Fu Ying menjawab tanpa hati, “Aborsi saja! Aku tidak ingin ada lagi hambatan antara aku dengan Qu Ru. Lagipula, Qu Ru memiliki leukemia, dan sumsum tulangmu secara kebetulan cocok dengan dia. Jika kamu bersedia mendonasikanmu, aku bisa menjanjikanmu apa saja.” Mo Rao berkata, “Bagaimana jika syaratku adalah kita tidak bercerai?” Mata Fu Ying berubah dingin. “Mo Rao, jangan terlalu serakah. Bahkan jika aku menjanjikanmu demi Qu Ru, kamu tahu sendiri aku tidak mencintaimu.” Kata-kata ‘aku tidak mencintaimu’ menusuk hati Mo Rao seperti sebilah pisau. Senyumnya tiba-tiba menjadi terpelintir dan dia bukan lagi wanita penurut seperti dulu. “Fu Ying, ini pertama kalinya kamu membuatku muak. Kamu menyebutku serakah, tapi bukankah kamu sama? Kamu ingin aku menceraikanmu agar kamu bisa bersama dengan Qu Ru? Baik, aku setuju dengan itu. Tapi kamu bahkan bermimpi kalau aku akan menyelamatkannya? Jangan lupa, tidak ada yang namanya mendapatkan semua yang terbaik dalam hidup, sama seperti antara kamu dan aku.” Kemudian Mo Rao pergi. Fu Ying benar-benar merasa sesak, dan perasaan ini membuatnya gila. Ketika Mo Rao muncul sekali lagi, dia telah menjadi bintang yang menyilaukan. Ketika dia muncul di hadapan Fu Ying, bergandengan tangan dengan kekasih barunya, Fu Ying tidak peduli lagi dan berkata, “Sayang, bukankah kamu bilang kamu hanya akan mencintaiku?” Mo Rao tersenyum samar. “Maaf, mantan suami. Aku salah dulu. Kamu hanya pengganti. Aku sebenarnya mencintai orang lain.” ```

Mountain Springs · Urban
Zu wenig Bewertungen
670 Chs

Nyonya Mengejutkan Identitasnya Seluruh Kota Lagi

Qiao Nian tinggal di rumah keluarga Qiao selama 18 tahun sebelum orang tua kandungnya menemukannya. Tiba-tiba, semua keluarga kaya di kota itu tahu bahwa keluarga Qiao memiliki anak perempuan palsu! Anak perempuan sejati dari keluarga yang berkecukupan pasti berbakat, lembut dan baik hati. Anak perempuan palsu pasti tidak akan bisa menguasai kemampuan apa pun dan tidak mencapai apa-apa. Semua orang ingin melihat betapa sengsaranya dia ketika dia harus kembali ke lembahnya setelah diusir dari keluarga kaya! Qiao Nian juga berpikir bahwa orang tua kandungnya adalah guru-guru miskin dari Kabupaten Luohe. Siapa sangka bahwa kakaknya mengendarai Phaeton yang harganya tiga ratus ribu yuan! Ayah kandungnya juga seorang profesor yang mengajar di Universitas Tsinghua! Bos besar dari keluarga penjahat itu menjadi penjilat dan membungkuk di depan kakeknya... Qiao Nian terperangah. Ehm... ini tidak sama dengan mengatakan ya! Setelah terbebas dari keluarga penjahat, Qiao Nian bisa menjadi dirinya sendiri. Dia adalah siswa terbaik dalam ujian masuk perguruan tinggi, bintang siaran langsung dan pewaris warisan budaya yang tak ternilai... Identitasnya terungkap dan ketika dia mulai muncul di pencarian teratas di kota, keluarga penjahat itu menjadi pucat. Anti-fans mengejek: Apa gunanya berpura-pura? Bukankah kamu hanya terus mengikuti kakakku setiap hari? Qiao Nian menjawab: Maaf tapi saya sudah punya pasangan. Kakak Sempurna: @Qiao Nian. Izinkan aku memperkenalkannya kepada semua orang. Ini adalah adikku. Kakek Kaya Raya: Cucu kesayanganku, kenapa kamu bekerja keras? Kalau kamu mau sepeda, kakek akan belikan untukmu! Orang kaya dan berpengaruh di Beijing menyebarkan rumor bahwa Master Wang menyembunyikan seorang istri di rumah mewahnya. Tidak peduli seberapa keras orang mencoba membujuknya, dia tak pernah membawanya keluar untuk bertemu orang lain. Jika ditanya, dia akan mengatakan kalimat yang sama. "Istri saya dari pedesaan dan dia pemalu." Itu sampai pada suatu hari ketika seseorang melihat Master Wang yang mulia dan dingin memegang pinggang ramping seorang gadis sambil bersembunyi di sudut dinding dan bergumam dengan mata merah. "Sayang, kapan kamu akan memberiku gelar?" [Anak perempuan palsu yang sebenarnya berasal dari keluarga kaya] + [Dua bos besar]

Brother Ling · Urban
Zu wenig Bewertungen
790 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beliebt
Neuest
nurulivanka
nurulivankaLv3

UNTERSTÜTZEN

D6taMeri_SajjaTinaagustianaPawangnya_Suga2000Dwi_SantiWintang_Dayinta
6 Top-Fans
Geschenk erhalten0