webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

377. SANG PENDUSTA

Sander duduk di kursi kerja miliknya yang ada di ruangan itu. Semua yang ada di ruangan itu tidak berubah. Posisi yang sama. Interior yang sama seperti bertahun-tahun lalu saat dia meninggalkannya.

Wuri dan Dalu bertukar pandang dan tersenyum melihat reaksi Sander. Tampaknya dia memang sangat merindukan Indonesia dan posisinya di Media Terkini. Sander lalu menempatkan dirinya senyaman mungkin di kursi itu.

"Katakan Dalu, siapa wanita bernama Talita itu?" pinta Sander.

Dalu lalu mengeluarkan tablet yang sejak tadi berada di genggamannya. Dia mengetik beberapa hal di sana dan menunjukkan pada Sander.

"Aku mencoba mencari tahu tentang wanita itu. Tapi, tampaknya tidak mudah karena dia ternyata bukan warga negara Indonesia." Dalu memulai penjelasannya.

Sander mengerutkan kening. Dia memperbesar tampilan tablet untuk melihat lebih jelas wajah wanita itu.

"Jika dia bukan wanita Indonesia, lalu bagaimana dia bisa mengakui bahwa dirinya adalah putri dari Caesar?" tanya Sander.