***
Sebelumnya ogi sempat mengajak balikan ku, untuk menjadi pacarnya dia lagi, aku menolak dengan caran ku sendiri, karena aku sudah mantap dengan keputusan ku untuk menjadikan ogi dan nisa sebagai kakak dan sudah nyaman dengan hal itu.
Bahkan setelah sekian lama aku asyik dengan kesendirian nya walaupun setelah berpacaran dengan ogi, aku memiliki cowok yang sebelumnya sudah diceritakan sedikit yaitu Rei
Rei... adalah cowok yang satu sekolahan dengan ku, perkenalannya cukup unik, yaa..dia minta nomor handphone ku dengan cara menulis di pergelangan kaki celana sekolahnya.
Lanjut..
Aku dan Rei pun menjalani hari-hari seperti layaknya sepasang kekasih. Selama menjalani hubungan itu, aku dan Rei menjalani hubungan yang jauh dari masalah seperti pasangan pada umumnya.
Kita berdua malahan lebih mensuport kegiatan Masing-masing apalagi dalam hal belajar. Kebetulan Rei menjabat sebagai sekretaris di kelasnya, diluar kelas dia adalah ketua osis, cukup populer dan berprestasi juga di sekolah tersebut.
Karena Rei sekretaris dan merangkap OSIS juga, Rei sering ketinggalan dalam hal melengkapi catatan sekolahnya. Masalah paras wajah tidak terlalu jauh beda ke tampannya dengan ogi, hanya saja beda warna kulit, ogi putih dan sedangkan rei berkulit sawo matang.
" Keisha..
Panggil buk Yeni ke aku, kebetulan buk Yeni adalah wali kelasnya Rei.
Buk Yeni juga guru di bidang pendidikan kewarganegaraan (PKN). Aku dan Rei cukup dekat dengan buk Yeni.
" Ya..buk, ada apa buk ?? Sahut Ku dengan nada sopan.
" Gini kei.. si Rei catatannya nggak lengkap karena sibuk ibuk suruh mencatatkan catatan di papan tulis buat teman-temannya yang lain, tolong kamu pinjamkan catatannya ya.. pinta buk Yeni kepada Ku hari itu.
" Oh..iya baik buk, nanti saya kasih ke Rei.
Mungkin semua guru di sekolahan itu tahu kalau aku dan Rei menjalani hubungan bukan sekedar berteman, dan untungnya para guru tidak ada yang protes malahan kalau nggak lihat Rei dan aku jalan bareng aja di tanyain sama guru-guru dan sering di goda juga. ha ha ha.. beruntung banget yah.. dan satu lagi mereka pacaran saling membantu bukan saling menjatuhkan satu sama lain.
Negatif dari Rei adalah dia orangnya yang lumayan cemburuan, wajar lah ya.. karena itu hal biasa yang dirasakan orang yang lagi jatuh cinta, akan tetapi Rei tidak membatasi kegiatan Ku bersama teman-teman cowok yang lain.
Aku dan Rei memiliki kebiasaan kalau pulang sekolah selalu bareng dan berjalan sejauh mungkin supaya bisa lebih lama lagi berduaan, padahal ada jarak yang lebih dekat kalau mau menunggu angkutan umum untuk pulang.
Aku dan Rei suka berjalan menyusuri pinggiran sungai yang airnya berakhir di lautan lepas, selama di perjalanan tersebut mereka selalu bercerita tentang orang-orang yang tinggal di pinggir sungai tersebut.
" Kei.. kemarin ditanyain itu sama bapak-bapak yang tinggal di sana " Rei menunjuk ke arah sebuah rumah yang posisi rumahnya rendah dari jalan aspal yang mereka lewati.
" Kenapa aku ditanya bapak itu Rei ? Tanya Ku balik
" Trus bapak itu tanyain aku apaan ? Lanjut Ku lagi
" Bapak itu nanya, kenapa kok aku jalan sendirian ?? Biasanya kan bareng sama ceweknya, lalu aku disuruh mampir dulu duduk di rumah bapak itu.
Kebetulan sehari sebelumnya aku pulang telat karena ada kegiatan belajar tambahan praktek karena sebulan lagi ada ulangan harian merakit PC.
" Rumahnya bapak itu asyik loh kei.
Lanjut Rei lagi.
" Asyik kenapa ? Ada anak ceweknya yang cantik dari pada aku ya ?? Aa..ayooo. Kamu ngapain aja dirumahnya bapak itu, lanjut Ku dengan nada sedikit curiga sambil menepuk pundak Rei.
" Aduhh.. sabar sayang jangan pukul gitu dong sakit tau, pukulan kamu itu menurut kamu pelan tapi bagi aku sakit. Sambil mengelus pundaknya yang ku pukuli.
"..yeee.. dirumah bapak itu kamu lihat kan tempat duduknya nyaman, ada pohon mangganya. Dan aku di tawari duduk di sana, kasihan kali bapak itu lihat aku jalan sendirian kepanasan., ehh... ada sih anak ceweknya. Cuma sayangnya masih SD ha ha ha..
