webnovel

Membuang Gengsi

Rumah sakit Cipta Husada dimana Satrio dirawat, kecelakaan itu terjadi begitu cepat sampai yang mengalaminya sendiri masih trauma belum bisa berkata apa-apa. Narti dan Darman sudah semalam menginap di rumah sakit tersebut, mereka berdua sangat menghawatirkan Satrio.

"Buka mulutmu, Rio!!" pinta Narti yang sudah menyuapkan makanan di depan mulut Satrio, tapi anaknya tidak ada hasrat untuk makan. Dia pun menaruh kembali sendok ke dalam piringnya, "Makanlah walau hanya sedikit, biar kamu cepat sembuh. Sekarang Aa ...,"

Tetap saja Satrio tidak bergeming, dia memandangi kaki yang sangat berat sekali digerakkan, diperban sampai digantung agar dalam keadaan lurus.

"Buk, apa Satrio hanya berjalan menggunakan satu kaki saja. Rio nggak mau Bu ... Rio nggak mau menjadi pincang. Hu hu hu," Satrio yang akhirnya bersuara, menangis tersedu-sedu seraya berontak ingin melepas kaitan yang menggantung kakinya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com