webnovel

012. Ch 4. Kekuatan Dan Kegelisahan

" Weiz, apa kau yakin membiarkan nona Leina sendirian?. Bukan kah itu terlalu ceroboh? "

" Sudah kubilang bukan, bahwa jika itu Leina maka kita tidak perlu terlalu khawatir kepada nya. Justru Seraphime itu lah yang harus berhati-hati kepada Leina. Ya mungkin jika tidak ada yang menggangu pertarungan nya maka sudah jelas bahwa Seraphime itu benar-benar akan mati. "

Meski sudah diberitahu fakta itu oleh Weiz, tetapi Enmu tetap bersikeras ingin menghampiri Leina saat ini juga. Mereka bertiga sesaat terdiam dan suasana menjadi agak canggung dengan ada nya informasi darurat mendadak itu.

" Weiz, bagaimana cara nya kau mengetahui bahwa orang itu adalah Seraphime? "

Setelah beberapa saat di dalam suasana yang canggung, Akagi langsung melontarkan pertanyaan itu ke Weiz.

" Itu gampang saja, karena siapapun yang menyentuh barrier absolut meskipun itu hanya sehelai rambut, aku akan langsung mengetahui siapa orang itu. Tetapi, itu juga tidak harus sehelai rambut, hanya dari niat menyerang barrier absolut saja itu sudah memberi informasi langsung kepada ku. "

" Jadi meski jarak nya masih jauh dan memiliki niat untuk menyerang barrier absolut, itu juga akan langsung memberi kan informasi kepadamu? "

" Ya, benar. Barrier absolut yang ku buat itu ibarat bagian tubuh ku sendiri, aku bisa melihat, merasakan dan lain-lain "

Itu sangat menarik, perkataan itu lah yang terucap dari dalam hati Akagi. Lalu Enmu membuka ruang dan waktu, Enmu berniat untuk segera beranjak dari Dimensi True Yzakh ini, karena sudah terlalu lama dia berada disini.

" Kalau begitu, aku akan segera kembali untuk mengawasi Anglo-Saxon. Akagi semoga beruntung di pertandingan mu nanti melawan Jester, sampai jumpa lagi "

Enmu pun berjalan memasuki distorsi spasial ruang dan waktu yang dia ciptakan, lalu setelah beberapa saat distorsi itu pun perlahan menutup kembali.

" Enmu, dia berbohong "

Weiz mengatakan itu setelah Enmu sudah pergi.

" Hah? maksud mu? "

" Ya, dia bilang bahwa diri nya akan kembali untuk mengawasi Anglo-Saxon. Tetapi itu sebuah kebohongan "

" Kenapa kau bisa seyakin itu dengan pernyataan mu sendiri Weiz? "

" Itu sudah jelas, Enmu, dia saat ini sedang menuju ke Replika Gurun Kalahari untuk menyelamatkan Leina. Ah sial, padahal aku berharap ada salah satu Seraphime yang terbunuh "

" Apa Nona Leina memang sekuat itu, sampai kau saja yakin bahwa dia akan membunuh Seraphime itu "

" Dia kuat, sangat kuat. Andai saja pertarungan nya selama ini tidak ada yang menggangu nya, maka 3 Seraphime sudah gugur ditambah 1 Seraphime lagi yang hari ini sedang dia hadapi "

Akagi yang mendengar itu langsung sangat terkejut. Dia terkejut dengan pernyataan yang Weiz lontarkan barusan.

