Melihat muka Pangeran Abbash yang tampak kesal dan geram dan tebakannya yang salah, Lila jadi tertawa kecil. Ia tidak mengira kalau Pangeran Abbash bersedih karena Ia malah ditunjuk jadi Pangeran Putra Mahkota. Ia pikir Pangeran Abbash bersedih karena kakaknya di asingkan ke pulau terpencil.
"Mengapa Kau malah tertawa ?" Kata Pangeran Abbash sambil mencolek pipi ranum di depannya itu. Ia sangat suka melihat wajah Lila yang begitu cerah, dia semakin mirip dengan Putri Alena tetapi kemiripannya sekarang tidak membuat Pangeran Abbash mencintai Lila. Pangeran Abbash mencintai Lila sepenuh hati dan segenap jiwanya.
"Kau tahu Yang Mulia ? Ketika suamiku Edward mati terbunuh oleh orang – orang suruhan kakakmu. Aku begitu dendam dan ingin membalas perbuatannya dengan tanganku sendiri. Bahkan Aku sampai memohon kepada Yang Mulia Nizam untuk tidak membunuhnya. Karena Aku ingin membalasnya sendiri." Kata Lila kepada suaminya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com