webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

192. ODILA

Udara memang sangat dingin di luar gedung Brandt Media. Beruntung coffee shop itu tidak terlalu jauh dari gedung. Sander menahan dingin udara dan segera memasuki arena café. Setelah memesan secangkir latte dan kartofelpuffer. Aroma kopi berpadu sempurna dengan aroma daging, keju, saus apel dan kayu manis.

Perpaduan sempurna untuk dinikmati di udara sedingin ini. Di dalam coffee shop itu sebuah penghangat ruangan telah dinyalakan. Karena itu adalah jam kerja, tidak banyak orang yang datang di sana. Sander baru saja hendak menyecap kopinya ketika dia mendengar sebuah keributan di depan kasir.

Seorang wanita dengan mantel tebal dan rambut pirang ikal tampak sedang beradu argumen dengan petugas kasir.

"Kartu ini tentu saja masih berfungsi. Mungkin mesin kasir kalian yang bermasalah. Kartu ini baru saja aku gunakan untuk membeli barang di butik sebelah!" hardik wanita itu.

Sang kasir rupanya tidak mau mengaku salah begitu saja.