webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
119 Chs

100. Bukti Baru

Gyorgy dan Arpad memacu kudanya ke arah hutan Cacthice bersama dua orang pengawal dan seorang pengawal pembawa pesan. Keduanya sudah tidak asing lagi dengan area hutan yang memang sering mereka lintasi. Namun tiba-tiba, Arpad melihat ada jejak kaki kuda yang masih baru.

"Jejak ini masih basah, pasti mereka baru saja lewat ke arah yang sama dengan tujuan kita, sepertinya ada lebih dari satu jejak kaki kuda. Bagaimana menurutmu, Kak?"

Gyorgy dan Arpad berhenti sejenak dan mencoba meneliti jejak tersebut dengan hati-hati.

"Arpad, ada tetesan darah." Gyorgy memberi tahu.

Dengan jarinya, Arpad mencoba mengambil tetesan darah segar yang sudah menyatu dengan tanah. "Sepertinya masih sangat baru." Jawab Arpad.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki kuda dari kejauhan. Keduanya saling berpandangn, lalu dengan isyarat mata, mereka menarik tali kekang kuda mereka masing-masing, untuk bersembunyi di balik pepohonan rimbun.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com