webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Zu wenig Bewertungen
721 Chs

Kesetaraan Gender bukan Berarti Segalanya

"Jadi Tuan Samael, bisakah Anda menjelaskannya secara rinci sekali lagi kepada kami?"

Satu jam setelah Samael berteriak dan memanggil kumpulan polisi menganggur di kantor, dia masih berada di ruang interogasi bersama seorang wanita cantik yang menatapnya dengan wajah kaku dan serius.

Pistolnya dia letakkan di atas meja yang benar-benar membuat Samael menghela nafas dalam hati pada awalnya...

Apakah kau mengancamku dengan cara itu? Gadis ini masih pemula!

Seorang Master gertakan tidak perlu senjata apapun. Mulut adalah senjata terbaik, dan Chelsea di Dunia sebelumnya benar-benar menggunakan ini dengan baik!

Apa pistol dalam interogasi? Murni omong kosong menggertak tak berguna!

Dan sekarang, Samael menjelaskan dengan nada kosong: "Saya keluar, saya dikejar, saya memandu mereka, dan berteriak!"

"Empat langkah, ini sangat singkat padat dan jelas yang akan membantu kamerad polisi ini untuk mencatat dalam beberapa kata yang singkat, kan?"

Sambil menepuk dadanya, dia berkata: "Lihat, saya adalah warga negara yang baik bukan?"

Bang!

"Tolong jawab dengan serius Tuan Samael! Saya sudah bersama Anda disini selama puluhan menit! Saya perlu informasi yang jelas !!!" kata polisi wanita itu saat mendobrak meja dengan keras.

Samael menatapnya dengan jijik saat berkata, "Gadis, kau pikir kau siapa berani mengatakan hal seperti itu pada seseorang yang membutuhkan bantuan? Apakah kau bahkan tidak tahu kebijakan kerendahan hati dan saling membantu?"

"Kau gagal sebagai polisi, pecat dirimu sendiri dan kita impas!"

Clack...

"Jangan kira aku takut menembakmu, Tuan Samael!" pistol langsung ditodongkan wanita itu.

Samael menarik nafas dalam-dalam dan langsung mendobrak meja keras saat berdiri dan berteriak: "AKU SUDAH MENGATAKANNYA, KAU GAGAL SEBAGAI POLISI!"

"AAAAHHHHHH SIAL! KALIAN MEMBUANG BANYAK WAKTUKU, JELAS KARENA ITULAH AKU MEMBENCI KALIAN POLISI YANG HANYA BISA MEMBUAL SIALAN !!!"

Kata-kata ini sangat keras dan membuat polisi wanita itu memerah karena marah, dan dia juga balas berteriak: "Kau sialan! Kami disini membantumu!"

"Membantu kentut! Kau hanya memperlambat! Apakah kau butuh uang ?! Akan kuberikan uang itu pada anusmu biar kah puas pelacur !!!"

Samael jelas ingin sekali menangani siapa orang-orang tadi yang menjebaknya, tapi si pelacur berseragam ini benar-benar menjebaknya dalam ruangan dalam situasi interogasi?

Persetan dengan interogasi, jelas aku korbannya bangsat !!!

"KAU SIALAN !!!!"

Polisi wanita itu menembak, tapi Samael tidak bergerak karena dia tahu bahwa mentalitas wanita polisi berseragam ini sangatlah pengecut.

Sudah dikatakan, senjata terkuat bukan pistol, tapi mulut!

Dan mulut Samael benar-benar membuat mental wanita di depan terguncang sehingga tembakan meleset!

Samael langsung berjalan mendekat dan melucuti pistol di tangannya lalu membuangnya kasar.

Disaat yang sama dia menampar wanita itu dengan keras hingga dia terjatuh ke lantai dingin.

Dengan jijik Samael mengatakan, "Kau tidak professional, tidak, aku meragukan bahwa kau ada komplotan dengan kelompok tadi."

"Kau, kau..."

"Aku apa?" Samael berjongkok di depannya dan mencengkram kedua pipi wanita itu dengan keras saat dia mendekatkan wajah itu ke sisinya.

"Hanya tamparan biasa, kau harus tahan bukan? Bukannya aku rasis, tapi aku tidak menyukai ada wanita sepertimu dalam polisi atau ketentaraan."

Bang!

"Oke, sampai disitu saja kawan, kau terlalu kejam pada wanita."

Samael tidak terkejut dengan kemunculan Har disana, karena saat dia memasuki kantor polisi, dia sudah memanggil Har untuk kesini.

Sekarang dia sudah sampai, jadi Samael membuang wanita itu seolah dia tidak penting: "Aku sebenarnya seorang feminim (tidak suka menyakiti wanita), tapi bukan berarti aku kuat menahan seorang wanita biasa melompat dan memarahiku sebagai seorang tidak berguna tanpa ada bukti sedikitpun."

"Polisi memang begitu, penuh hal bodoh. Jika tidak, bagaimana mungkin hal penyuapan mereka akan berada di nomer dua setelah partai?" kata Har dan berjongkok untuk mengasihani wanita itu.

Tapi wanita itu menepis tangannya dan berteriak: "Kalian! Hormatlah sedikit pada kami para aparat Penegak Hukum!"

"Bodo amat." x2

Keduanya meninggalkan kalimat ini bersamaan dengan sombong, dan keduanya pergi meninggalkan wanita bodoh disana yang duduk dengan termenung.

Pada akhirnya, dua buah garis air mata keluar dari matanya tanpa dia sadari!

"Sial! Sial! Sial! Sial! Sial!....Mama benar, Lelaki hanya harus musnah di muka Bumi ini. Mereka keberadaan yang kotor dan merasa lebih tinggi daripada kita para perempuan!"

"Sial! Aku akan membalas kalian !!!"

Di sisi lain, Samael dan Har benar-benar tidak peduli dengan satu wanita dengan korsleting di otaknya.

Keduanya berjalan ke arah ruang interogasi lainnya, dan Har bertanya: "Kau ditargetkan, ada pentunjuk siapa itu?"

"Tidak, aku berlaku baik sejak aku tiba di Dunia ini."

Samael benar-benar jujur selama di Dunia ini, karena disini dia tidak kebal hukum.

Tapi dia masih merasa aneh...kenapa masih ada yang menargetkannya?

Har membuka mulutnya, dan dengan tangan di dagunya dia berpikir: "Mungkinkah, dia tidak menargetkanmu secara langsung, melainkan menargetkan posisimu?"

"Maksudmu..."

Har mengangguk, "Keluarga Lucy, seharusnya itu Paman Lucy. Dia orang serakah yang tidak menutupi sifatnya..."

Samael membelakkan matanya sebentar sebelum akhirnya dia tersenyum tipis dan tajam: "Tebakanmu sepertinya 80% masuk akal. Tapi mari kita lihat dan dengar sendiri siapa yang memerintahkan mereka."

Setelah itu keduanya mengetuk pintu ruang interogasi, dan jendela kecil dari besi terbuka untuk menampakkan bola mata tegas disana.

"Siapa? Ada masalah apa? Interogasi masih berlangsung."

"Kami dari pihak korban, kami ingin mendengar sendiri pengakuan mereka secara langsung. Atas nama Samael Duodere."

"...Begitu, tunggu sebentar."

Pintu terbuka, dan Samael sekali lagi harus mengakui satu hal...

"Meskipun kesetaraan gender itu benar, tapi ada kalanya wanita tidak cocok dalam pekerjaan tertentu. Ini sudah terbukti bukan?"