webnovel

Chiko si dua rupa

Di ceritakan disebuah kerajaan Goldnox yang telah modern dimana media massa membludak dan teknologi berkembang dengan pesat.....hidup seorang pangeran bernama zevan voldigolden, anak dari Erick voldigolden dan Alicia dorman voldigolden. zevan voldigolden seorang yang tampak dingin dan tak banyak bicara di umurnya yang ke-12 tahun banyak yang sudah melamarnya memang tak bisa dipungkiri parasnya yang menawan dengan rambut putih pendeknya yang terlihat halus dan mata hijau yang bersinar bak emerald ciri khas keluarga kekaisaran voldigolden. namun di pinggiran kerajaan juga hidup seorang anak yatim piatu yang hidup sebagai pengusaha toko roti kecil untuk membiayai hidupnya dan juga neneknya dan adiknya, dia bernama Chiko, hanya Chiko. dia hidup sebatang kara dari kecil dan nenek Sarah yang merawatnya setelah menemukan Chiko didepan rumahnya yang telah dibuang oleh seseorang. Chiko punya rambut hitam keriting yang lebat dan punya mata berwarna hijau seperti emerald, untuk membiayi kehidup mereka, Chiko harus berjualan sedari kecil karena neneknya sekarang telah sakit dan untuk membalas kebaikan nenekny yang selama ini telah membesarkan Chiko dengan senang hati menggantikan neneknya untuk berjualan roti, (ditoko roti milik mereka). Chiko adalah anak yang berbakat dengan sihir, Chiko punya beberapa rahasia salah satunya dia memiliki 2 element (air dan petir) sekaligus yang saat itu sangat langka seseorang mempunyai 2 element sekaligus bahkan 5elemnt utama(api,air,tanah,angin,dan petir) juga sudah menjadi berkah bagi seseorang karena kebanyakan orang orang saat itu hanya menguasi turunan-turunan dari element element itu. bahkan orang terahkir yang mempunyai 2 element adalah raja celio Dorman raja dari kerajaan airia yang telah meninggal 300 tahun yang lalu dan itupun seorang bangsawan, tidak pernah tercatat dalam sejarah seorang rakyat biasa terlahir memiliki 2 element bahkan bagi bangsawan kemungkinannya hanya 3,2 persen setiap 1000 tahun itulah salah satu rahasia Chiko yang tidak pernah orang ketahui yang selama ini Chiko diketahui cuma memiliki sihir petir begitu juga nenek dan adiknya tidak mengetahui hal ini...yaaa...saat aku bilang salah satu ini memang salah satu dari rahasia Chiko Chiko memliki rahasia besar yang hanya neneknya yang tau, sedari kecil Chiko memakai topeng agar orang lain tidak mengetahui siapa dia bahkan dari adik yang tumbuh besar bersama Chiko pun juga tidak mengetahui bahwa kakaknya itu memiliki segudang rahasia yang terkunci dengan rapat. saat itu umur Chiko juga 12 tahun tahun pertama bagi anak anak yang telah berumur 12 keatas untuk memasuki sekolah sihir namun takdir membawa Chiko bersekolah di sekolah ternama dimana para pangeran dan bangsawan dan anak anak orang penting bersekolah di akademi sihir itu, Chiko bisa masuk karena dia seorang jenius dia mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di "AKADEMI SIHIR YARJA"... dan cerita pun dimulai dari sini, siapa Chiko..... apa rahasia besar yang ia miliki.....dan kenapa Chiko menutupi rahasia besarnya dengan rapat.....?

Wolly_Didi · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
2 Chs

2. Laura dan Gabriel.....

.....Chiko dalam perjalanan pulang setelah selesai mengirim suratnya ke kantor pos, didalam perjalanan pulang yang masih ramai akibat orang orang yang masih menyiapkan lampion nanti malam, Chiko bertemu dengan 2 temannya.

chikooo...(suara perempuan yang hangat sedang memanggil)

Chiko: iya ada apa Laura (sambil berjalan lurus dengan wajah ditekuk kedepan karena Laura dan juga satu lagi temannya Gabriel selalu saja ada dimana dia pergi, enggak dirumah, di jalan, di pasar, padahal mereka bukan orang yang tinggal di dekat pelabuhan seperti Chiko, tapi mereka adalah bangsawan dari keluarga morella, bangsawan kelas bawah)

Gabriel: hey....kalian tidak mau menuggu ku ( kini Gabriel datang dengan berselancar di atas air menggunakan sihirnya yang ber-element air, lalu semakin mendekat ke gundukan pagar batu pagar antara pantai dan juga jalanan daratan dan Gabriel mulai berjalan dk tanah)

Chiko: cihhh kenapa kalian selalu ada dimana ada gw lu berdua naik apa sih ke pelabuhan rumah kalian kan di "town house".

