Matanya melihat sendu ke arah deretan pepohonan di sepanjang jalan tol yang sedang mereka lewati. Semakin dekat jarak menuju ke panti asuhan itu, rasa di dalam hatinya pun semakin tidak karuan. Bukan karena dia takut berhadapan dengan masa lalu yang menyakitkan. Dia hanya sedang sedih mengingat betapa kuat dirinya bertahan dalam hidup yang tidak mudah.
Hari ini bagai buah manis atas pahit yang pernah dia telan. Dia telah sampai pada puncak kehidupan, di mana semua yang dia inginkan akanmudah dia dapatkan. Bahkan di sebelahnya, cinta yang dia damba pun duduk menanti dengan penuh kasih sayang.
Air matanya yang sejak tadi menggenang akhirnya jatuh juga. cepat dia menyambar tisu yang ada di atas dashboard mobil. Musik lirih yang mengalun dari tape mpbil seperti latar belakang bagi perasaannya sekarang.
"Aku mengerti perasaanmu. Kita hampir tiba, sebaiknya kau tidak menangis. Mereka yang sudah lama tidak kau temui, tentu ingin melihatmu datang dengan bahagia."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com