webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Zu wenig Bewertungen
721 Chs

Tilina dan Ririca

Di sisi Samael.

Dengan Ririca dan Tilina di pelukannya, Samael memindahkan keduanya secara langsung ke kamar di lantai tujuh, lantai pribadi milik Samael di Surga.

Setelah melakukan ini, dia melepaskan pinggang sempit Ririca disana dan memusatkan dirinya langsung ke sisi Tilina, memeluk pinggangnya dengan erat untuk mendekat ke sisinya, lalu...

"Mmnn...Mmm...."

Meski sedikit tersentak karena terkejut, tapi Tilina secara langsung menerima ciuman ini dan kedua tangannya langsung memeluk leher Samael!

Menerima ciuman ini, Ririca disamping benar-benar memerah dan menutup kedua matanya dengan tangannya disana.

Tapi kenapa masih ada celah diantara jari-jari tangan yang menutup matanya disana?

Ciuman berlangsung tidak terlalu lama, dan segera kedua bibir Samael dan Tilina saling berpisah meninggalkan jembatan perak tipis disana...

"Kakak..."

Samael menarik pipi Tilina ringan, tersenyum sedikit dan berkata: "Apakah kau terkejut? Bukankah ini yang sebenarnya kau inginkan, Tilina?"

"Tapi, tapi Kakak...Benarkah ini, oke?"

Mendengar kalimat Ririca, Samael hanya melakukan tindakan menarik gadis itu ke pelukannya bersama Tilina disana.

Memeluk keduanya erat, Samael berbisik ringan: "Kakakmu adalah bajingan yang telah menarik Ibu kita, lalu kenapa aku tidak bisa memakan dua adik cantikku?"

"Hauuu...."

Ririca benar-benar memerah sekarang, dan Tilina akhirnya menjauh dari pelukan Samael sambil menarik Ririca.

Menatap adiknya, Tilina berkata: "Ririca, kau tidak perlu mengikuti jejak kami, aku..."

"Tidak! Itu tidak boleh! Kakak Sam juga milikku! Kakak tidak boleh serakah!"

Dengan ini, gadis itu langsung menerkam Samael hingga terjatuh ke kasur, lalu dua bibir itu langsung bersentuhan ringan sekarang!

Samael memiliki pengalaman di bagian ini, dan dia membimbing Ririca sembari satu tangan yang lain memberi isyarat bagi Tilina untuk ikut juga ~

Tilina sedikit menunjukkan senyuman kecut, tapi pada akhirnya dia langsung membuka bajunya dan melompat langsung ke sisi Samael!

Ketiganya bermain langsung di kasur dengan sangat keras, sampai akhirnya Ririca juga membuka semua baju dan roknya sehingga menunjukkan sisi telanjangnya yang indah!

Tilina juga melakukan hal yang sama, dan dengan ringan dia menarik garis ringan di dada telanjang Samael saat bertanya nakal:

"Sekarang Kakak, apa yang harus kita lakukan, hmm?~"

"Untuk saat ini, biarkan aku berpikir....Benar, jangan ragu untuk melakukan apa yang kalian inginkan kepadaku!"

Samael menepuk pipi keduanya yang memerah dan berkata, "Kali ini, Kakak kalian akan menjadi suami kalian!"

Seorang wanita cantik dan seorang gadis yang cantik berbaris di depan matanya, dan jelas Samael yang telah mendapatkan "pencerahan", tanpa ragu mengatakan itu!

Terlebih, yang satu pada dasarnya adalah Adik perempuan tertua di keluarganya yang memiliki sosok model yang tidak kalah dengan Alessandra Ambrosio, sementara yang lain adalah adik perempuan kedua dengan bentuk tubuh yang indah dan bokongnya sangat menggoda!

Keduanya cantik pada tingkat yang hampir tidak mungkin ditemukan bahkan di tempat permodelan kelas atas, dan di atas itu semua, mereka semua masihlah dari garis darah yang sama!

Ini tabu! Tapi anehnya, ada perasaan aneh di hati ketiganya seolah hal tabu ini membangkitkan semangat yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Mungkin, itu memang kutukan...

Kutukan Duodere !!!

"Kalau begitu..." Tilina tersenyum sensual dan berbisik di telinga Samael: "Mari kita berdua melayani Kakak dengan payudara kami yang luar biasa."

"Hahaha, baiklah, kalau begitu biarkan aku mengatakan satu hal lagi...Payudara kalian, itu masih kalah dengan milik Agnes ataupun milik Asmodeus!"

"Puu...Kakak sam! Jangan pikirkan wanita lain saat ini!" Ririca menggembungkan pipinya dan berkata, "Hanya ada kami dan hanya boleh kami!"

"Bagaimanapun, Kakak memiliki fetish payudara besar, dan dia adalah bajingan yang akan memakan kami sepenuhnya sampai tak tersisa~~"

Dengan kata-kata Tilina ini, keduanya langsung mulai mengekspos tubuh diri mereka sendiri, dimana dua pasang gunung baru segera muncul tepat di depan mata Samael.

Samael mengulurkan tangannya ke gunung itu dan segera memutuskan untuk membandingkan mereka satu sama lain.

"Hmmm~~"

Ririca sepertinya lebih sensitif dari yang dia duga, dan ini membuat Tilina tersenyum nakal dan memainkan juga milik Ririca!

Ngomong-ngomong, dalam hal ukuran murni, Tilina memang lebih besar!

Ada juga sedikit perbedaan tinggi antara dia dan Ririca, yang mana tinggi model Tilina benar-benar membuat payudaranya tampak lebih indah. 

Namun, Ririca menang dalam hal tekstur, secara dia mengikuti balet sejak kecil dan bagian itunya jelas lebih kencang!

Ada banyak perbedaan jika Samael membandingkannya lebih jauh, tetapi pada akhirnya, keduanya adalah payudara yang dia sangat sukai. 

Dan dengan itu, tidak ada yang bisa Samael keluhkan dan langsung membalik keadaan dimana dia sekarang berada di atas, dan Tilina serta Ririca yang ada dibawah.

Membuka celananya dengan mudah, Samael langsung menerkam keduanya dan suara dari hubungan tabu ini langsung terdengar !!!

---------

Tapi ketiganya tidak tahu, bahwa di luar pintu, terlihat sosok Helina yang mengintip hal di dalam dengan pandangan yang rumit.

Setelah menutup pintu dengan lembut sambil mengabaikan teriakan keras kesakitan tanda perubahan gadis ke wanita...

Helina pergi dari sana, dan menemukan bahwa Gabriel sudah menunggunya disana.

"Gabriel, katakanlah, sebagai pembawa nama kejujuran, apakah yang dilakukan olehku sekarang ini benar?"

Gabriel membuka mulutnya dan berkata, "Salah, sebagai seorang ibu, Anda seharusnya menghentikan kejadian di dalam."

"Tapi My Lord adalah protagonis dalam cerita ini, dan bagi saya, apa yang My Lord lakukan, itu adalah pilihan paling tepat."

Helina terdiam mendengar ini, dan akhirnya dia mengalihkan pandangannya keluar dimana pemandangan indah terpantul di matanya...

Maga Helina menunjukkan warna bersalah yang kuat saat dia mengangguk: "Itu benar..."

"Bukan Samael yang salah, tapi akulah yang salah. Semua dosa ini, itu semuanya bermula dariku!"