" Jadi, 4 Seraphime? Tunggu Weiz apakah itu mungkin? "

" Itu sangat mungkin Akagi, dia akan terus bertambah kuat seiring berjalan nya pertarungan meskipun tubuh nya sudah terkoyak dari luar maupun dalam. Dia akan terus bertarung sampai lawan nya benar-benar mati di tangan nya sendiri "

" Semakin bertambah kuat seiring berjalan nya pertarungan... itu seperti pertarungan yang tidak berujung bukan? "

" Benar, itu sebab nya dia mendapatkan codename yang begitu terasa noda darah nya "

" Codename? apa itu seperti julukan layaknya anggota Chronicles yang diperkenalkan padaku saat pertama kali aku bertemu? "

" Ya, Codename nya adalah Deadly. Dia akan terus menghunuskan pedang nya itu sampai lawan nya benar-benar mati, bahkan sekalipun lawan nya adalah Dewa "

Dari seluruh anggota Chronicles memang Weiz adalah yang terkuat, akan tetapi Leina lah yang paling berbahaya. Bahkan dia melebihi Eyle dan Clara dalam hal itu, akan tetapi Leina kalah dalam hal sikap dan sifat, karena Leina masih sedikit naif dan ceroboh.

" Baiklah, anggap saja masalah ini sudah kelar. Kalau begitu sesuai yang ku ucapkan padamu waktu itu Akagi "

" Kau benar-benar serius akan hal itu?, kupikir dirimu hanya bercanda dan sudah melupakan nya "

" Setiap perkataan yang tidak kutarik lagi itu sudah cukup menunjukkan keseriusan ku "

Lalu Weiz berbalik badan dan melompat ke udara lalu terbang.

" Hei, mau kemana kau? "

" Ayo, cepat ikuti, aku akan mencari spot yang nyaman untuk melakukan uji coba itu "

Akagi yang mendengar itu langsung melompat ke udara dan terbang mengikuti Weiz.

Setelah 5 menit terbang Weiz masih tidak menemukan spot yang signifikan, entah spot tempat seperti apa yang di inginkan nya. Karena di pikiran Akagi saat ini dia menyebut Weiz seperti orang aneh, sebab setelah beberapa menit lalu terbang sebenar nya Akagi menyadari banyak spot yang cukup signifikan. Tapi entah kenapa itu di lewati oleh Weiz begitu saja.

Saat ini Akagi yang tidak bisa berkata-kata itu hanya menurut dan mengikuti Weiz. Entah hal apa yang ada di pikiran Weiz saat ini, karena jawaban nya hanya Weiz sendiri lah yang tahu.

Weiz yang sedang terbang tiba-tiba berhenti, serta mengangkat tangan kiri nya. Hal itu menandakan dia mengirim sinyal kepada Akagi yang berada dibelakang nya untuk berhenti.

Akagi pun kebingungan kenapa tiba-tiba Weiz memberi sinyal seperti itu. Lalu Akagi pun menghampiri Weiz lebih dekat.

" Ada apa? "

" Kenapa kau bertanya?, sudah jelas bukan kenapa aku berhenti. Coba lihat lah ke bawah mu "

Akagi pun melihat kebawah, disana dia melihat sebuah lubang yang cukup besar dan dalam. Kira-kira dalam gua itu 400 meter.

" Masuklah kedalam gua itu Akagi, lalu mari kita mulai uji coba nya "

" Hah?, kenapa kau begitu aneh, kau tadi bilang spot yang nyaman tapi entah kenapa kau memilih gua yang seperti ini. Bukankah di uji coba ini kau akan bertahan dan aku menyerang mu? "

" Ya, aku tau itu, akan tetapi sebelum uji coba yang itu. Aku lebih penasaram terhadap uji coba yang satu ini. "

" Huftt.... baiklah, baiklah. aku cukup turun ke dalam gua itu saja kan? "

Lalu Akagi pun terbang ke arah bawah berniat untuk masuk ke gua itu, tapi tiba-tiba Weiz berteriak.

" Jangan lupa untuk menggunakan teknik baru mu itu ketika sudah menyentuh lapisan tanah nya! "

Lalu Akagi pun masuk kedalam gua sedalam 400 meter itu.

Setelah Akagi sudah menyentuh lapisan tanah, Weiz pun terbang rendah mendekati bagian lubang gua tersebut. Lalu dia menjetikkan jari nya, seketika lubang gua itu tertutup tanah replika milik nya.

