webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

357. KESEMPATAN KEDUA

Wajah tampan terbingkai kacamata itu sedang berdiri di depan Wong Hospital. Matanya memindah satu per satu orang yang keluar melalui pintu gerbang. Mencari sosok yang telah dia nanti.

Senyum mengembang di wajahnya. Seperti senja menyambut datangnya Sang Rembulan. Semburat kebahagiaan yang tidak dapat disembunyikan. Jika saja cinta itu memiliki aroma, maka semua pasti dapat membaui pria yang sedang berdiri di bawah pohon rindang itu.

Sander menahan dirinya untuk tidak tertawa. Entah siapa dirinya sekarang. Beberapa hari lalu dia masih merasa bahwa dirinya adalah pria yang paling tidak beruntung di dunia. Lalu tiba-tiba kini dia menjadi yang paling bahagia.

Bahagia dengan segala kebodohan yang dirasanya. Ketika dia melihat sosok mungil yang dia tunggu, baru saja melintasi gerbang sambil berbincang dengan seorang wanita sebayanya. Sosok mungil itu berhenti ketika melintas di depan Sander.

"Sedang apa kau di sini?"

"Menurutmu?" tanya Sander sinis.

"Menungguku?"