(tampan ekspresi kedua teman Chiko itu menunjuk sebuah helikopternya yang masih berputar )

Chiko: dasar anak orang kaya(dengan muka mendatarnya)

Laura: Chiko mau beli roti isi strawberry mu dong dengan double cream(matanya bersinar saat membayangkan rasa kemanisan dari roti Chiko itu)

Gabriel: aku juga roti melon dengan banyak taburan gulanya(menimpali)

Chiko: kalau mau beli roti ya ketoko ku ngapain kalian malah menghampiriku

(Gabriel dan Laura hanya tersenyum sambil Laura mengandeng tangan kanan Chiko dan Gabriel menggandeng tangan kiri Chiko)

karena kita adalah sahabat, persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu(Laura dan Gabriel bernyanyi sambil sedikit menari ke kiri dan ke kanan, Chiko hanya memerah dan mulai ikut bernyanyi)

setidaknya mungkin sudah 4 tahun, yaaa....pertemuan pertama kami di pelabuhan ini, saat itu nenek sakitnya semakin parah akibat dari faktor umur dan juga karena kehilangan anak semata wayangnya.

"aku akhirnya saat itu harus rela, menghabiskan waktu bermain anak-anak ku saat umur ku 8 tahun demi memikirkan bagaimana cara membuat roti kami menjadi banyak pembeli aku membuat adonan pagi, siang,sore dan malam selama 1 bulan menghabiskan banyak bahan makanan, namun semua terbayarkan saat itulah mulai kerjaan toko roti kami bangkit.

dari kerja keras ku selama ini, resep roti nenek Sarah hanya roti lama (roti orang dulu) yang tawar dan tidak menarik, sehingga dalam 1 Minggu mungkin kami hanya menghabiskan 60 stick roti namun tak menentu, aku yang mulai menjadi tulang punggung keluarga mulai belajar membuat roti yang memiliki rasa,isi, dan menarik untuk dilihat.

saat itu mungkin sekitar 1 Minggu toko kami mulai ramai pembeli, saat itulah aku bertemu Gabriel dan Laura anak bangsawan kelas bawah, tepatnya saat sore Miska menarik ku keluar dari toko untuk melihat sunset yang bisa kami nikmati langsung setelah membuka pintu toko kami.

Miska: ayooo kakak liat itu.....indah kan (sambil menunjuk ke arah matahari)

Chiko: kita tinggal disini sudah lama Miska kamu seakan baru sekali dua kali melihat sunset yang indah ini(tukas ku melihat Miska aneh hari itu)

Miska lalu merubah ekspresinya, ihhh kakak mah gitu orang biar kek di buku buku dongeng gitu, "pangeran dan putri menikmati sunset yang indah" ucapnya.

Miska memang terlihat tomboy dari umurnya 3 tahun itu tapi dia juga seperti anak perempuan lainnya yang bermimpi menjadi seorang princess.

Chiko: haaa... kau ini lebih baik kau bantu kakak buat roti melon agar kita langsung isti-

ahhhhh aku engga mau ayah, ayah harus disini aku engga mau ditinggal berdua sama gabriel(rengekan seorang bangsawan kecil menghentikan ucapanku, Miska dan aku langsung menghadap ke arah suara itu berasal).

rengekan itu berasal dari Laura kecil, yang sedang menangis karena ingin melihat sunset bersama ayahnya, namun ayahnya harus pergi karena ada urusan, dari kecil Laura memang sudah sangat cantik dan imut rambutnya yang pirang dengan baju-bajunya yang nak princess dengan pita ditengahnya)

Laura: ayahhh ayo liat sunsetnya dengan ku

....

ayah harus pergi sekarang Laura karena ada urusan mendadak jika kamu ingin tetap disini, ayah akan pergi duluan(ucap ayahnya),''keluarga Laura adalah pengurus wilayah pelabuhan tempatku tinggal.

kakak siapa wanita yang cengeng itu tanya Miska.