" Hei sialan apa maksudmu?, apa kau berniat untuk mengurung ku disini?! "

Akagi berteriak kencang dari dalam gua, hingga bergema keluar dengan sangat jelas.

Didalam gua itu sekarang sangat lah gelap, tidak ada cahaya sedikit pun. Tapi disaat Akagi terjebak di kegelapan gua yang dalam itu, tiba-tiba ada suara datang dari kepala nya..

( Tes.. Tes )

Sontak Akagi terkejut dan langsung memegangi kepala nya.

Akan tetapi Akagi mengenali suara yang berasal dari kepala nya itu.

( Hei bocah, apa suara ku terdengar? )

" Jadi kau memang Weiz ya?, bagaimana bisa kau masuk kedalam kepala ku seperti ini? "

Akagi bertanya sembari memegangi kepala nya.

( Hahaha, tenang saja aku tidak masuk kedalam kepalamu. Hanya saja ini adalah sebuah telepati, jadi aku seakan diri ku masuk kedalam kepalamu. )

" Telepati?, apa memang hal seperti itu ada di dunia ini?. Akan tetapi jika kau saja bisa melakukan nya, maka aku tidak akan terkejut lagi "

Akagi kebingungan sebentar oleh Weiz sebab telepati itu, dia mulai berhenti memegangi kepala nya.

" Jadi, sekarang apalagi?, jika kau hanya melakukan uji coba yang tidak berguna ini, aku akan langsung terbang ke atas dan keluar dari sini. "

( Hei..heii tenang lah sedikit )

" Kalau begitu, langsung jelaskan saja inti nya sialan "

Akagi sedikit kesal dan mengeluarkan sedikit aura nya, lalu itu menyebabkan tanah di dalam gua itu sedikit retak dan berguncang.

( Baiklah, aku hanya ingin kau sekarang melakukan teknik baru mu itu yang bernama Expansion )

" Hanya itu? "

( Iya, hanya itu )

" Baiklah, aku akan melakukan nya sekarang "

" Expansion! "

Sesaat setelah Akagi melakukan teknik nya itu, seketika Weiz yang berada di bagian atas gua langsung merasakan bahwa diri nya sedang di target. Dan juga Weiz merasakan intimidasi yang lumayan kuat, akan tetapi Weiz mengetahui sesuatu yang lumayan unik. Akagi tidak mengeluarkan aura dan rasa intimidasi nya ke teknik nya ini, akan tetapi meskipun tanpa aura dan rasa intimidasi, siapapun yang terjangkau oleh teknik ini dia akan tetap merasakan nya.

Disisi lain Weiz juga menyadari bahwa teknik milik Akagi ini sangat menakjubkan, jangkauan area nya tidak hanya lurus ke seluruh arah. Akan tetapi jangkauan area teknik nya ini seperti lingkaran yang memiliki pusat di dalam nya. Lingkaran ini layak nya mengapung di udara dan pusat nya adalah Akagi itu sendiri yang berada di dalam nya

( Teknik mu, aku mengakui nya. Ini teknik yang sangat kuat dan juga menakjubkan )

" Terima kasih atas pujian nya, kalau begitu apakah sudah cukup?. Kalau sudah aku akan langsung keluar saat ini juga "

( Ya, ini sudah cukup. Kau boleh keluar sekarang )

Tanpa basa-basi Akagi langsung menerjang ke atas dan menghancurkan tanah replika milik Weiz itu.

" Uhuk....uhukk, hei santai sedikit "

Ucap Weiz ke Akagi sambil batuk akibat kepulan debu yang di muncul oleh terjangan Akagi barusan.

" Lalu, apa selanjutnya? "

Ucap Akagi yang sudah dalam posisi terbang nya.

" Kau tidak sabaran juga ya "

Ucap Weiz sambil membersihkan baju nya dari kepulan debu barusan.

