webnovel

Cerita Tentang Kau Dan Aku -KSJ-

SYNOPSIS Aku pikir kebahagiaan kita akan bertahan selamanya sama seperti buku novel yang pernah aku baca, tapi kenyataannya begitu berbeda. Aku kehilanganmu untuk selamanya, menyisakan kenangan manis yang tertinggal disisiku seorang diri. Aku tidak pernah menyesal dengan semua keputusan tentangmu, jatuh cinta pada seorang idola bukan sebuah kesalahan. Aku tidak pernah menyesali apapun yang terjadi. "Percaya padaku semua baik-baik saja, secara aku world wide handsome. Aku akan membuat kita selalu bahagia, cerita tentang kau dan aku harus semulus langit yang ada di atas kita." -Kim Seokjin- "Jatuh cinta denganmu sama seperti jatuh cinta dengan ribuan kerjaan berat yang menimpaku, rasanya sangat melelahkan. Walaupun aku tahu resikonya menjalin hubungan denganmu yang di cintai oleh ratusan juta orang," -Raima-

Autumnsky01 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
21 Chs

Ellen itu tukang gosip

Happy reading semuanya!

Bosan. Itulah yang terjadi saat ini pada Raima, perempuan itu tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak! sebenarnya banyak yang harus dilakukan hanya saja gadis itu kepalang malas dan hanya ingin duduk manis diruang baca walaupun tanpa melakukan apapun. Aroma buku membuatnya menjadi lebih relax dan mengantuk.

"Annyeong kau tetangga baru ya! Aku Ellen dari Amerika tinggal sepasang dengan Sakura, ya kurang lebih sama denganmu yang katanya tinggal dengan laki-laki ya? Aku mendengar semuanya dari Sakura," Raima hanya mengangguk kemudian menerima uluran tangan dari Ellen yang kini sudah duduk disampingnya.

"Aku Raima dari Indonesia, senang berkenalan denganmu. Sakura kemana?" tanya Raima ramah.

"Dia? Seharusnya kau jangan membicarakan dia, sudah jelas pasti dia bersama kekasihnya membuat Joo Junior atau mungkin bergelud dengan bintang-bintang astronot. Dia orang aneh yang pernah kau temui jangan mencari dia,"

"Hah?!"bingung Raima.

Ellen tertawa melihat wajah bingung dari gadis yang ada di sampingnya itu. Perempuan itu benar-benar polos menurut Ellen.

"Jangan berbicara yang aneh-aneh! Kau memang ratu gossip Ellen,"

kesal Sakura

Ellen mengedikkan bahunya tidak peduli, ucapannya selama ini berdasarkan informasi yang ia dapat dari sumbernya langsung ataupun dari mulut ke mulut.

"Aku hanya berbicara fakta, bukankah kau sendiri yang bilang padaku saat perayaan 100 harimu dengan Joo kau memberikan itu? aku gossip berdasarkan hal fakta baby, kita tinggal menunggu kapan Junior Joo akan segera hadir dan kau harus mengubur mimpimu sebagai ahli angkasawan, pupuslah harapanmu bekerja di Nasa."

"Mulutmu minta aku sumpal dengan sepatu milik Joo baru tahu rasa! Jangan berbicara hal aneh pada tetangga baru, dia masih polos jangan kau merusaknya dengan omongan jelek mulutmu itu." Raima yang sejak tadi hanya diam memandang bingung keduanya yang kini sibuk melempari kuaci yang Sakura bawa dari kamarnya.

Joo tersenyum menatapnya,"Biasalah mereka seperti ini, kau harap paham dengan tingkah mereka yang hanya membuat kepala sakit. Tenanglah mereka bukan tetangga yang rewel," Raima tersenyum kemudian mengangguk.

"Joo kenapa kau tidak pindah kesini saja? Sakura akan membayarkan sewanya atau mungkin kau bawa saja berandal satu ini untuk tinggal bersamamu, rasanya aku sedikit muak berhadapan dengan berandal jorok satu ini."keluh Ellen

"Yak! Kalau aku berandal kau apa? Tidak sadar diri! Disini kau yang lebih berandal, bukankah kau yang paling jorok? Kau tidak pernah membuang sampah kalau bukan aku yang mengurusnya!" kesal Sakura.

"Aku tidak ingin merepotkan Sakura, biaya disini terlalu mahal dan dompetku tidak memadai. Coba saja kau tanyakan temanmu mau tinggal bersamaku atau tidak," sahut Joo.

"Aku bisa saja pindah ke apartemen mu Joo, hanya saja aku kasihan pada tetangga barumu nanti harus mengurus masalah sampahmu yang berserakan, lagian kalau dipikir lagi aku suka tempat ini." Ellen hanya memutar matanya malas.

Suasana mendadak tenang. Ellen yang kini mulai sibuk mengerjakan tugas desainnya lalu Sakura sibuk dengan membaca buku tentang entahlah Raima tidak yakin membacanya dan Joo yang sibuk bermain game di ponselnya, sedangkan dirinya sendiri hanya memperhatikan mereka sesekali membalas pesan email yang dikirimkan oleh atasannya perihal esok hari dirinya akan bertemu dengan Choi Byun Sik selaku pemilik dari tempatnya bekerja.