Chiko: hey enggak, boleh gitu dia tu punya hati yang lembut tau dek, makanya pas ayahnya pergi dia nangis

Miska: tapi Miska enggak pernah nangis karena kita enggak ada mama papa tu kak...?

aku hanya terdiam mendengar kata-kata Miska dan tersenyum...

Chiko: iya karena, kita anak anak hebat, dan kuat hahah(tertawa)

aku kembali melihat kearah anak kecil itu yang ternyata sekarang sedang duduk di atas pagar batu dan tangan kanannya memegang lampu jalan dan seorang anak laki -laki berambut pirang berdiri disebelahnya, yaaa...dia Gabriel kecil...aku mengambil langkah dan memulai menyapa.

Chiko: haiii boleh gabung...?

Laura saat itu hanya menatap sebentar dan membuang muka sembari tangannya menyilang dan berkata"huh"

aku hanya mengusap belakang kepala ku atas sikapnya itu.. namun Gabriel memberikan senyumannya padaku seakan menyambut perkenalanku.

Gabriel: haii, aku Gabriel...dan ini laura

Chiko: haii juga, aku Chiko dan adikku miska, Miska ayo beri salam ke kakak ini(suruhku pada Miska)

Miska: hallo (membungkuk dan memberi salam itulah yang dilakukan Miska karena melihat orang didepannya seperti seorang bangsawan)kakak seorang bangsawan..?

Gabriel: ba-bagaimana kau tau hahahh.... iya kau hebat karena bisa tau sebelum aku katakan hahahah...

Miska: karena Kakak seperti seorang bangsawan...(ucapnya dengan mata berbinar)

Laura hanya diam dengan mengembangkan pipinya melirik ke arah aku dan Miska

Chiko: apa kalian ingin melihat sunset nya..?

Gabriel: iya Chiko, Laura bersih keras ingin melihatnya dengan ayahnya namun, paman terlalu sibuk jadi aku menemaninya.

Chiko: ah kalau begitu ambilah ini( sebuah roti strawberry dengan cream dan roti melon dengan taburan gula) kami seorang tukang roti di toko itu(menunjuk) dan kebetulan ini enggak habis jadi setiap sunset aku dan adikku menikmati roti ini sambil melihat sun-(belum selesai aku berbicara rotinya udah berada di tangan Gabriel)

Gabriel: uwahhh(dengan mata bersinar) roti melon, aku mau dong(pecinta melon) kau mau Laura..?

Laura: enggak ah .....kau pikir aku apaan dikasih makanan sisa..

Chiko: anu- maaf itu benar namun ini bagus kok dan layak .....

Miska: wahhh kakak liat sunset nya udh dimulai (mata mereka ber-empat berbinar dengan cahaya sunset yang sedang berlangsung)

mata Laura menatap kearah Chiko yang sedang menatap sunset, ada banyak kehangatan disana...

Laura: anu, apa kau mau jadi temanku....ah bukan maksudku aku akan membiarkan mu menjadi temanku kalau kami kalau kau ma-

Chiko:"tentu" aku mau (tersenyum lebar)

wajah Laura merona merah melihat senyuman tulus Chiko

Gabriel: kau kenapa...?

Laura: enggak apa-apa (sambil menatap ke arah kantong roti yang dipegang Gabriel)apa roti strawberry tadi masih ada (dengan malu)

Gabriel: ini( langsung memberikannya)

dan inilah awal dari pertemuan kami, hari itu ditutup dengan bayangan kami yang menghilang setelah matahari terbenam dan muncul kembali setelah lampu jalan hidup karena hari sudah gelap,seperti saat yang benar-benar sudah ditakdirkan untuk mereka lalui dan setelah itu mereka berteman dan selalu bersama.

Laura dan Gabriel yang rumahnya berada di tonwhouse selalu datang kepelabuhan untuk bermain bersama Miska dan Chiko dan untuk membeli roti Chiko karena, tidak ada yang pernah mengalahkan roti Chiko di lidah mereka sudah seperti candu,

andai waktu-waktu seperti itu terus terulang apakah aku bahagia..?? apakah kebahagiaan atas waktu yang terulang itu lebih indah dari proses yang melelahkan yang telah menungguku dimasa depan..?