webnovel

Seorang Pemalas Tidak Berhak untuk Mengeluh

Redakteur: Atlas Studios

Jika Ye Wan Wan ingin pihak sekolah membatalkan keputusan untuk mengeluarkan dia, ujian kali ini merupakan hal yang sangat penting.

Meskipun sedikit terburu-buru dengan satu minggu yang tersisa untuk belajar, namun durasi segitu cukup baginya.

Ye Wan Wan menghentikan lamunannya dan segera mulai belajar dengan sungguh-sungguh

Pemuda yang sedang berbaring di atas meja di sebelahnya terbangun oleh suara orang membalik-balik halaman buku, mengerutkan alisnya dan menengok ke sampingnya.

Sesaat dia mengangkat kepalanya, matanya tertuju kepada Ye Wan Wan yang sedang membaca.

Gadis ini… memutuskan untuk berubah setelah disakiti?

Dia masih memikirkan hal tersebut sampai dia menyadari apa yang sedang Ye Wan Wan lakukan. Ekspresi wajah pemuda itu berubah muram.

Ye Wan Wan membalik-balikkan halaman buku lebih cepat dari mencari masalah di kelas.

Bagaimana dia membacanya?

Tapi kalau dia tidak sedang membaca, lalu apa yang sedang dia lakukan? Apa dia sedang merasa bosan saja jadi membalik-balikkan halaman buku hanya untuk iseng?

"Berisik." Wajah tampan pemuda tersebut dipenuhi kejengkelan.

Ekspresi Ye Wan Wan berubah sedikit kesal, Huh, si kurang ajar ini masih saja bertingkah!

Percaya atau tidak, aku akan gunakan senioritasku untuk menindasmu!

Berdasarkan senioritas, seharusnya dia dengan hormat memanggilku bibi ke 9!

Dulu, Ye Wan Wan baru mengetahui belakangan bahwa yang menjadi idola di Qing He adalah keponakan Si Ye Han.

Ye Wan Wan mengangkat alisnya, "Oh aku berisik? Jika kamu memang cerdas maka lakukan ujian dengan baik lalu pindah ke depan! Yang lemah akan selalu dimangsa oleh yang kuat dan yang terkuat akan lebih dihormati. Pemalas tidak mempunyai hak untuk mengeluh!"

"…" Pemuda tersebut tercengang setelah diomeli.

Apakah dia baru saja diejek oleh murid yang paling jelek di sekolah?

Oh, baiklah.

Untuk ujian kali ini, dia akan membuat Ye Wan Wan tahu dengan pasti apa arti yang lemah akan dimangsa oleh yang kuat!

Hari terasa berlalu dengan cepat ketika bel sekolah berbunyi.

Tidak mengikuti pelajaran di kelas terasa menyenangkan saat belajar terasa seperti sedang berada di krematorium.

Sepanjang hari, Ye Wan Wan melihat orang-orang dengan pandangan yang kabur, dengan kata-kata yang melayang dalam lamunannya.

Di minggu berikutnya, tidak akan ada kelas, jadi semua orang dapat belajar dengan fokus untuk ujian yang akan datang.

Sekolah Qing He menggunakan sistem belajar terpadu--kecuali untuk keadaan tertentu, setiap murid diharuskan untuk menetap dalam area sekolah.

Sepulang sekolah, para murid menuju kamar masing-masing. Ye Wan Wan membawa barang bawaannya dan mengikuti rombongan untuk menuju ke gedung tempat mereka akan tinggal.

Tiap asrama ditempati oleh empat orang. Akan tetapi, tidak bergabung bersamanya, sehingga dia mendapatkan satu kamar untuk dirinya sendiri.

Lagi pula, tidak seorang pun mengetahui hubungannya dengan Si Ye Han. Jadi pada kenyataannya, tinggal sendirian merupakan hal yang tepat untuknya.

Tangan cantik dan lembutnya secara perlahan membuka pintu dan tercium aroma yang sudah tidak asing untuknya.

Ruangan tersebut tidaklah besar namun cukup untuknya. Dibandingkan dengan kebun Jin yang sangat megah, kamar ini memberikannya rasa man.

Selain itu, Qing He selalu didanai oleh pengusaha bisnis kaya raya dan rekanan sekolah, jadi kondisi asrama itu cukup baik. Selain pendingin ruangan, setiap kamar juga memiliki kamar mandi masing-masing.

Ye Wan Wan menaruh barang bawaannya dan merapikannya.

Setelah selesai, baru saja dia hendak duduk dan memulai belajar, hingga terdengar ketukan pintu yang mengganggunya.

Ketika dia membuka pintunya, Shen Meng Qi telah berdiri di sana dengan mengenakan gaun renda berwarna merah muda.

Air matanya mulai mengalir saat itu melihat Ye Wan Wan, "Wan Wan! Akhirnya kamu ke sekolah! aku sangat khawatir! aku senang kamu baik-baik saja!" Melihat kekhawatiran Shen Meng Qi yang berlebihan, Ye Wan Wan tidak dapat menahan rasa haru. Dengan penampilan dari kemampuan aktingnya itu, tidaklah sulit untuk mengubah haluan Shen Meng Qi ke dalam bisnis hiburan.

Ye Wan Wan duduk di depan mejanya, tidak suka karena merasa terganggu, "Ada masalah apa? Apa pun itu, tolong datang saja seminggu lagi, aku tidak punya waktu sekarang."

Shen Meng Qi mengira bahwa Ye Wan Wan habis bertengkar dengan Gu Yue Ze dan suasana hatinya sedang tidak baik dan kesal, "Kurasa Mr. Gu salah paham mengenai hubunganmu dengan Si Ye Han, tapi dia amat mencintaimu dan memiliki tanggung jawab yang besar. Kamu masih berada di hatinya--jika tidak, tidak mungkin dia membantumu! Selama kamu mengejarnya dan menjelaskan kesalahpahaman itu padanya, semuanya akan baik-baik saja!"

Ye Wan Wan tidak mempunyai waktu untuk menghibur aktris ini dan sudah terlanjur asyik dengan bukunya saat ini.

Shen Meng Qi memperhatikan Ye Wan Wan tidak berhentinya membalik-balik halaman bukunya dengan kasar dan menerka bahwa dia sedang merasa tidak tenang dan memutuskan untuk berhenti meyakinkannya.

"Baiklah Wan Wan, aku pergi dulu berhubung waktu ujian akan tiba dan aku harus belajar. Ayahku berjanji akan memberikan telepon genggam baru jika aku bertahan di peringkat tiga besar di kelas. Temui aku bila kamu punya masalah!"

"Ok." Ye Wan Wan bahkan tidak memalingkan wajahnya.

Shen Meng Qi mengerutkan keningnya sedikit, tidak terpengaruh dengan sikap dingin Ye Wan Wan.

Sesaat dia baru saja ingin pergi, dia sekilas melihat kertas yang dihias indah--surat cinta.