webnovel

S2| 95. Lebih Indah dari Negeri Dongeng

Dengan mata yang tak henti menumpahkan kesedihan, Mia mengulangi pernyataan tulusnya. “Maafkan aku karena telah bersikap egois. Aku hanya memikirkan perasaanku sendiri. Padahal, Tuan jauh lebih menderita.”

Mendengar ratapan sang kekasih, kekesalan Julian mendadak lenyap, tergantikan oleh rasa iba yang tak kalah menyesakkan. Sembari mendesah samar, pria itu akhirnya berpindah ke ruang kosong di samping sang gadis.

“Mia,” panggilnya sambil menyentuh pundak yang bergetar hebat.

“Maafkan aku, Tuan,” ucap sang gadis seraya menyembunyikan wajah di bawah bayang-bayang kepala. Ia malu menunjukkan kerutan di alis yang gagal diuraikan, ataupun hidung yang merah akibat terdesak penyesalan.

Dengan lembut, Julian menangkup pipi sang kekasih. Perlahan-lahan, ia mengarahkan pandangan gadis itu untuk bertemu dengan matanya.

“Aku tidak apa-apa. Asalkan kau tidak kabur lagi dariku, aku baik-baik saja,” angguk pria itu meyakinkan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com