Sejak drama penangkapan Stein beredar di seluruh Jerman bahkan hingga ke luar negeri, perasaan dan hidup Adeline seperti terpenjara dalam ketakutan. Segala kemungkinan seolah datang silih berganti menjadi ketakutan tersendiri.
Suara ponsel berdering membuyarkan lamunan Adeline yang saat itu sedang duduk di taman mansion. Adeline mengangkat ponselnya dan melihat sebuah nomor yang tidak dikenal tertera di sana.
"Halo," tanpa berpikir panjang, Adeline segera menjawab panggilan itu.
"Halo, Nyonya Stein. Aku harap kau sedang tidak berdiri di balkon dan bersiap untuk melompat." Suara seorang wanita terdengar dan seolah meledek kedukaan Adeline.
"Siapa kau? Apa maksudmu?"
"Oh … baiklah, namaku tidak terlalu penting untuk kau ingat. Bahkan bisa kau lupakan. Namun kalau kau ingin tahu siapa aku, maka aku adalah orang yang berbahagia denga keadaanmu sekarang."
Adeline melihat sekali lagi nomor yang tertera di ponselnya. Lalu dia melanjutkan berbicara.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com