"Ah! Benar! Aku kemarin malam melihatmu pulang dengan laki-laki, siapa? Kekasihmu? Ooo ... aku tidak menyangka kau mempunyai kekasih, tidak heran wajah cantik sepertimu mempunyai kekasih. Sayang sekali aku tidak melihat wajah kekasihmu,"

"Kemarin malam?" tanya Raima

"Euhm ... kau berpacaran dengan orang kaya ya?" Raima hanya berkedip merasa tidak percaya dengan penuturan blak-blakan dari teman barunya itu.

"Itu bukan kekasihku, kami hanya berteman." sanggah Raima

"Benarkah? Tapi sepertinya kemarin—" ragu Ellen

"Memangnya kenapa? Kau ragu? Aku sungguh tidak berpacaran dengannya. Kami hanya berteman," Ellen menatap Raima yang tampak menatapnya gugup.

Ellen menaruh pensil yang digunakan untuk menggambar desain baju buatannya,"Baju yang kau pakai waktu itu brand terkenal incaran Sakura, aku tahu kau mana mungkin punya selera baju mahal setelah aku melihatmu berpakaian seperti ini. Mataku itu mata Brand terkenal jadi aku paham, pasti kau memakai itu dari kekasihmu kan."

"Baju incaranku? Yang mana?" bingung Sakura

"Satu set hodie pink incaranmu yang di pakai oleh Jin BTS, kau hampir menangis karena kehabisan."

Sakura yang mengingat momen itu hanya mendesah pelan, ia hampir gila karena selalu sold out ketika ingin membeli. "Barang itu masih jadi incaranku sampai saat ini, kenapa susah sekali mendapatkannya? Kekasihku saja tidak bisa mendapatkan antrian untuk membeli baju itu." Joo hanya menggeleng mendengar penuturan dari kekasihnya itu.

"Aku tidak pernah peduli fashion, aku memakai brand baju apa saja." Ellen terdiam mendengar penuturan dari perempuan yang kini hanya terdiam sembari memainkan ponselnya.

Ellen selalu kelebihan kalau bicara, sepertinya kau akan kehilangan teman lagi Ellen kalau seperti ini terus menerus.

"Ah—iya, katanya aku dengar kalau tetangga seberangmu asrama laki-laki, bagaiamana dengan mereka? Apakah mereka punya wajah tampan dan perut yang wah?" tanya Ellen memecah keheningan.

"Yak! Ellen sudah aku bilang jangan bahas seperti itu pada adik polosku! Aku tidak mau adikku tertular otak byuntaemu!" seru Sakura

Ellen menatap mata Raima, "Jujur saja mereka tampan, rasanya seperti artis dan aku pernah lihat. Entahlah aku tidak yakin yang jelas rasanya tidak terlalu asing untukku. Ah—membayangkannya membuatku malu sendiri, " sahut Raima

"Yang kau lari ke ruang ini waktu itu? karena bertemu dengan mereka? Apa mereka keluar dengan aura mereka yang terbuka, jujur saja aku masih penasaran tapi karena aku melihatmu tidak nyaman jadi aku tahan." Celetuk sakura

"A-A-ani!-T-T-tidak!" seru Raima gagap

"Temanku juga begini tapi akhirnya dia mengaku, kalau ada yang bagus kau harus membaginya denganku. Kau sangat tidak seru kalau hanya menyimpannya untuk itu,"dengus Ellen kesal

"K-kenapa aku harus membanginya denganmu? M-mereka bukan makanan seperti yang kau maksud," Sakura tertawa melihat wajah tegang Raima.

"Kasihan bayiku gelagapan, sudah itu biarkan jadi rahasia bayi." Raima menggaruk belakang kepalanya.

"Aku akan kembali ke kampus," ucap Ellen

"Kampus atau apa?" goda Sakura

"Tutup mulutmu!" seru Ellen

Raima menatap kepergian Ellen yang sudah berjalan semakin menjauh setelah menyelesaikan tugasnya, punggung Ellen tampak rapuh. Perempuan itu tampak berbeda dengan Sakura, rasanya seperti menyimpan beban yang gadis itu simpan sendiri. Semoga saja Ellen mau berbagi kesendiriannya dengan dirinya ataupun dengan Sakura.

"Kau kenapa tidak cari penghasilan dengan menjadi beauty vloger or dialy life in korea, aku pikir banyak orang yang menyukainya." Raima menatap Sakura yang kini tersenyum menatapnya.

"Aku malu di depan kamera," sahut Raima polos

"Kau tidak harus malu untuk mencari uang," timpal Joo

"Peluangmu sangat bagus di dunia entertainment, kau cantik pasti akan banyak penggemarmu. Kalau kau minat Joo punya teman yang seperti itu, kau bisa belajar darinya. Aku harus pergi sekarang, ada kencan untuk nanti malam. Kabari aku kalau minat, ayo Joo! Sampai nanti,"

Kini dirinya sendiran? Raima tidak percaya kalau dirinya benar-benar sendirian. Ah—kedua tetangga barunya itu punya dunia sendiri, lebih baik ia pulang ke tempatnya saja dan menyelesaikan tugasnya yang tertinggal.

To be continued

Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku.

Dilarang keras memplagiat karya ini!!

Salam

Leeaa Kim.