webnovel

Rahasia Metode Latihan Elena (Masih Belum Dikatakan)

"Jadi seperti yang aku katakan sebelumnya, cara menjadi kuat adalah dengan makan makanan yang enak. Maka dari itu, kalian silahkan makan dulu Bento milik kalian, ya," kata Elena sambil membuat senyuman pada mereka bertiga.

"Cih, apa tidak bisa jika kamu memberitahunya sekarang?" ucap Sasuke sambil melotot pada Elena disertai perasaan menekan di sekitarnya.

"Sa-Sasuke-kun …." Sakura memperhatikan Sasuke dengan mata yang cemas saat mengetahui keberadaan yang menekan itu.

"Tidak bisa~." Elena menyilangkan kedua jari telunjuknya sambil membuat senyuman santai.

'Wah, dia sudah mulai marah, tuh,' kata Kurama.

'Abaikan saja.'

*Sis!*

Menggunakan Shunshin no Jutsu, Elena berpindah tempat menjauhi mereka bertiga. Kalau dia masih di sini, kemungkinan hanya akan mengganggu acara ketiganya. Tujuan Elena adalah sebuah batang pohon tak jauh dari tempat itu.

'Hmm, jadi seperti ini rasanya menggunakan Shunshin, ya. Biasanya aku menggunakan Teleportasi teknik asliku, ada baiknya aku memakai yang biasanya dipakai oleh kebanyakan ninja. Baiklah, sekarang ….' Elena menatap ke bawah pada Kakashi yang sedang membaca bukunya dengan tenang.

Sejak tadi Kakashi hanya bersembunyi di balik pohon yang dekat ini. Namun tidak satupun dari mereka bertiga yang menyadari keberadaannya oleh sebab kemampuan Kakashi untuk menyembunyikan keberadaannya. Akan tetapi dia tidak bisa bersembunyi dari Elena karena selain bisa membaca pikiran, dia juga dapat mengetahui emosi dari makhluk hidup di sekitarnya. Dia juga memastikan keberadaan Kakashi menggunakan Penerawangan untuk mendapatkan hasil lebih akurat.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan pada mereka bertiga setelah ini, Sensei?" tanya Elena sambil melihat ke bawah.

"Hmm? Aku tidak menyangka kamu akan menemukanku bahkan setelah aku menghapus keberadaanku. Apa kamu ini juga merupakan tipe sensor selain serangan langsung, ha?" Kakashi mengarahkan matanya pada Elena saat wajahnya masih membaca buku.

Kedatangan Elena ini sedikit mengganggu Kakashi sebenarnya. Dengan satu mata yang digunakannya untuk melihat dan satu mata lagi yang ditutup, jarak pandang Kakashi itu sendiri terbatas dan lebih sempit yang membuatnya perlu berhenti membaca untuk sementara waktu. Yah, manusia biasa juga tidak memiliki arah pandang mata yang saling terbelah atau hanya menunjukkan satu sisi, jadi gangguan kecil dari Elena masih normal-normal saja.

"Entah? Siapa yang tahu, ya, 'kan?" Elena mengangkat bahunya dan lebih suka tidak membeberkan fakta tentang kemampuan cenayangnya.

Bagaimanapun, tidak ada di antara Minato maupun Kushina yang memiliki kemampuan membaca pikiran atau sebagian besar kemampuan cenayang yang lain. Elena yang menggunakan teknik energi miliknya sudah cukup unik sebab tidak ada hubungannya dengan garis keturunannya atau teknik ninja yang ada di perpustakaan Desa Konoha. Membeberkan tentang cenayang dan reinkarnasi tampaknya bukan ide yang bagus.

Kakashi kembali mengarahkan matanya pada buku yang ada di tangannya. Tampaknya dia mengabaikan Elena sama seperti Elena yang memilih untuk tutup mulut terhadap pertanyaan Kakashi. Mengapa seorang guru membeberkan semua rencananya pada salah satu muridnya yang kelihatan tidak dapat dikontrol.

"Diabaikan seperti ini rasanya tidak terlalu nyaman, lho, Sensei. Apa kamu benar-benar tidak ingin menjawab pertanyaan dariku?"

Sayangnya masih tidak ada jawaban. Kakashi tetap fokus membaca buku miliknya dan mengabaikan suara Elena dan menganggapnya itu adalah bisikan dari makhluk halus dan lebih baik jika tidak dianggap.

