webnovel

Bab 1

"Cekrekk.. Cekrek.." 

 

Suara kamera yang mengisi seluruh ruangan. Tampak seseorang aktor yang tampan, tinggi, serta berbadan atletis sedang memasuki ruangan. David Kim aktor papan atas yang sedang naik daun saat ini. Mulai dari model, bernyanyi, dan akting segalanya dikuasai oleh wajah tampan David. 

 

Seperti biasa David mengadakan Fanmeeting, seluruh tiket habis terjual, dalam satu ruangan itu dipenuhi seribu orang penggemarnya David. Para fansitenya David semuanya berjejer dibarisan depan, fansitenya pun semua tidak ada yang memiliki visual yang buruk. Semuanya cantik-cantik, memiliki tubuh proposional dan kaya raya. Mereka mampu menghabiskan uang-uang mereka dan kekuasaan mereka hanya untuk mengikuti David kemanapun dia berada. 

 

"Pagi yang melelahkan, namun demi keprofesionalanku sebagai aktor ternama aku tidak boleh seperti itu," gumam David. David melambaikan tangannya kepada kamera para fansite yang sedang memfotonya. Matanya tertuju pada salah satu fansite terbesarnya David ialah Kimberly. Fansite yang lain iri terhadap Kimberly karena mendapatkan respon khusus dari David. Jelas saja, Kimberly sangat cantik dan memiliki senyuman manis serta orang tua dia sangat kaya raya, orang tuanya konglomerat di negara Amerika. 

 

David membalas lambaian tangan Kimberly dengan senyuman manis. Kimberly dengan cepatnya memfoto David pada saat dia melambaikan tangannya kekamera dan tersenyum manis. "Aku pikir dia tidak menghadiri acara ini, ternyata dia ada dipojokan. Dia sangat cantik! Senyumannya sangat manis dan membuatku terbayang-bayang wajahnya dalam pikiranku. Aku belum begitu mengenalnya! Andai saja dia bukan penggemarku, dan andai saja aku bukan seorang aktor. Tapi ini takdir yang menemukan kami seperti ini," lamunannya David. 

 

**

 

Setelah acara itu selesai, David pergi meninggalkan ruangan. Ia melanjutkan pekerjaannya, menuju ke tempat photoshoot. Seperti itulah resiko menjadi seorang bintang, namun David tidak pernah pantang menyerah. Dia selalu bersemangat menjalankan pekerjaannya.

 

"Hai David!" panggil Diana. "Hai juga Diana!" sahut David. Diana juga artis papan atas juga, para aktor berebut mengincar perhatian dan cinta dari Diana namun tidak untuk David. Diana artis yang sangat cantik, siapa yang tidak terpesona akan kecantikannya.

 

Setelah melakukan photoshoot berdua, Diana segera mengambil tissue dan mengelap keringat di kening David. David segera menangkis tangannya Diana sebelum dia menyentuhnya, "Tidak perlu Diana, aku bisa sendiri. Lagipula penata riasku bisa melakukannya untukku," tegas David. Tampak wajah Diana merah seakan menahan malu dan marah karena David menolaknya. Tidak pernah ada yang berani menolak Diana, hanya David lah yang berani melakukannya. "Sialan! Tidak ada yang pernah menolakku, cuma kamu David. Tunggu saja, aku akan melakukan apapun agar bisa mendapatkan cinta dan perhatian darimu. Lihat saja nanti!" gumam Diana dalam hatinya. 

 

Photoshoot mereka selesai, hanya sampai pukul 5 sore. "David, apakah kamu ada urusan lagi setelah pulang dari sini?" tanya Diana. "Aku masih harus ketempat syuting. Kenapa?" jawab David. "Oh tidak! Jika tidak ada urusan lagi, aku ingin mengajakmu makan malam. Tapi kamu masih harus bekerja, kalau gitu sampai jumpa besok David" jelas Diana. Lagi-lagi David menolak ajakan Diana, Diana tampak marah dan dia segera meninggalkan tempat photoshoot tersebut sebelum David meninggalkan tempat tersebut. 

 

David menaikkan ujung bibirnya sedikit dan berkekeh. "Mau sampai seribu kali kau menggodaku, aku tidak akan tertarik padamu Diana, bahkan artis-artis yang lain lebih darimu pun juga aku sangat tidak tertarik!" lalu David mengambil barang-barangnya dan bersiap-siap meninggalkan tempat tersebut.

