Vika menunjuk tukang soto yang sedang berhenti di sisi kanan jalan. Adel mengangguk, ia pernah membeli soto tersebut. Lumayan enak.
"Mau makan di mana?" tanya Adel.
"Di sini saja. Nggak nafsu aku di rumahmu," ujar Vika setengah berbisik. Adel tertawa.
"Hantu Sandria nggak jahat. Sudah lama, ia juga tidak muncul. Mungkin ingin kenalan sama kamu," gurau Adel.
Vika melotot. Ia nyaris memukul tangan Adel yang masih berbungkus gips.
"Tapi nggak nyaman banget makan tanpa meja," keluh Vika akhirnya.
"Makanya di rumah saja. Kita makan di teras," usul Adel. Ia pun setuju.
"Kamu yang ambil mangkuk di belakang, ya," ucap Vika. Adel mengangguk.
Tiba di rumah, Vika menunggu Adel masuk rumah untuk mengambil mangkuk. Sambil menunggu bocah tersebut, ia memainkan ponsel. Ada panggilan tak terjawab dari Sera.
Ia segera membuka chat. Benar saja, gadis itu telah mengirim banyak sekali pesan.
[Vik, kamu nggak apa-apa? Tadi aku dipanggil ke BK]
[Guru BK menunjukkan gambar yang diduga itu kamu]
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com