Keributan di ruangan Putri Leidy yang diketahui oleh para pelayan menjadi sebuah kisah yang membuat sebagian orang penasaran. Tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti masalah antara kakak beradik itu, namun jika mengingat ekspresi Pangeran Raddone, para pelayan menggidik ngeri.
Pagi yang cerah, seperti biasa Wedden akan pergi berkuda yang kali ini akan ditemani oleh Pangeran Raddone. Mereka memiliki rute yang cukup panjang kali ini, mulai dari Selatan hingga ke wilayah Barat terluar.
Sebelum kedua pria itu berangkat, seorang pelayan menghampiri Wedden terlebihdulu dengan membawa sebuah buntelan besar.
"Ada apa? Kirimand ar nelayan lagi?" tanya Wedden yang sedang menyiapkan kudanya.
"Bukan, Raja. Dari Kerajaan Timest. Ini adalah hadiah untuk tuan Putri," ujar pelayan itu.
Wedden sempat terdiam, lalu dia memerntahkannya untuk menyerahkan itu langsung pada Leidy.
"Penggemar adikku?" sahut Pangeran Raddone yang sempat mendengar sedikit.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com