webnovel

S2| 143. Hadiah Terakhir

Sambil berusaha menaklukkan gemuruh dalam dada, Julian meraih kotak yang bertuliskan namanya. Sebuah kartu ucapan tergantung pada pita merah. Setelah menyingkirkan air mata agar tidak menghalangi pandangan, ia membuka lipatan kertas itu dan mengamati goresan tinta yang memperdalam kerinduan.

“Musim dingin akan segera tiba. Pastikan diri kalian tetap hangat. Setiap mengenakan ini, anggap aku sedang mendekap kalian dengan penuh cinta.”

Usai membaca pesan singkat itu, kesedihan semakin membanjiri mata Julian. Sambil terisak dan terpejam, ia merengkuh kotak itu seerat keinginannya untuk tetap bersama dengan sang ayah. Malangnya, sekuat apa pun ia memanggil, Herbert tidak akan pernah menjawab.

“Julian, berhentilah .... Kau bisa membuat Cayden ikut menangis,” bujuk Mia sembari mengusap wajah pria yang telah kehilangan akal sehat.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com