webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

290. HARI PERNIKAHAN

Sander membantu Alexa melangkah masuk ke dalam gedung. Dua orang pengiring membantu Alexa agar lebih mudah masuk ke dalam lift. Memastikan bahwa gaun Alexa mulus masuk ke dalam lift.

Di dalam lift wajah Alexa tampak tegang. Sander merengkuh tangan Alexa dan menggenggamnya.

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja," Sander berkata dengan nada dalam dan berusaha menenangkan Alexa.

"Kau tahu, aku tidak pernah menyakiti hati seseorang. Sekarang aku justru melukai orang yang sangat mencintaiku."

"Dan juga sangat kau cintai. Bukan begitu?"

Alexa menoleh pada Sander. Dari belik Veil, Sander bisa melihat mata Alexa berkaca-kaca. Alih-alih khawatir, Sander justru tersenyum bijak. Lalu mengecup punggung tangan Alexa.

"Kau layak untuk bahagia, Lexa."

Gadis itu mendengus dan menarik tangannya dari genggaman Sander.

"Oh, Please! Tidak ada siapa pun di sini yang perlu melihat akting kita."