webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

216. TERNYATA!

Stein memandang Diane dengan berani. Mencoba menentang kekuasaan Diane yang selama ini tidak pernah terkalahkan oleh siapa pun. Dalam industri perhotelan dan apartment, semua orang mengakui keunggulan dan kekuatan Diane.

Tapi, Stein tentu saja tidak begitu saja datang ke mansion Diane tanpa alasan. Semua pasti telah dia pertimbangkan.

"Cukup, Diane?" tanya Stein.

Walau kata-kata itu di ucapkan dengan nada ringan, tapi di telinga Diane itu terdengar seperti ejekan. Stein sama sekali tidak terpengaruh oleh ancamannya. Pria itu juga tidak bergeming dengan tawarannya.

"Baiklah, kalau kau sudah selesai, sekarang giliranku untuk bicara. Pertama, semua ancamanmu itu tidak membuatku takut. Kedua, aku tidak peduli dengan perusahaanku. Jika taruhannya adalah hubunganku dengan Adeline, maka nyawaku pun akan kuberikan."