"Syukur lah kalau Nyonya Yun tidak apa-apa." Qu Tan'er mengangguk-angguk. Kemudian, dia teringat sesuatu dan melanjutkan bertanya, "Tabib, apakah dia boleh makan buah-buahan?"
"Nyonya Yun hanya syok ringan, jadi tidak ada pantangan makanan," jawab tabib dengan penuh hormat.
"Oh, bagus kalau begitu. Jingxin, antar tabib ini pergi," ucap Qu Tan'er sembari memberi isyarat mata kepada Jingxin.
"Silakan, tabib." Jingxin pun mengantar tabib tersebut keluar dari kamar.
"Bagaimana keadaanmu?" Qu Tan'er mendekati ranjang dan melihat Yun Youlian yang terbaring sambil berpura-pura mati. Dia tahu jelas bahwa gadis itu sudah menyadari kedatangannya, namun sengaja menutup mata dan tidak bangun memberi hormat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com