Sampai sambungan telepon Qonin terputus dengan sendirinya, pemuda aneh itu tidak juga mengangkat telepon dari Qonin. Hal yang terlihat sekali dilakukan dengan sengaja, karena panggilan kedua justru mbak operator yang menerima jika nomor tersebut berada diluar jangkauan.
Tidak lama kemudian, ponsel dia kembali berdering, Qonin segera mengangkat ponsel tersebut dan menjawab, "Hallo Leon."
Sedetiknya lagi Qonin diam mendengarkan Leon berbicara di seberang telepon, lalu beberapa detik berikutnya Qonin menjawab, "Aku di lorong tidak jauh dari kamarmu. Iya ... iya aku akan masuk."
Setelah panggilan itu selesai, Qonin mengantongi ponselnya dan berjalan kembali menuju kamar Leon. Qonin sudah di dalam kamar, dia sedikit hilang rasa malu yang sempat bikin dia canggung, karena di dalam benaknya masih berpikir keras dengan pemuda aneh yang meneleponnya.
"Apa ini sudah jadwalnya kamu minum obat?? Mau makan roti dulu?" tanya Qonin yang sudah nampak normal dalam nada bicaranya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com