webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

120. FERNANDO

"Tidak, Tuan. Terima kasih."

"Ayo! Pakailah! Jangan khawatir, tukang londry juga perlu pekerjaan untuk kehidupan mereka." Pria itu berseloroh lucu.

Wuri pun tersenyum dan mengambil jaket yang disodorkan. Lalu Si Pria itu mulai memfokuskan pandangan dan perlahan menjalankan mobil menembus derasnya air hujan.

"Siapa yang sedang kau cari?" tanya Si Pria.

"Ibuku,"

"Ke mana kira-kira dia pergi?"

"Aku tidak tahu. Kami baru tinggal di tempat ini."

"Lalu, tadi kau bilang pikirannya sedang tidak baik-baik saja. Apakah maksudmu dia pikun?"

"Oh, tidak. Dia baik-baik saja. Hanya sedang sulit untuk fokus.

"Oh … I see."

"Tunjukkan saja jalannya. Ke mana kau ingin menuju. Terus terang aku juga tidak tahu tentang wilayah ini. Aku juga baru saja akan memasuki wilayah ini."

Wuri bersungut, "Kan sudah aku bilang, aku juga baru tinggal di tempat ini. Jadi aku tidak tahu ke mana harus berjalan. Tadi, aku hanya berjalan saja sesuai instingku."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com