webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

234. BERTEMU PAXTON

"Lalu, siapa yang ada di dalam peti mati?" tanya Ellard.

"Tidak ada, Tuan. Itu adalah peti mati kosong. Satu-satunya yang berhak untuk menuntut pembukaan peti mati saat itu adalah Gracia. Tapi, kami pikir karena Gracia terlalu berduka dia tidak akan melakukan. Dia tidak akan meminta peti mati dibuka."

"Dugaan ibumu dan dokter benar. Peti mati itu tidak pernah dibuka. Gracia terlalu berduka dan menyesal dengan apa yang dia lakukan."

Ellard kembali mengarahkan pandangan matanya pada tubuh di atas kursi roda. Paxton yang selama ini begitu gagah perkasa, justru berakhir dengan sangat menyedihkan. Semua itu akibat perbuatan putrinya sendiri.

"Adeline, aku akan mengembalikan semua milik Paxton padamu. Kau lebih berhak dalam hal ini. Walau secara hukum kau belum resmi menjadi putra Paxton. Tapi, aku bisa mengembalikan harta itu melalui jalan hibah."

Adeline baru saja membuka mulut ketika Stein lebih dulu mengemukakan pendapat. Sehingga Adeline terpaksa menelan kembali kata-katanya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com