Ternyata Gu Gaoting datang ke apartemen Huo Weiwu untuk memberikan sepasang anting. Namun karena ia marah, sepasang anting itu dibuang ke lantai.
Huo Weiwu melihat anting-antingnya yang tergeletak di lantai, yaitu anting-anting peninggalan ibunya.
Tanpa sadar, ia pun memegang pucuk daun telinganya. Benda itu benar anting-anting miliknya. Huo Weiwu berjongkok mengambil anting-anting itu.
Dengan Kejam, Gu Gaoting langsung menginjaknya. Huo Weiwu merasa bila bukan sekedar anting-anting yang diinjak Gu Gaoting, melainkan itu adalah salah satu harga dirinya, hatinya pun terasa sangat sakit.
"Gu Gaoting, singkirkan kakimu dari anting-anting itu." Teriak Huo Weiwu dengan suara serak.
Gu Gaoting memandang Huo Weiwu dari atas, lalu mengangkat dagunya. Matanya menyala seperti obor, "Aku tidak ada waktu untuk menghabisinya denganmu. Memberimu kebebasan malah membuatku membuang-buang energi untuk mengawasimu. Aku semakin tidak tertarik dengan permainanmu. Kalau kau ingin naik di dua perahu, satu perahu akan ku hancurkan. Sikat gigimu. Sikat 100 kali, setiap tiga menit dihitung satu kali. Letnan Shang, masuklah."
Letnan Shang membuka pintu, lalu menunduk.
"Awasi dia sampai selesai. Kalau belum selesai, tidak boleh makan." Perintah Gu Gaoting, kemudian ia melangkah pergi dengan emosi yang tidak tertahankan.
Huo Weiwu melihat anting-antingnya yang telah berubah bentuk akibat injakan Gu Gaoting, sama seperti dirinya yang juga terinjak sekarang ini.
Padahal anting-anting itu, satu-satunya peninggalan ibunya. Sembari mengambil anting-anting itu, sakit hatinya juga tidak tertahankan lagi.
Huo Weiwu mendekap anting-anting itu di jantungnya. Seketika rasa tertekan dan gelisah menyatu menjadi tembok yang sulit ditembus oleh sinar harapan.
Huo Weiwu hanya bisa mendekap erat anting-anting itu. Bukannya rasa nyaman seperti biasa, itu malah menjadi seperti duri yang tajam menancap ke lubuk hatinya.
"Nyonya, hari ini komandan seharusnya menghadiri acara penghargaan yang penting. Tapi karena dia mengambil anting-anting Nyonya, dia kembali lagi ke vila. Dia tidak mengawasimu. Tadi dia datang hanya untuk memberikan anting-anting itu padamu. Anda telah bersikap tidak adil dengan komandan. Komandan sangat marah. Selain itu, tidak ada pria yang tahan melihat kekasihnya mencium pria lain, walaupun hanya sebuah ciuman perpisahan. Apalagi, komandan adalah orang yang berkedudukan tinggi." Letnan Shang mengatakannya dengan sakit hati.
Huo Weiwu menahan gigi taringnya untuk menggigit bibir supaya tidak ada air mata yang keluar.
Semua orang bilang Huo Weiwu yang salah! Apa benar ia salah?
Padahal Wei Yankang lah yang datang kemari atas kemauannya sendiri. Huo Weiwu pun juga telah menolaknya mentah-mentah. Wei Yankang lah yang menciumnya dengan paksa, gadis ini pun tidak bisa menghindar. Semua orang marah, merasa disakiti, merasa sedih.
Tapi, tidak ada yang membantunya, tidak ada yang percaya padanya. Selain menahan diri, ia hanya bisa menolong diri sendiri dari penghinaan ini.
Huo weiwu berdiri untuk meletakkan anting-antingnya ke dalam kotak perhiasannya, lalu melempar kotak itu ke atas sofa.
"Sikat gigi 100 kali, tiga menit terhitung satu kali, kan? Ayo kita mulai." Ujar Huo Weiwu dengan suara dingin. Ia masuk ke kamar mandi mengambil pasta gigi, sikat gigi dan segelas air. Semua ia lakukan tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.
Ia pun menatap dirinya di cermin. Matanya memerah, ia semakin marah dengan dirinya sendiri. Kenapa dirinya begitu tidak berguna? Ia telah disakiti Wei Yankang, disakiti Gu Qiaoxue, dan juga disakiti Gu Gaoting.
Semua tidak boleh melakukan ini dan semua tidak bisa dilakukan itu. Jelas-jelas ia tidak bersalah, tapi masih dihina dan dihukum. Huo Weiwu menyikat giginya. Semakin berat dan semakin cepat.
"Tiga menit, terhitung satu kali." Sahut Letnan Shang dengan suaranya yang dingin.
Huo Weiwu berhenti sebentar, meminum air, berkumur, lalu menyikat giginnya lagi setelah mengeluarkan air kumuran.
Dua kali, tiga kali... sepuluh kali.
Sejak awal Letnan Shang merasa marah kepada Huo Weiwu karena sudah tidak adil pada Gu Gaoting. Ia juga ingin menghukum Huo Weiwu. Akan tetapi, ia melihat Huo Weiwu menyikat giginya dengan berat dan cepat. Ia mulai khawatir.
"tiga menit habis, sudah sebelas kali." Hitung Letnan Shang
Huo Weiwu mengeluarkan air kumuran dan terdapat darah di dalamnya. Dia sepertinya tidak menyadarinya, lalu melanjutkan menyikat giginya.
Darah yang dikeluarkan semakin banyak, semakin pekat.
Saat kedua puluh kalinya, Letnan Shang melihat air yang dimuntahkan penuh dengan darah. Ia tidak tega, lalu memerintah, "Istirahatlah sebentar, lalu menyikat lagi. Anda sudah menyikat gigi selama satu jam."
"Lanjut." Ucap Huo Weiwu tanpa ekspresi, memencet pasta gigi, lalu menyikat giginya lagi.
Letnan Shang mencegah tangannya, "Anda boleh istirahat."
"Aku bilang lanjut, kau tidak dengar?" Huo Weiwu menaikan nada bicaranya lalu menyingkirkan tangan Letnan Shang agar bisa melanjutkan menyikat gigi.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.