webnovel

Kabur dan Kembali Ditangkap

Redakteur: Wave Literature

Banyak orang yang berlalu-lalang di bandara. 

Gu Shinian begitu khawatir hingga merasa sangat takut. Dia mengamati sekelilingnya dan dia baru bisa merasa lega setelah memastikan kalau tidak ada orang yang mengikutinya. 

Selama dia tidak berada di kota ini, dia baru merasa bebas. Qin Muchen juga akan jauh lebih aman. Namun, sebenarnya Gu Shinian merasa sangat berat untuk meninggalkan kota ini, karena di antara sekian banyak kota di Cina, Gu Shinian paling menyukai Kota X ini. Karena di kota inilah orang yang dia cintai berada. 

"Mulai saat ini, perasaannya terhadap Qin Muchen akan dia simpan di dalam hatinya. Cukup dia sendiri yang mengetahuinya."

Dia mencoba menghibur dirinya sendiri. Tidak lama kemudian, terdengar peringatan untuk melakukan cek-in. Gu Shinian menenteng kopernya dan perlahan berjalan ke arah pintu masuk. 

Selamat tinggal, Qin Muchen.

Dia memperlihatkan kartu identitas dan tiketnya ke pramugari. Setelah dicek, dia bisa masuk.

Gu Shinian baru saja dia hendak melangkah maju, tiba-tiba, beberapa mobil sport kelas dunia dengan cepat masuk ke dalam bandara.

Kerumunan orang menghindar dan berteriak ketakutan. Bandara itu pun kacau-balau dibuatnya. Mata Gu Shinian melebar, dan mobil-mobil sport berhenti dengan angkuhnya.

Kurang lebih ada 12 pria berpakaian hitam. Mereka memandang ke arah Gu Shinian dan berjalan langsung ke arahnya. 

Gu Shinian sepertinya telah mencurigai ada yang tidak beres. Matanya terbuka lebar-lebar, dan dia segera berlari ke dalam pesawat setelah pengecekan kartu identitas dan tiketnya. Namun, kecepatan larinya masih kalah cepat dibandingan para pengawal terlatih itu.

"Lepaskan aku!"

Gu Shinian tertangkap dan dia berteriak minta tolong. Mulutnya ditutup, dan tanpa berbicara sedikit pun, orang-orang itu memaksa Gu Shinian masuk ke dalam mobil sport. Mereka tidak memberikan kesempatan kepada Gu Shinian untuk bereaksi dan mereka langsung pergi. Gu Shinian tidak menyerah. Dia berusaha agar dapat keluar dari mobil. 

Pengawal itu tidak tahan dengan sikap Gu Shinian, kemudian pengawal itu berbicara dengan dingin, "Tuan Mu sangat marah hari ini. Nona Gu, jaga dirimu baik-baik."

Gu Shinian tertegun.

"Aku tidak ingin kembali," Dia menggertakkan giginya dan berkata dengan tegas.

Pengawal itu hanya mendengarkan perkataan Gu Shinian. Setelah mendengarkan, ia mengatakan yang sebenarnya dengan tulus, "Ini perintah Tuan Mu."

Yang paling Gu Shinian takutkan adalah dia tidak akan pernah bisa menghilang dari hidup Qin Muchen selamanya. Gu Shinian tetap mencoba tenang dan tidak menyerah, "Aku adalah Gu Shinian."

 "Aku yang waktu itu menyakiti Tuan Mu, apakah kalian lupa?."

"Ditambah lagi, temperamenku tidaklah baik. Apakah kalian tidak mengetahuinya?"

"Bukankah mungkin saja aku datang kembali kali ini untuk menjebak Qin Muchen?"

"Jika kalian tidak membiarkanku pergi, itu sama saja dengan membiarkan harimau kembali."

Agar bisa lepas dari para pengawal itu, Gu Shinian telah melakukan segalanya.

"Lagipula, aku memiliki temperamen yang buruk dan banyak makan. Aku sering memprovokasi agar Tuan Mu marah. Jika aku seperti ini, mengapa kalian tidak membiarkan aku pergi saja?"

Pengawal itu tidak bergeming.

Setelah merenungkan perkataan Gu Shinian, seorang pengawal menjawabnya, "Jika kau mengkhianati Tuan Mu lagi, kami hanya dapat meminta maaf atas kematianmu, tetapi kami tidak dapat mengubah apa yang diputuskan oleh Tuan Mu. Karena itu, Nona Gu, mohon kerjasamanya."

Bisakah dia bekerja sama?

Gu Shinian ketakutan.

Mobil itu terus melaju menuju rumah Keluarga Qin.

Mereka sudah semakin dekat ke tempat tujuan. Gu Shinian semakin takut. Akhirnya, mereka pun tiba di kediaman Keluarga Qin. Mobil berhenti, dan Gu Shinian keluar dari mobil dengan tegang. Sambil memandangi rumah itu, hatinya begitu merana. 

"Nona Gu, silahkan masuk."

"..."

Hingga hari ini, Gu Shinian tidak bisa melakukan apa pu. Kediaman Keluarga Qin hari ini diselimuti dengan suasana yang menegangkan. Gu Shinian menggigit bibirnya dan mencoba melangkah maju. 

Di kamar tidur, yang pintunya sudah setengah terbuka. 

Begitu Gu Shinian akan mengetuk pintunya, pergelangannya ditarik oleh seseorang dengan begitu kencang.