"Sudahlah." Elena menyilangkan tangannya di belakang kepala, bersandar pada pohon, dan mengambil posisi duduk di atas batang pohon. "pokoknya kalau kamu menunggu adikku kelaparan, itu tidak ada gunanya. Aku pernah lupa memberinya makan dan membuat dia tidak makan selama tiga hari, selain itu kami berdua sudah sarapan pagi tadi, dia tidak akan lapar kalau hanya ini," kata Elena sebelum dia memejamkan matanya.

Elena menunggu sambil memejamkan matanya dengan malas. Apa yang dia tunggu adalah Sasuke dan Sakura selesai menghabiskan makan siang mereka. Tampaknya dia telah mengetahui apa yang perlu dilakukan agar mereka dapat mengerti betapa pentingnya menjaga dan membantu seorang teman ketika dalam masa-masa sulit.

"Oh, sepertinya mereka berdua sudah menyelesaikan acara makan siang mereka. Lama juga mereka berdua menyelesaikan urusan mereka, aku sampai bosan menunggu mereka berdua sambil tiduran di tempat ini," monolog Elena yang membuka matanya dan memperhatikan dedaunan di hadapannya.

Dia memperhatikan mereka bertiga melalui penglihatan penerawangan miliknya. Seingatku aku sudah menjelaskan, tapi … sudahlah, aku akan menulisnya lagi. Kemampuan Penerawangan Elena kurang lebih sama seperti kemampuan mata Byakugan milik Klan Hyuga. Bedanya, Penerawangan Elena tidak dapat melihat aliran chakra, namun sebagai gantinya Elena dapat menerawang banyak tempat sekaligus. Selain itu, Kemampuan ini dapat digunakan dalam tempat gelap atau tanpa cahaya yang memberikan Elena keuntungan dalam pertarungan di malam hari atau tempat yang dengan objek pengganggu penglihatan.

*Sis!*

Elena menggunakan kemampuan Shunshin-nya dan muncul di hadapan mereka bertiga. Kakashi? Dia masih dengan tenang membaca bukunya, sehingga Elena sama sekali tidak mempedulikannya. Toh, juga, apa yang akan dilakukan Elena sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.

"Kalian berdua! Apa kalian sudah makan dengan enak?" tanya Elena dengan senyuman riang yang menghiasi wajahnya.

Dia mengarahkan pandangannya pada satu per satu dari mereka. Sasuke memperhatikan dengan seksama pada Elena yang baru saja datang, seperti tidak sabar untuk mendapatkan rahasia bagaimana Elena dan Naruto dapat menjadi kuat. Naruto hanya cemberut sambil memalingkan wajahnya ke samping, pada arah di mana Sasuke tidak dapat dilihat olehnya. Sepertinya dia memiliki dendam kesumat dengan Sasuke walau padahal mereka hanya saingan di akademi. Untuk sakura, dia terlihat cemas dengan alis yang tampak turun dan tangan yang saling menggenggam di depan dadanya.

Hawa suram antara Naruto dan Sasuke memenuhi atmosphere di sekitar mereka. Hanya sakura yang terpengaruh oleh sebab dia tidak terbiasa berada di tempat dengan suasana buruk. Elena memang jarang masuk ke tempat beraura buruk dalam kehidupan ini, tetapi di kehidupannya … lumayan banyak masuk ke dalam area konflik.

"Sudah, bisakah kamu cepat-cepat memberikan metode yang bisa membuatmu menjadi lebih kuat?" minta Sasuke sambil menatap tajam pada Elena.

'Wah, dia benar-benar ingin membunuh kakaknya yang telah membantai semua anggota klannya, ya. Padahal kakaknya adalah orang yang sangat baik dan menyayanginya, lho,' batin Elena.

'Mau bagaimanapun dia hanyalah anak kecil pada saat itu terjadi. Yah, dia juga masih anak kecil saat ini, tapi dia lebih kecil saat itu. Dia hanya menilai kakaknya pada tindakan kakaknya saat itu tanpa memikirkan dalang sebenarnya. Selain itu, pria Uchiha itu memang menginginkan jika adiknya menjadi lebih kuat di bawah dendam dan rasa amarah,' komentar Kurama.

'Kamu benar-benar membenci Uchiha sampai seperti itu, ya, Kyuu-chan. Kamu bahkan tidak memanggil namanya, lho!'

'Memangnya kamu kenal dia?'

'Tentu. Dia adalah Uchiha Itachi, 'kan? Dia sangat terkenal sebagai ninja jenius, lho.'

'Terserah.' Kurama memutar matanya dan mengakhiri dialog antara mereka.