webnovel

Siapapun yang Kuminta, Bukanlah Dia!

Redakteur: Wave Literature

Petaka Zhang Lei telah membuat orangtua Xu Weilai frustasi. Setelah memberitakan skandal Zhang Lei, acara berita pun memberitakan kondisi perusahaan keluarga Gu.

Dalam pemberitaan tersebut Perusahaan Keluarga Gu mendeklarasikan sebuah proyek yang bekerjasama dengan pemerintah. Mereka juga memperluas wilayah bisnisnya lagi, Gu Yu pun menjadi orang pertama yang mampu membuka kerjasama paling fenomenal dalam bisnis ini.

Pada layar televisi juga diperlihatkan penampilan Gu Yu yang tampan dan elegan. Video cuplikan tersebut juga memperlihatkan aura Gu Yu yang penuh semangat dan menakjubkan, sangat berbeda dengan pemberitaan tentang Zhang Lei yang diborgol dan tampak sangat memprihatinkan. Perbedaan antara kedua orang itu bagai langit dan bumi dalam layar televisi ini. 

Ibu Xu spontan melihat berita di layar kaca itu, tepatnya terfokus pada Gu Yu. Pandanganya tampak terfokus dalam cuplikan video tersebut. Hal itu membuat kegelisahannya berangsur hilang dan tergantikan oleh mata yang berbinar-binar.

Xu Weilai memperhatikan pandangan ibunya. Dalam hati, ia merasakan firasat yang sulit dipahaminya. Tanpa sadar, ia mengambil remot televisi dan ingin mematikan televisi tersebut.

Namun sudah terlambat, ibu Xu terlanjur merespon berita tersebut dan bertanya, "Weilai, kau masih berhubungan dengan Gu Yu?"

Astaga, dugaannya benar. Pada akhirnya ibunya akan menanyakan hal itu...

Jantung Xu Weilai terasa berdetak lebih cepat, tangannya langsung mengepal padat. Dengan emosi yang memuncak, ia langsung menjawab, "Ma, setelah pertunangan kami dibatalkan, kami tidak punya hubungan apa-apa lagi. Saat kita bertemu dengannya waktu itu saja, dia sudah lupa denganku."

Mendengar itu, ibu Xu teringat kala ia menyuruh putrinya untuk menyapa Gu Yu, namun Gu Yu malah acuh tanpa mempedulikannya sedikitpun.

Mengingat itu, raut wajahnya sekejap tampak suram. Tetapi, ibunya masih saja mencari harapan agar putrinya berusaha lagi mendekati Gu Yu, "Weilai, tidak peduli apapun keadaan yang terjadi sekarang, kau tetap saja pernah bertunangan dengan Gu Yu. Lagi pula, kau juga sudah memberi malam pertamamu padanya, kan? Awalnya memang tampak sia-sia saat memberikan itu padanya, tapi ia juga harus mengakuinya!"

"Ma..."

"Dengarkan Mama!" Ibu Xu mencegah anaknya membantah. Dengan cemas ia melanjutkan, "Sekarang hanya Gu Yu yang bisa menyelamatkan perusahaan kita. Minta tolonglah padanya! Apalagi, bagi perusahaan Gu, menyelamatkan kita hanya semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin juga ia berniat mau menolong kita setelah ingat perasaannya padamu dulu."

Ibu Xu semakin bersemangat, seakan-akan kemenangan sudah di depan mata. Berbeda dengan Xu Weilai yang hanya mengerutkan alis dan tidak bersemangat.

Kenapa harus minta bantuan Gu Yu? Meskipun harus meminta bantuan pada orang lain, Xu Weilai tidak keberatan. Tapi ia tidak mungkin meminta bantuan pada Gu Yu. Apalagi pria sepertinya sejak dulu tidak punya perasaan apa-apa padanya. Perasaan yang ada hanyalah perasaan benci dan tidak peduli padanya. Jangankan minta bantuan, belum melangkah saja pasti sudah tidak dianggap sebagai manusia setara dengannya.

"Oke, kita lakukan itu saja!" Begitulah ibu Xu menentukan keputusannya. Ia pun meminta Xu Weilai untuk langsung bertindak, "Weilai, sekarang kau hubungi Gu Yu saja, buatlah jadwal pertemuan dengannya untuk membicarakan hal ini baik-baik."

Ibu Xu Weilai tidak memberi kesempatan Xu Weilai untuk bicara, ia langsung meraih ponsel putrinya yang ada di atas meja. Jemarinya mencari kontak Gu Yu di ponsel itu, lalu menghubungi Gu Yu. 

Nomor itu adalah nomor Gu Yu tiga tahun yang lalu. Awalnya Xu Weilai mengira bahwa Gu Yu sudah mengganti nomornya, tapi tidak disangka panggilan ke nomor tersebut masih bisa tersambung!

Bunyi sambungan yang telah diangkat membuat mata ibu Xu berbinar gembira. Langsung saja ia menyerahkan ponsel itu kepada Xu Weilai.

Awalnya Xu Weilai tidak merespon, barulah ketika ia mendengar suara dingin dan berat pria itu berujar, "Halo."

Tanganya langsung gemetar. Sayangnya, sedetik kemudian ia memutuskan untuk menutup telepon itu.

Padahal baru saja ia bersumpah untuk menjauh darinya di depan Gu Yu sendiri, tapi hari ini malah meneleponnya. Bukankah ini sama seperti menampar wajah sendiri?

"Weilai, apa yang kau lakukan?!" Ibu Xu terkejut dan marah, "Gu Yu sudah mengangkat teleponnya, kenapa kau tutup?"

Sejak awal dalam hati Xu Weilai ingin mengatakan pada ibunya bahwa dirinya sudah tidak ada hubungan lagi dengan Gu Yu, dan kecil sekali harapannya untuk meminta bantuan pada Gu Yu. Namun, ternyata Gu Yu menerima panggilan dari Xu Weilai. Hal itu membuktikan bahwa ia masih punya perasaan pada Xu Weilai!

"Aku..."

Xu Weilai sendiri tidak tahu cara untuk menjelaskan masalahnya dengan Gu Yu pada ibunya. Kalau dijelaskan, ibunya tidak mungkin percaya. Xu Weilai saat ini seperti sedang tenggelam dalam lautan yang luas dan butuh selang oksigen untuk bertahan hidup. Sayangnya, selang oksigen itu adalah ada pada Gu Yu seorang.

Xu Weilai seketika meremas ponsel di tangannya, ia pun memejamkan matanya untuk mempertimbangkan keinginan yang diminta ibunya.

Xu Weilai sadar bahwa masalah ini tidak bisa dipecahkan bila terus dihindari saja. Ia juga tidak mungkin selamanya terkurung dengan masalah ini, maka tidak ada cara lain lagi.

Xu Weilai langsung membuka matanya, ia pun memandang ibunya. Situasi ini adalah kali pertama baginya untuk mengatakan sesuatu yang serius secara langsung pada ibunya "Ma, aku tidak akan meminta bantuan pada Gu Yu. Aku bisa meminta bantuan pada siapapun, tetapi bukan kepadanya!"