" Pasti kamu takut kan sebelum aku bilang anak bapak itu masih SD ? Lanjut Rei dengan nada sedikit menggoda.
" Ihh.. kamu jahat Rei. Dengan wajah sedikit ngambek jurusnya aku, pasti setiap perempuan bakalan lakuin sama seperti yang aku lakuin, ya kaann?? 😂
***
Hari-hari aku dan Rey selalu dijalani nya dengan bahagia dan disibukan dengan kegiatan belajar.
Ada satu hal lagi yang unik dari Rei adalah, kalau ke sekolah nggak pernah bawa motor beda dengan teman cowoknya yang lain yang ke sekolah selalu bawa motor dan boncengan sama ceweknya.
Tapi aku nggak pernah tuh.. diboncengin rei. karena satu hal yang harus di ambil dari sisi baiknya Rei yaitu dia nggak suka pamer, dia apa ada nya. Padahal Rei itu termasuk keluarga yang mampu, ibu nya kerja di sebuah rumah sakit swasta yang cukup terkenal di kota itu, dan ayahnya Rey adalah juragan nya bus antar provinsi dan ada Abang, kakak perempuan dan Adek perempuan Rei kalau nggak salah masih duduk di bangku SMP waktu itu. Aku cukup akrab dengan keluarganya Rei, dan juga sering di ajak Rei kerumahnya sekedar belajar kelompok bareng dan kadang-kadang aku hanya memenuhi undangan ibunya Rei untuk sekedar datang kerumahnya untuk mengobrol.
Hari itu cuaca cukup mendung dan mendukung banget untuk bersantai jalan kaki menuju rumah rei, biasanya akh selalu di ajak naik ojek ke kompleks perumahan Rei, karena mendung Rei menawarkan untuk berjalan kaki katanya sih lebih romantis aja. hahaha..
" Kei,,, kita jalan aja ya kerumahnya nggak usah naik ojek.
" Kenapa ? Tanya ku heran
" Biar hemat sekalian olahraga dan ada unsur romantis nya dikit " jawab Rei dengan gayanya yang bisa bikin aku mengikuti ajakan Rei.
" Hmm..ya udah deh " sahut Ku dengan nada yang sedikit kecewa.
Lumayan jauh loh rumah nya Rei dari pangkalan ojek, lupa aku bawa meteran
Selama di perjalanan, banyak yang godain Rei terutama ibu-ibu yang kenal dengan Rei belum lagi temanya Rei.
" Rei.. itu ceweknya ? Tanya seorang ibu-ibu yang memakai daster sambil menggendong anaknya.
" Ahh..si ibu-ibu selalu begitu" gerutu ku dalam hati.
" Iya buk,,cantik nggak ? Tanya Rei ke ibu itu lagi sambil berlalu.
" Apaan sih Rei ? Jawab ku dengan suara agak dipelankan.
" Mampir dulu Rei sama ceweknya "
Aku langsung menoleh ke ibu itu dan tersenyum sambil menjawab
" makasih buk '' seraya dengan Rei.
" Kei.. disini aku SMPnya " Rei menunjuk ke arah kiri dari jalan menunjukan dimana dia SMP dulu.
" Oh.. iya jadi Deket dong dari rumah kamu "
" HM.. begitulah, tapi aku nggak suka tapi tetap lulus disini juga "
" Kenapa nggak suka ? Tanya ku lagi,
" Kalau aku bolos ketauan besoknya kalau mama pergi kerja kan lewat sini, trus wali kelasnya aku suka stopin mama dan bilangin aku bolos haha " lanjut Rei lagi menceritakan kenakalan nya di waktu zaman SMP.
Aku hanya senyum pertanda tidak ada marah sedikitpun ke orang yang aku sayang, walaupun dari dulu sampai sekarang Rei suka bolos tapi dia anak berprestasi sering juara di kelasnya. Tapi nggak sering juga sih bolosnya, kalau dia bolos palingan alasannya nggak suka sama guru mata pelajaran di jam tersebut.
Aku menjalin hubungannya dengan Rei cukup lama kalau seusia kita yang waktu itu baru mau masuk 16 tahun, kita pacaran selama 11 bulan setahun kurang sebulan lah ya..he he he..
Akhirnya aku dan Rei mendapatkan masalah dalam hubungan ku, dan ini ujian untuk yang pertama dan terakhir kalinya, yang menurut Rei masalah itu datangnya dari aku sendiri karena sudah bohong kepadanya, bukan maksud aku untuk mengambil keputusan harus berbohong kepada orang yang paling ku sayang setelah kedua orang tua ku, dan tidak ada niat sama sekali, dan mungkin Rei hanya mendengarkan dari sebelah pihak dan tidak mendengarkan aku, yang secara aku itu adalah cewek yang dia sayang.