Ririn adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Anak tengah seharusnya mendapatkan perlakuan spesial dalam keluarga. Tapi ini malah terjadi sebaliknya. Hanya adiknya, Angga yang selalu membelanya. Tidak berhenti sampai disitu, di sekolahnya Ririn selalu saja dibully. Ia dikucilkan karena dianggap sangat cupu, hanya seseorang yang mau berteman dengannya. Tidak bertahan lama pertengkaran pun terjadi. Saat ia berada ditengah tengah pertengkaran itu, ujian terberat pun datang menghampirinya. Dari sanalah sebuah rahasia lama terbongkar dan Ririn harus memilih antara kebahagiaan dan cinta. ***
"Pak, saya mohon jangan pecat saya."
Seorang karyawan yang baru saja dipecat terlihat sedang memohon mohon sambil berlutut
dihadapan sang atasan. Seolah olah tidak melihat, sang atasan malah asyik memperhatikan
berkas berkas yang ada dihadapannya.
BRAK.
Pintu pun terbuka dengan kasar dari luar, membuat keduanya melihat kearah pintu yang terbuka.
Pak Somat supir sang atasan, Danuarta Pradjaya berjalan dengan ngan terburu buru kearahnya.
"Lho, Pak Somat ada apa kemari?"
"Maaf Tuan, saya punya berita penting."
"Berita apa?"
"Nyonya Tuan. Nyonya sekarang sedang melahirkan di rumah sakit Cahaya."
Begitu Danuarta mendengar berita itu ia langsung bangkit dari duduknya.
"Apa?! Saya harus segera kesana sekarang."
Saat ia melewati Dimas si karyawan yang dipecat itu, ia merasa tanggannya tertahan oleh sesuatu
jadi ia pun menoleh.
"Lalu saya bagaimana, Pak?"
"Kamukan sudah saya pecat, keluar kamu."
"T-tapi Pak..."
Terlambat, Pak Danuarta bersama supirnya telah keluar dari ruangan itu.
'Argh... Gara gara anak itu lahir aku jadi dipecat oleh atasanku.'
Tiba - tiba sebuah ide jahat menghampiri otak Dimas.
"Kamu ingin menyiksa Keluargaku? Tidak akan aku biarkan. Kita lihat siapa yang akan lebih
tersiksa, kamu ataukah aku?"
***