Meski sikapnya cukup dingin, Gu Gaoting benar-benar tulus mencintai Huo Weiwu. Ia bahkan mau meredakan amarahnya sebentar. Bahkan pria ini mengangkat Huo Weiwu dan menciumnya dengan nakal.
Gu Gaoting semakin erat mendekap Huo Weiwu dalam ciuman yang panas ini.
Huo Weiwu merasa kesal, namun tidak bisa mendorong tubuh besar Gu Gaoting. Ia pun hanya bisa menekan bahu Gu Gaoting tanpa bisa menjauhkan posisinya.
Tangan Gu Gaoting semakin mengeratkan pelukan, sedangkan tangan yang satunya menyentuh helaian rambut Huo Weiwu untuk menekan kepala belakang Huo Weiwu, memaksanya agar ciuman itu tak bisa lepas.
Huo Weiwu merasakan suhu tubuhnya semakin memanas. Tiba-tiba, Gu Gaoting melepaskan Huo Weiwu. Gadis ini seketika kaget, sampai harus memegang pinggang Gu Gaoting.
Punggung Huo Weiwu bersandar pada kasur yang empuk. Ia baru menyadari, dan tak tahu kapan ia dibawa Gu Gaoting ke kamar. Ciuman Gu Gaoting semakin memanas. Ia menciumi Huo Weiwu dari bibir sampai ke leher.
Lidah basah Gu Gaoting seolah-olah membawa mantra, meninggalkan jejak merah di permukaan kulit Huo Weiwu. Huo Weiwu sangat gugup. Jantungnya berdegup kencang sampai mengepalkan tangan.
Huo Weiwu tidak pernah sedekat ini dengan siapapun, kecuali dengan seseorang yang tidak ia ketahui, orang yang kala itu telah merenggut kesuciannya.
Bahkan dengan Wei Yankang pun tak pernah.
Gu Gaoting mengangkat rok Huo Weiwu, tanganya bersemangat menyentuh pinggul Huo Weiwu. Oleh sebab itu Huo Weiwu bergetar, ia langsung menyingkap roknya "Jangan begini!"
Gu Gaoting mengerutkan alis. Ia pun sekuat tenaga menarik rok Huo Weiwu sampai lepas. Setelah melempar rok itu ke samping, ia pun menatap tajam Huo Weiwu. Huo Weiwu memakai dalaman warna ungu. Meskipun tidak berombak, tapi terlihat sangat berisi. Bentuknya juga bagus, warna kulitnya seputih salju dan merah muda.
Pinggangnya sangat ramping, seramping ranting pohon dedalu. Sangat mempesona dan cukup menggairahkan jiwa Gu Gaoting.
Sebaliknya, Huo Weiwu merasa tidak nyaman dilihat oleh Gu Gaoting seperti itu. Ia langsung memeluk dadanya sendiri.
"Kamu tidak mau memperlihatkannya padaku?" Tanya Gu Gaoting dengan anggapan biasa-biasa saja.
"Menstruasiku belum selesai." Huo Weiwu mengerutkan alis.
Gu Gaoting mencengkram pergelangan tangan Huo Weiwu. Ia menekan kepala wanita itu dengan kepalanya, sambil menatap, "Kau juga tahu kalau menstruasimu belum selesai? Saat kau melompat ke kolam, kenapa kau tidak memikirkan menstruasimu?"
"Saat aku melompat, tiba-tiba saja keluar." Huo Weiwu membalas dengan bandel.
"Kau tahu pengetahuan umum tentang apa yang tidak boleh dilakukan saat menstruasi datang, termasuk tidak berenang di kolam kan? Kau sekarang bukanlah Huo Weiwu yang bisa bertindak sembrono. Kau sekarang adalah Nyonya Gu, kau harus bertanggung jawab atas perilakumu kepadaku." Gu Gaoting memperingatkan.
Mendengar itu, Huo Weiwu menahan keinginannya untuk melirikkan bola matanya kepada Gu Gaoting. Jika saja pria ini tidak mendadak datang, Huo Weiwu tidak akan melompat ke kolam.
Bahkan jika menikah dengan Gu Gaoting, Huo Weiwu masih bisa bebas. Atas dasar apa dia tidak punya waktu luang? Apa harus mendengarkan Gu Gaoting saja?
Gu Gaoting menggenggam kekuatan hidup dan mati Yan zi, dan Huo Weiwu sanggup menghentikannya sejenak.
"Tuan Gu, aku sekarang kedinginan. Supaya tidak demam, bisakah kau membiarkanku ganti baju?" Pinta Huo Weiwu dengan sedikit kebingungan.
Gu Gaoting melepas jas yang ia kenakan untuk dibalutkan pada tubuh Huo Weiwu.
"Rokmu basah, bagaimana kau memakainya? Pakai punyaku saja." Gu Gaoting memaksa, membuat Huo Weiwu tidak bisa menolak. Pria ini langsung melepas dua kancing kemejanya, lalu melepasnya seperti melepas baju hangat. Kemudian memberikan kemeja itu pada Huo Weiwu.
Huo Weiwu otomatis melihat bagian tubuh atas Gu Gaoting yang berotot itu. Tubuh itu benar-benar masih bagus.
"Kau memberikan semua bajumu padaku, lalu kau pakai apa?" Huo Weiwu bertanya heran.
"Di pesawat sudah disediakan banyak baju untukku." Jawab Gu Gaoting sambil berdiri dan angkuh.
Huo Weiwu hanya terdiam setelah pertanyaannya bisa dijawab.
"Tidakkah kau merasa harusnya memberiku baju kering?" Tanya Huo Weiwu lagi.
"Baju itu kotor?" Gu Gaoting menarik kedua sudut bibirnya, pandangannya memancarkan hawa dingin dan lanjut berkata, "Kotor juga karena kupakai." Gu Gaoting pun berjalan menuju pintu.
Huo Weiwu khawatir Gu Gaoting akan membuka pintu. Huo Weiwu pun terlihat oleh Letnan Shang saat sedang memakai jas Gu Gaoting lalu menunduk dan mencium aroma jas itu.
Aromanya perpaduan antara wangi parfum dengan aroma lelaki maskulin. Terlalu kuat, namun tidak sedap.
Gu Gaoting menoleh. Mengetahui Huo Weiwu sedang mencium aroma jasnya, ia meregangkan wajah, "Lepas bramu."
Huo Weiwu seketika tercengang mendengar permintaannya.