webnovel

7

WARNING ‼️ ADA ADEGAN +21

silahkan skip jika belum cukup umur.

Selama perjalanan menuju Bali Naya menghabiskan waktunya dengan tidur, Naya lelah karena semalam dirinya kewalahan melayani nafsu suaminya. Naya sempat menolak karena lelah, dan suaminya punya beragam cara untuk membuatnya luluh dan akhirnya ikut terbuai lagi pada nikmatnya permainan suaminya itu.

Firman tersenyum menatap istrinya yang tertidur, mulut istrinya yang sedikit mangap tidak mengurangi kecantikannya. Tidak mau kehilangan kesempatan Firman memotret wajah istrinya yang tertidur, sangat lucu menurutnya.

Firman mengingat kembali kali pertama diperkenalkan kepada Naya oleh Devan sahabatnya yang sekarang merangkap sebagai kakak iparnya. Waktu itu dirinya sendirian setelah tiga bulan ditinggal menikah oleh Fenita, Firman merasa sedikit trauma sehingga sangat takut untuk mencoba berhubungan lebih serius lagi dengan seorang perempuan. Hingga acara ulang tahun perusahaan ayahnya dirinya dipertemukan kembali oleh sahabatnya saat SMA, Devan.

Mereka duduk dan berbincang mengenai banyak hal mulai dari bertanya kabar, pekerjaan dan pertanyaan lainnya akhirnya mengalirlah perbincangan mereka mengenai jodoh. Pertanyaan mengenai jodoh ini merupakan pertanyaan Devan ke Firman, karena Devan sendiri sudah menikah sejak lima tahun yang lalu dan sekarang sudah dikaruniai dua anak.

Tanpa menutupi apapun Firman menceritakan semuanya kegagalan percintaannya. Mulai dari hanya dimanfaatkan sampai yang terakhir dirinya ditinggal menikah oleh kekasihnya. Devan yang mendengar cerita Firman malah menawarkan pada Firman untuk berkenalan dengan adiknya. Devan menjelaskan Firman dan adiknya memiliki kesamaan, sama-sama sering dikecewakan oleh mantan kekasih mereka. Devan juga mengatakan kalau adiknya juga beberapa bulan yang lalu ditinggal menikah oleh kekasihnya.

Firman setuju dengan tawaran Devan, tidak ada salahnya untuk berkenalan pikirnya. Firman pernah melihat Naya karena saat SMA pria itu sering main ke rumah Devan.

Pada pertemuan pertama mereka, Firman langsung tertarik pada Naya, Naya yang terlalu apa adanya membuat hatinya bergetar Firman tidak perlu menebak-nebak apa maksud dari gadis itu. Naya bukan perempuan yang suka memberi kode, gadis itu mengatakan apa yang diinginkannya secara langsung. Gadis itu juga memiliki senyum yang sangat manis, Firman dibuat berdebar hanya karena melihat gadis itu tersenyum. Tentu saja ketertarikan Firman pada Naya tidak ditampakkan oleh pria itu.

Setelah menikah tidak ada yang berubah, gadis itu sangat menyenangkan terkecuali kalau dirinya menjaili istrinya itu. Firman berterimakasih pada Devan, kakak iparnya. Sekarang hidupnya lebih berwarna dan dirinya sudah sembuh dari kesakitan-kesakitan yang didapat karena ulah para mantannya.

**

Seperti keinginan mereka, keinginan Naya lebih tepatnya karena Firman hanya mengikuti keinginan gadis itu toh dimanapun mereka berada asal bersama Naya, Firman akur saja. Naya memilih untuk mencari penginapan di Ubud Bali. Dari bandara mereka dijemput oleh kerabat Firman, kebetulan kerabat Firman memiliki restoran di daerah Ubud. Dalam mobil Naya kembali tertidur. Firman hanya tersenyum, ternyata hobi istrinya ini adalah tidur.

Firman menginap di hotel di daerah Desa Nyuh Kuning . Setelah sampai pada hotel tujuan pria itu membangunkan istrinya.

