webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

121. PERTANYAAN PERTAMA

Setibanya di vila Marina, Wuri mempersilahkan Fernando untuk singgah. Dengan alasan sopan santun. Bagaimana pun pria itu telah banyak membantu. Dia juga meminta Mak Entin untuk menyajikan teh panas.

Lalu setelah dia dan Dahli berganti pakaian kering. Mereka duduk di ruang tengah.

"Apa yang terjadi dengan ibumu, sampai pikirannya memburuk?" tanya Fernando.

Mendengar pertanyaan ini, Wuri merasa tegang. Seharusnya dia tidak perlu mempersilahkan Fernando untuk singgah. Pria ini pasti akan bertanya-tanya tentang mereka berdua sekarang.

"Ada sesuatu yang buruk menimpa keluarga kami. Maaf, ini terlalu pribadi. Jadi, aku tidak bisa menceritakan padamu."

Fernando mengangguk dengan penuh pengertian.

"Silahkan di minum tehnya, Tuan," ujar Wuri berusaha mengalihkan perhatian.

"Panggil saja aku, Nando."

"Oh, iya. Baiklah, Nando."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com