webnovel

BAB 2 . BUNGA MELATI

Pelukan itu begitu mesra.

Mereka bersikap layaknya Adam dan Hawa,namun ini bukan seperti itu.Ini pelanggaran.Ini kisah kaum Nabi Luth.

Aku memilih meninggalkan mereka.Uang pembayaran masih ada di tangan Aidan.Aku mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.Aku tiba di rumahku.

Ya Allah,ada apa dengan Aidan?

Mengapa dia segila itu?

Tak masalah bagiku memiliki calon ipar yang tak seperti puteri Raja.

Tak masalah bagiku memiliki calon ipar yang tak secantik Madonna.

Tak masalah bagiku memiliki calon ipar yang tak seangggun Ratu Belanda.

Yang penting dia adalah perempuan maka itu cukup.

Namun bila calon iparku adalah pria,apa yang harus aku lakukan?

Jika Aidan adalah wanita tentu memiliki calon ipar seorang pria adalah hal yang tak menghebohkan.Tapi ini.....Aidan adalah pria.Pria tak boleh menikah dengan pria.

Tak terasa jam 4 sudah tiba.Aku tetap ke rumah orang tuaku.Mobil yang aku kendarai berjalan seperti kura-kura.Sangat lambat sehingga dikira mobil ku sedang kekurangan Pertalite.

Aku tiba di rumah orang tuaku.Lewat pintu samping rumah.Ibuku menyambutku dengan pelukan hangat.Ayahku sudah duduk manis di kursi ruang tamu.Dua kakakku yang lain juga sudah ada di ruang tamu.Dua adikku juga sudah ada di ruang tamu.Aku dan ibu kemudian duduk berdampingan.

Inilah keluarga kami,ayahku seorang pengusaha bernama Pak Maik dan ibuku adalah ibu rumah tangga bernama Ibu Ayumi.Kakakku bernama Aan dan Mika.Aan berusia 35 tahun dan sudah menikah.Sedangkan Mika berusia 31 tahun dan sudah menikah.

Aku bernama Mita berusia 27 tahun,belum menikah.Dua adikku bernama Adit dan Miya.Adit berusia 25 tahun,belum menikah.Dan Miya berusia 23 tahun,belum menikah.

Dimana Aidan?

Kami sedang menunggunya.

"Pasti calon ipar kita ini cantik sekali."kata Aan.

"Aku jadi penasaran."kata Mika.

Aku yang sama sekali tidak penasaran itu hanya bisa menunduk.Tak banyak terlibat dalam perbincangan yang hasil akhirnya sudah aku tahu semua.

Dan Aidan pun datang.

Bersama dia yang kini mengenakan jilbab yang aku jual.

Ya Allah,dia "cantik" sekali.

"Cantiknya."puji Miya saat Aidan dan calon ipar kami itu duduk di kursi sofa.

Aidan tersenyum.Semua tersenyum kecuali aku.Aku menatap calon iparku itu dengan tatapan penuh selidik.

"Siapa nama calon ipar kami yang cantik ini,Aidan?"tanya Mika.

"Bunga Melati,biasa dipanggil Bunga."jawab Aidan.

Aku mau langsung menonjok Aidan karena berada di samping Bunga jadi-jadian yang begitu memuakkan.

"Kapan rencana pernikahan kalian?"tanya ayahku.

Aidan dan Bunga tersenyum.Aku yang tidak tersenyum.

"Insha Allah bulan depan,pak."jawab Aidan.

Aidan masih menyebut nama Allah sedangkan saat ini dia sudah melanggar aturan Allah.Aidan.....insyaflah.....

Bunga sendiri diam.Jika dia bicara pasti semua akan merasa aneh dengan suaranya.Aku mencoba memancing agar Bunga mau bicara.

"Kak Bunga kerja dimana?"tanya ku kepada Bunga.

"Dia kerja di....."jawab Aidan.

"Aku mau kak Bunga yang jawab."kataku memotong perkataan Aidan.

Bunga tersenyum kepadaku.

"Aku jadi MUA."jawab Bunga.

Terdengarlah suara itu.Orang yang tidak tuli akan tahu itu suara pria yang dibuat mendayu laksana suara wanita.

"Kok suara kak Bunga seperti itu?"tanya Miya.

"Itu sudah jadi ciri khas saya."jawab Bunga.

"Kak Bunga bukan pria,kan?"tanya Adit.

Bunga menggeleng.Dia tersenyum manis dan menganggap apa yang dikatakan Adit adalah lelucon yang sangat berkelas.

Aku sudah tidak tahan lagi dengan sandiwara ini.

Aku segera mohon pamit kepada semua dengan alasan yang aku karang sendiri.Semua melepas kepergianku dengan baik dan aku sedang tidak baik-baik saja.

Calon iparku itu sungguh membuatku ingin segera melepas jilbab yang dikenakannya.

.....