Su Mo berkata dalam hat, 'Dia tidak perlu bicara begitu berlebihan kan?!'
"Kalau tangannya bengkak itu bukankah itu juga termasuk terluka?" Qin Muchen memicingkan matanya.
Su Mo mengumpat dalam hati, 'Kamu hebat, kamu menang lagi.'
"Tidak, tidak apa-apa… Sangat, sangat parah, lukanya sangat parah."
Qin Muchen berhenti melihat ke arah Su Mo lalu ia kembali melanjutkan apa yang sedang ia lakukan.
Su Mo yang melihat itu tertegun, "Yang benar saja? Qin Muchen, kamu bisa memasak? Selain itu, kemampuanmu terlihat cukup hebat. Kamu dengan identitasmu itu, bisa memasak? Laki-laki yang begitu sempurna, apa kamu tidak takut akan tersambar petir?"
Qin Muchen melihat ke arah Su Mo dengan sorot mata aneh.
"Apa kamu tidak akan menikah?"
"... Mana mungkin, tentu saja aku akan menikah."
"Jika begitu maka cepat atau lambat kamu akan belajar memasak." Qin Muchen melihat ke arah Su Mo dengan raut wajah penuh pengalaman.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com