 

**

 

Kimberly membuang tasnya ke sofa lalu merebahkan dirinya di sofa tersebut, "Lelahnya hari ini! Ngomong-ngomong David lagi apa ya?" sambil mengeluarkan ponsel dari tasnya untuk melihat jadwal David. "Dia masih ada syuting film lagi. Apakah dia tidak lelah seharian kerja terus? Aku harap dia bisa beristirahat lebih banyak," gerutu Kimberly. Tidak lama telefon Kim berbunyi, dia melihatnya sejenak dan membuat raut muka dengan penuh kejengkelan, "Ya, Halo Ma?" jawabnya singkat. "Kamu dirumah? Atau sedang menguntit pacar khayalanmu itu?" Dengan penuh emosi Kim menjawab pertanyaan Mamanya dengan nada santai, "Tidak aku sedang dirumah, ada apa meneleponku? Jika tidak ada yang perlu diucap aku matikan teleponnya ya Ma, daripada kita ribut terus." "Kamu benar-benar tidak tahu diri ya Kim! Kamu anak tunggal Papamu tapi kamu benar-benar tidak bisa diharapkan! Kamu hanya bisa menghabiskan uang dan menghambur-hamburkan uangmu demi pacar khayalan kamu itu. Memangnya dia siapa sampai-sampai kamu tidak mau melanjutkan usaha Papamu ini! Cepat pulang kesini dan belajar cara berbisnis! Mama sudah carikan pasangan yang layak untukmu." bentak Mamanya Kim. "Aku tidak pernah meminta uangmu untuk bersenang-senang! Jadi tidak perlu mengaturku! Itu uang Papaku, dia yang memberinya. Bukan kamu Ma!  Wajar saja jika seorang Papa memberi uang kepada anaknya untuk kebutuhan hidup. Kamu takut uang Papaku habis? Atau punyamu berkurang karena Papa lebih banyak memberiku? Aku tidak mau dijodoh-jodohkan. Aku bisa mencari sendiri pasangan hidupku!" jawab Kimberly kesal. "Benar-benar anak kur..." belum selesai pembicaraan mamanya, Kimberly sudah mematikan teleponnya. 

 

Kimberly sangat keras kepala, dia bahkan belum bisa menerima ibu tirinya tersebut. Setelah 10 tahun lamanya, Kim selalu tinggal sendirian di rumah dengan asisten rumah tangga. Ia hanya mendapatkan kasih sayang dari asisten rumah tangganya tersebut. Ibu tiri dan ayahnya hanya berfokus sibuk mencari uang, sampai-sampai Kim tidak pernah merasakan bagaimana mendapat kasih sayang dari orang tua. Bahkan ibu kandungnya sendiri tidak mempedulikannya. 

 

Keluarga berada tapi kurang mendapat kasih sayang dari orang tua, 'Hampa'hanya itu yang dirasakan oleh Kimberly. Masalah dalam keluarganya begitu berat, bahkan Kimberly hampir saja mengakhiri hidupnya pada saat ayah dan ibunya bercerai.

 

'Hufft~ untuk apa dia meneleponku hanya untuk menceramahiku? Urus saja urusan dia, Papa juga tidak pernah melarangku. Kenapa dia yang mengatur tentang hidupku?' gerutu Kim. Kim beranjak dari tempat duduknya menuju kolam renang. Dia langsung melepas pakaiannya dan hanya memakai dalaman saja. "Hmmm.. Berendam membuat penatku hilang, sepertinya aku harus menghubungi Tania dulu," Kim mengambil handphonenya yang ia taruh di kursi yang di dekatkan ke kolam. Tidak lama Tania mengangkatnya "Halo Tania.." "Iya kenapa Kim?" jawab Tania. "Nanti pergi makan malam yuk! Kamu mau kan?" tanya Kim. "Tentu saja aku mau, aku juga belum makan nih, habis ke acara Fanmeetingnya Mike," jawab Tania. "Wahh! Kenapa bisa barengan gitu aku juga baru pulang nih dari acara fanmeetingnya David. Kalau gitu nanti aku jemput ya. Kamu siap-siap, sebentar lagi aku kesana. Oke?" ajak Kim. "Yuk Kim, boleh Kim. Aku siap-siap dulu ya. Bye~" jawab Tania. "Bye~ see you," lalu Kim dan Tania mengakhiri percakapannya. 

 

Kimberly naik dari kolam dan mengambil handuk yang sudah disiapkan dibangku oleh asisten rumah tangga Kim, lalu ia bergegas masuk ke kamar untuk bersiap-siap.