"Sayang, bangun sudah sampai." Naya menggeliat pelan kemudian menggosok-gosok matanya. Naya turun dari mobil, mengikuti Firman yang sudah berjalan duluan dengan dua koper di tangannya.

Setelah check in pasangan itu masuk ke kamar mereka. Naya kemudian membersihkan dirinya lebih dulu agar badannya menjadi lebih segar, hampir seharian gadis itu tidur. Setelah Naya selesai Firman pun ikut membersihkan dirinya. Sambil menunggu suaminya selesai, Naya memainkan handphonenya.

"Sayang, kita langsung jalan sekarang?" Firman bertanya sambil menggosok kepalanya menggunakan handuk, Naya menggeleng.

"Besok saja mas, sekarang kita ke tempat-tempat yang dekat dengan hotel ini saja". Firman mengangguk, meninggalkan istrinya kemudian menyisir rambutnya.

"Mas Naya mau gofood saja ya, Naya malas turun ke bawah". Firman mengangguk pria itu melangkah naik ke atas ranjang, kemudian memejamkan matanya sampai tertidur.

Setelah pesanannya tiba, Naya kemudian menyantap makanan itu sambil memainkan handphonenya, mencari penyewaan motor atau sepeda untuk berkeliling di sekitar sini. Usai makan Naya yang ingin jalan-jalan mau membangunkan Firman. Akan tetapi melihat Firman yang tertidur sangat nyenyak, Naya menjadi tidak enak hati mau membangunkan suaminya. Naya meninggalkan catatan di handphone suaminya itu.

Naya keluar cari angin. Jangan di cari😉

Mas tidurnya terlalu nyenyak.

Naya keluar dari hotel hanya menggunakan baju kaos dan celana pendek. Gadis itu memutuskan untuk mengelilingi daerah disekitar sini menggunakan sepeda. Desa Nyuh Kuning terkenal sangat kental tradisi dan budaya Balinya. Naya melemparkan senyum ketika berpapasan dengan beberapa orang yang ditemuinya di jalan. Suasana yang sejuk sangat menyenangkan dan menenangkan pikirannya. Naya mengambil foto pada pemandangan-pemandangan yang indah dipandang matanya. Malamnya Naya menyempatkan dirinya mampir ke restoran terkenal Laka Leke. Naya memesan bebek krispi sambil menunggu pertunjukan kesenian Bali.

Di tempat lain, Firman menjadi kesal mengingat istrinya itu belum kembali. Cari angin dimana sih sampai selesai isya, belum juga pulang gerutu Firman dalam hati. Firman menjadi bertambah kesal mengingat kejadian yang menimpanya sore tadi.

Firman berjalan keluar dari hotel, pria itu menyusuri jalan menuju ke restoran yang ada berada di seberang jalan hotel tempatnya menginap ini. Firman sengaja keluar dari hotel untuk menunggu kepulangan istrinya yang tidak mengajaknya untuk berkeliling karena dirinya tadi tertidur di hotel.

Saat firman masuk restoran dan sudah makan, seseorang tiba-tiba datang dan berlutut di kakinya. Pria itu sangat terkejut.

"Firman, maafkan aku yah. Aku menyesal meninggalkan kamu. Aku masih cinta sama kamu." Wanita yang berlutut itu mengeluarkan air mata, yang membuat Firman tidak enak hati karena menjadi pusat perhatian.

"Lo siapa sih, datang-datang minta maaf. Berdiri biar gue maafin!" Wanita tadi berdiri, Firman ternganga melihat wanita tadi adalah Fenita seseorang yang pernah meninggalkan dirinya.

Penampilan gadis itu berubah drastis, rambut yang dulu berwarna kecoklatan sekarang menjadi hitam legam. Tubuhnya juga terlihat lebih kurus dibandingkan saat bersama Firman dahulu. Pakaian yang dikenakan Fenita tak lagi semodis dulu lagi.

"Lo gue maafin, asal Lo pergi dari hadapan gue". Fenita terbelalak sejak kapan pria lembut, ini padai ngomong Lo biasanya juga kamu. Melihat situasi yang ramai dan tidak ingin memancing amarah Firman lebih jauh lagi, Fenita mengalah untuk pergi, tapi hanya untuk hari ini tidak dengan hari-hari berikutnya.