Namun dalam sepersekian detik Weiz yang sedang membersihkan baju nya itu langsung bergerak dengan sangat cepat ke depan Akagi. Saking cepat nya Akagi bahkan tidak bisa berkutik, Akagi pun terkena tendangan keras dari Weiz dan langsung terpental lalu terjatuh ke darat dengan keras.

" Apa maksudmu sialan?! "

Akagi berteriak dengan kencang ke arah Weiz, sambil terengah-engah Akagi pun bangkit dari posisi tersungkur nya.

" Disitu adalah tempat untuk uji coba, aku tahu kau mungkin akan mengeluh sebab lama mencari tempat yang nyaman. Jadi aku memutuskan untuk menendangmu dengan keras agar langsung sampai ke spot tempat nya "

" Sialan, tidak begini juga cara nya "

( Rasa sakit dari tendangan nya itu mengingatkan ku pada hari pertama kita bertemu. Karena rasa sakit nya masih sama jadi itu membuat ku sedikit dejavu )

Lanjut Akagi di dalam hati nya.

Weiz pun menghampiri Akagi dan turun dari posisi terbang nya, akan tetapi Akagi masih mengira jika Weiz akan melancarkan serangan kejutan yang lainnya. Jadi Akagi bersiap-siaga akan hal itu.

" Kenapa kau terlihat sangat siaga seperti itu? "

" Aku hanya berjaga-jaga, agar tidak ada seseorang yang menyerang ku secara mendadak "

Weiz yang mendengar itu langsung tertawa

" Hahaha... sudahlah lupakan tentang itu, alangkah lebih baik jika kita langsung memulai uji coba nya "

Weiz dan Akagi langsung menempatkan diri nya di masing-masing posisi, mereka berdua berdiri berhadapan dengan rentang jarak 450 meter.

" Ayo, langsung kita mulai. Akagi "

Weiz tidak melakukan apa-apa setelah mengucapkan itu, akan tetapi meskipun tidak melakukan persiapan. Dia tetap terlihat sama sekali tidak ada celah sedikit pun.

[ Expansion! ]

Akagi kali ini melapisi 10x lipat lebih banyak Ki di ujung jari nya daripada saat dia menggunakan teknik ini ke Enmu. Entah kenapa tapi seperti nya Akagi memang ingin sekali menghajar Weiz.

Weiz sekali lagi merasakan suasana yang begitu ekstrem karena terjangkau oleh Expansion Akagi.

" Anak ini, apa dia memang di utus oleh sang Niyama Dhamma untuk bisa menggunakan teknik super kuno ini?. Bahkan di generasi sekarang tidak ada satupun yang bisa menggunakan nya, termasuk Misogi. "

Akagi bergerak dengan instant ke hadapan Weiz layak nya teleport, jarak tusukan jari Akagi dengan dada Weiz hanya 0,5cm.

[ Ougi!! ]

****************

2 hari setelah kejadian itu pun berlalu, Akagi sudah menginjakkan kaki nya lagi di Replika Gurun Kalahari yang sudah Weiz rekonstruksi ulang, setelah pertarungan Leina dan The Great.

Jester pun datang dengan teleport nya akan tetapi Akagi menyadari sesuatu dengan raut muka Jester. Dia seperti gelisah, tidak semangat dan seperti sedang depresi.

Tetapi Akagi mengkesampingkan masalah itu, dia pun berjalan mendekati Jester

" Jester, tahan lah aku sekuat diri mu "

Jester yang mendengar ocehan itu sedikit tersenyum

" Baiklah "

Akagi pun semakin yakin jika Jester sedang tidak fokus dan sangat gelisah dari nada suara nya. Akan tetapi Akagi memilih diam.

Dalam sesaat seluruh anggota Chronicles pun datang.

Dengan ini pertandingan yang tertunda selama 1 bulan benar-benar akan dimulai.

-Bersambung-