Melihat Alena terancam, pangeran Thalal langsung berdiri setelah menidurkan Cynthia. Ia tidak bisa mengandalkan Amar yang terus menerus memeluk mayat istrinya sambil menangis. Dan Ia juga takut kalau kakaknya akan melakukan suatu tindakan yang akan mencelakakan Alena. Pangeran Thalal tahu persis kalau otak kakaknya sering hilang kendali kalau sudah dihadapkan dengan persoalan Alena.
"Imran.. tolong tahan senjatamu. Aku mohon. Aku bersedia menjadi gantinya untuk kau sandera. Lepaskan Kakak iparku. Bukankah Kau ingin senjata, kau hanya ingin senjata. Akan Aku perintahkan sekarang juga pilot pesawat militer untuk mendarat dimanapun Kau mau.
Jangan sampai kau membunuh Kakak iparku. Kau harus ingat Kakakku Nizam akan menjadi gila kalau sampai kehilangan Kakak putri Alena. Dan kalau Kakakku menjadi gila, kau sama sekali tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan " Pangeran Thalal mengangkat tangannya dan mencoba mendekati Imran.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com