"Jangan balik lagi dihidup gue". Teriakan firman yang keras, mengundang beberapa pasang mata memandangnya. Firman kemudian membungkuk, meminta maaf.

Pria itu kehilangan semangat untuk mengelilingi Ubud lebih jauh lagi, firman memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Setelah agak tenang pria itu mengirimkan pesan pada seseorang.

+62831xxxxxxxx

Cari tahu alasan Fenita kembali menemui ku. Segera laporkan!!!!

Firman meremas-remas rambutnya, pria itu mengenal karakter Fenita yang bermuka tebal. Kemungkinan terbesar adalah Fenita akan kembali untuk mengacaukan hidupnya. Bagaimana nanti istrinya menghadapi situasi itu? Firman memejamkan matanya.

Usai menonton pertunjukan Frog Dance, Naya segera pulang ke hotel tempatnya menginap. Naya membuka pintu dengan pelan, berdoa dalam hati semoga suaminya itu sudah tidur. Naya merasa tidak enak dan merasa bersalah, terlalu lama meninggalkan suaminya.

"Jam berapa sekarang?" Naya terlonjak kaget, mendengar suara suaminya yang terdengar tegas. Naya takut suaminya marah, walaupun Firman bukan pria pemarah tetapi justru pria yang tidak pernah marah itulah yang sangat berbahaya kalau marah, kata-kata yang sering Naya dengar dari teman-temannya.

"Jam 9 malam mas". Naya menjawab dengan lirih. Firman menatap istrinya datar, tidak ada emosi yang tergambar diwajahnya.

"Besok atau kapanpun ajak mas kalau mau kemana-mana. Tidak baik seorang istri malam-malam kelayapan." Naya mengangguk saja, padahal dalam hatinya menngerutu, siapa sih yang kelayapan malam-malam. Melihat tidak ada lagi suara dari suaminya, Naya masuk ke kamar mandi untuk ganti pakaian.

Usai mandi dan shalat Naya mencuri pandang pada suaminya, Firman masih bergelut dengan Handphone nya. Naya sedikit ciut mau mengeluarkan suara, sejak tadi suaminya mendiamkan dirinya. Beberapa berlangsung dan suasana masih hening Naya memberanikan dirinya membuka suara.

"Mas, sudah makan?". Firman hanya mengangguk, Naya jadi geram apa sih yang penting sekali di handphone suaminya itu sampai-sampai untuk menjawabnya susah.

Naya mendekatkan dirinya pada suaminya, memegang lengan suaminya.

"Mas, Naya minta maaf sudah meninggalkan mas sendirian di hotel ini" Naya memasang wajahnya dengan senyuman yang sangat manis biar suaminya itu tidak lagi marah padanya. Firman yang melihat ekspresi istrinya, melempar handphonenya ke sembarang arah. Melihat reaksi Firman, Naya mengira suaminya sangat marah, memilih menutup matanya. Bukannya tamparan atau pukulan, Naya merasakan berada dalam pelukan hangat. Firman terkekeh geli, pria itu berbisik pada istrinya.

"Apa sih yang ada dipikiran kamu". Firman tidak hanya berbisik melainkan juga menjilat dan menggigit kecil telinga istrinya.

"Naya kira mas marah". Naya tertawa polos, gadis itu merasa aura yang berbeda pada suaminya ini. Lidah Firman sudah mulai menjelajahi lehernya.

" Mas memang marah, tapi mas marahnya dengan hal-hal yang nikmat". Tangan pria itu sudah menggerayangi dada istrinya.

"Mas sudah, Naya sud....ah". Belum sempat Naya melanjutkan kalimatnya suaminya itu sudah memberikan ciuman mautnya, tentu saja Naya tetap akan terbuai.

Usai percintaan panas mereka, Firman memeluk istrinya sangat erat sambil memberikan ciuman-ciuman kecil di wajah istrinya. Merapikan selimut yang menutup tubuh mereka, Firman ikut memejamkan mata menyusul istrinya yang lebih dulu terlelap.