Gu Gaoting masuk ke apartemen Huo Weiwu. Ia merasa apartemen itu sangat kotor dan berantakan.
"Kau meremehkanku. Kau tidak takut saat terlalu fokus ada kecoak berjalan di tubuhmu?" Gadis ini tidak percaya kalau Gu Gaoting yang cinta kebersihan bisa menyukai Huo Weiwu yang hidup di dalam kamar yang berantakan ini.
"Kau juga tahu ada kecoak ya." Gu Gaoting melepaskan pinggang huo Weiwu dan mendorongnya ke ranjang.
Matanya menatap dalam-dalam. Jika Gu Gaoting baru saja merasa bahwa ruang tamu Huo Weiwu berantakan luar biasa, akan terasa berbeda saat melihat ranjang gadis ini yang lebih bersih.
Gu Gaoting membalikkan badan untuk melihat Huo Weiwu yang sedang melihatnya dengan penuh kemenangan berbaring di sofa.
"Kandang babimu ini benar-benar membuatku menyesal setelah melihatnya." Gu Gaoting mengatakannya dengan nada dingin.
'Kandang babi?' Ejekan Gu Gaoting kepada Huo Weiwu tersamar menjadi kandang anjing besar.
Huo Weiwu mengangkat senyumnya, namun matanya tidak menunjukan bahwa dia sedang senang. Ia pun mengambil sebuah apel lalu menimbang-nimbang apel itu di telapak tangan, "Kau mau makan apel?"
Gu Gaoting tidak menjawab, mata Huo Weiwu seakan-akan menyorot pandangan yang sengit, lalu melempar apel ke tubuh Gu Gaoting.
Saat apel itu akan mengenai Gu Gaoting, secara bersamaan, pria ini dengan mudahnya mengangkat tangan lalu menangkap apel itu. Alis Huo Weiwu berkerut memandang apel yang sudah berada dalam genggamannya.
Apel itu sepertinya sudah lama, terlihat dari permukaan kulitnya yang berkerut.
Kelihatannya Huo Weiwu bukanlah tandingan Gu Gaoting. Gadis ini seketika menjadi kesal terhadapnya, ia pun mengambil sebuah apel dan menggigitnya.
Gu Gaoting semakin mengerutkan alisnya nakal, "Apel ini masih bisa dimakan?"
"Kau keluar saja. Kandungan air di apel itu sudah menguap, jadi lebih manis." Jelas Huo Weiwu lalu menggigit lagi apelnya.
Melihat Huo Weiwu tampak kesal, Gu Gaoting menghampiri gadis ini. Sekejap kemudian, ia mengambil apel dari tangan wanita itu dan membuangnya ke tempat sampah "Huo Weiwu, bagaimanapun caramu menjalani hidup selama ini, itu adalah urusanmu. Tapi sekarang, kau harus bertanggung jawab kepadaku. Sebagai Nyonya Gu, kau tidak boleh makan sembarangan, tidak boleh makan makanan yang bernutrisi buruk."
Gu Gaoting langsung membuang semua apel yang ada di piring ke tempat sampah.
Huo Weiwu tertawa mencibir, ia meletakkan kakinya di meja teh sambil melipatkan kedua tangannya diatas perut. "Selama 25 tahun hidup seperti itu, aku baik-baik saja, bagaimana bisa mengikutimu? Aku saja hampir dimakan serigala, digigit ular dan nyonya Gumu ini harus bertanggung jawab atas dirimu. Kalau begitu, Tuan Gu tersayang, apakah kau harus bertanggung jawab atas Nyonya Gu?" Jawab Huo Weiwu dengan malas.
"Kau dimakan serigala? Kau digigit ular?" Tanya Gu Gaoting.
"Hampir." Jawab Huo Weiwu dengan nada tidak sabaran.
"Tunggu sampai kau benar-benar dimakan dan digigit, baru kau bisa protes padaku." Ucap Gu Gaoting dengan wajah dingin, wajahnya sungguh sedingin kulkas yang ia buka. Kulkas itu dipenuhi oleh bir dan mie instan. Ia pun menutup pintu kulkas dan menatap tajam Huo Weiwu. "Hari ini kau tidak usah tinggal di sini, pulanglah denganku."
"Maaf, aku tidak bisa tidur kalau bukan di kasur sendiri." Huo Weiwu dengan wajah malas menolak.
"Kalau begitu, pindahkan saja kasurmu ke rumahku." Gu Gaoting menaikan suaranya.
Huo Weiwu semakin kesal, ia pun berdiri, "Gu Gaoting, kau tidak usah berlebihan. Bahkan ada seorang lelaki miskin menganggap gubuknya lebih berharga daripada rumah besar yang terbuat dari emas dan perak. Pernahkah kau mendengar kalimat itu? Walaupun tempat tinggalku ini kotor, berantakan, selama itu membuatku nyaman, tak masalah."
"Dan itu hanya bisa bertahan sebelum menikah!" kata Gu Gaoting, ia pun mengambil ponsel dan menghubungi seseorang, "Sepuluh menit kemudian, bawakan dua orang untuk datang ke Long Yucheng, gedung 21, apartemen nomor 402 untuk bersih-bersih. Bawakan juga makanan dan buah-buahan segar." Perintah Gu Gaoting.
Gu Gaoting menutup telepon lalu memandang Huo Weiwu.
Mendengar Gu Gaoting mendatangkan orang untuk membersihkan apartemennya, Huo Weiwu ingin sekali menghentikan hal itu. Ia pun menduduki sofa dan memeluk bantal.
"Tidak masalah kan jika setelah kita menentukan tanggal yang baik, kita langsung menikah?" tanya Gu Gaoting dingin.
"Kita menikah sembunyi-sembunyi saja." Ujar Huo Weiwu dengan suara yang sangat berat.
Gu Gaoting merangkul tubuh Huo Weiwu yang berada di atas sofa. Ia menyelimuti wanita itu dengan dekapannya. Dengan mata dingin, ia menatap Huo Weiwu sambil bertanya, "Kenapa kau ingin menikah sembunyi-sembunyi? Apakah aku membuatmu malu, atau kau merasa ada kesempatan untuk cerai walaupun kau menerima lamaranku?"
"Aku tidak ingin jadi istri kelimamu yang mati dengan sebab yang tidak bisa dijelaskan."
Gu Gaoting seketika menundukkan kepala dan mencium bibir Huo Weiwu!