webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Zu wenig Bewertungen
721 Chs

Keberuntungan Samael

Mobil melaju dengan kecepatan normal, dan akhirnya setelah seperempat jam, mereka akhirnya sampai di villa tempat Kalika tinggal.

"Ahhhh, akhirnya sampai di rumah! Nah, bawakan tasku."

Samael mengambil tas itu, lalu melempar balik tas itu ke wajah Kalika saat dia berjalan kedepan melewatinya.

"Maaf Nona Bos Besar Kalika Zhini Aura, saya yang rendah ini bukan pelayan Anda~ Hohoho..."

Kalika mengambil tas itu dan membantingnya lagi berkali-kali pada Samael yang tertawa terbahak-bahak dan melarikan diri dari kejaran Kalika.

"Kemari kau! Beraninya kau memukul kembali ke wajah cantik Nona ini !!!"

"Booodoh, kau pikir siapa aku ini? Ini aku! Samael !!!"

Wanda yang melihat keduanya hanya bisa mengelus dahinya yang tidak berkeringat, "Jelas kalian sudah dewasa, kenapa kalian malah seperti anak kecil? Ayolah..."

Tapi ada juga pemikiran lain dari Wanda, dan kecurigaannya menjadi lebih dan lebih dalam pada saat ini.

Pada akhirnya mereka masuk, dan Samael segera mengerem kakinya yang menyebabkan dampak pemukulan muncul di kepala oleh tas Kalika.

"Huh! Rasakan, akhirnya kena."

Tapi Samael tidak memedulikan ini dan diam-diam dia mengelus dagunya dan mengangguk pada pemandangan di depannya.

"Kuberikan poin 85 poin, Nona."

"...."

Alisha yang berbaring malas bermain ponsel dengan tank top tipis yang hanya menutupi setengah tubuhnya dan hot denim pendek yang dengan jelas menunjukkan banyak kulitnya tidak berkutik...

Bahkan pocky yang ada di mulutnya terjatuh dibawah pipi memerah Alisha saat menatap Samael disana!

"Aa-Ahhhh?! K-Kalika !!! Kenapa kau tidak mengatakan bahwa kau mengajak pacarmu kerumah !!! Uhhh, pakaian, pakaian !!!"

Alisha langsung berlari menuju lantai dua dengan wajah memerah dibawah pandangan menarik Samael yang melekat memandang punggungnya.

Kalika juga terkejut, dan akhirnya dia tersadar sebelum akhirnya dia menarik kulit di pinggang Samael dengan kejam!

"Murahnya dirimu untuk melihat kesejahteraan dari saudariku! Humph!"

"Hiss....Ayolah, ini masih salahku?" Samael melepas tangan Kalika dan bertanya, "Dan kenapa kau terasa seperti pacarku yang cemburu saat aku melihat wanita lain? Kita bahkan belum bisa dikatakan sebagai kenalan dekat oke?"

"A-Apa?! Nona ini jelas baik padamu, Ahhh...lupakan!"

Kalika menggaruk rambutnya dan memberikan laptopnya pada Samael saat berteriak kesal: "Kau membuatku kesal! Sebagai gantinya, kerjakan daftar keuangan bulan ini dan periksa juga data tadi untuk dibetulkan sebelum mengirimnya ke database!"

"Hah ?! Lalu kau?"

"Humph! Nona ini ingin mandi, jangan mengintip atau melakukan hal lainnya! Jika tidak..."

Membuat gerakan menggorok leher dengan jempolnya, Kalika akhirnya pergi dengan mulut melotot dan wajah kesal.

Samael yang ditinggalkan sendirian hanya mengambil nafas dalam-dalam dan berbisik: "Wanita sialan ini malah lebih mirip Tiva saat di Universitas! Bahkan kata ganti Nona keluar, sungguh...."

"Aha? Apakah Tuan Samael juga teman universitas Kalika? Aku baru tahu ini~"

Dua tangan halus dan lembut muncul di pundak Samael, dan segera pemilik tangan ini, Wanda muncul dengan senyum penasaran dan mata licik akan gosip baru yang akan datang.

Samael langsung memberikan senyuman paling cerah dan berkata: "Itu wajar, kami tidak terlalu suka masalah waktu itu."

Jelas bohong, tapi kebohongan di tempat ini berguna untuk tidak mencuat ke pokok pembicaraan lainnya yang mungkin membongkar tujuan awal Samael yang ingin memanfaatkan Eastern Group sebagai pionnya sendiri.

Mata indah Wanda menyipit dan akhirnya dia menutup mulutnya saat tertawa anggun, "Sepertinya memang begitu. Yup, itu juga bukan urusanku, aku akan mandi dulu juga, jangan mengintip oke?"

"Tidak akan dan tidak tertarik..."

"Ufufu, aku senang tapi agak kecewa. Apakah pesonaku kurang?"

Samael menggelengkan kepalanya dan duduk di sofa saat membuka laptopnya: "Bukan begitu, hanya saja aku tidak tertarik lagi melakukan NTR atau apapun terutama pada suadaraku."

Bahkan Samael sendiri agak takut bahwa BUFF Lancelot masih ada di tubuhnya mengingat sirkuit mencari kesenangan di pikiran Kakek Dewa itu!

Wanda terkejut, tapi pada akhirnya dia mengibaskan rambutnya dan pergi dengan pikiran: "Bajingan dan bajingan, apakah masih ada moral? Hantu percaya pada kata-kata ini."

Pada akhirnya Samael bekerja sendirian, dan setengah jam kemudian, baik itu Wanda dan Kalika muncul dengan pakaian rumah yang agak terbuka untuk membantu Samael.

Kedua wanita itu terkejut dengan kinerja Samael, dan ini membuat mereka mengendurkan penjagaan mereka sehingga tanpa disadari, beberapa data perusahaan bisa Samael lihat!

Ini tidak akan berhasil jika orang itu bukan Samael. Dengan pengalamannya dan pesonanya, hanya sedikit yang bisa melakukan hal seperti ini...

Mungkin Har atau Alvin bisa, tapi keduanya bukan tipe yang mau melakukan hal seperti ini.

Dan akhirnya waktu sudah sampai di tengah malam dimana Samael merasakan bahwa pundaknya sudah agak berat sebelah.

Dia melihat bahwa Kalika tidur di pundaknya, dan ini membuat Samael menyimpan pekerjaannya dan meletakkan laptopnya untuk membantu Kalika tidur dengan benar di sofa.

"Benar-benar tanpa penjagaan. Jika aku serigala, baik dia dan Wanda mungkin sudah ada di mangkuk makanku sekarang."

Samael benar-benar tidak tahu kenapa Kalika bisa dengan begitu santainya menerimanya. Padahal dia sudah menyiapkan dua rencana cadangan, tapi ternyata, hanya cara pertama dan dia sudah berhasil masuk...

Dia mengelus pipi gadis itu dan menyingkirkan rambut di wajahnya sebelum akhirnya dia memanggil pelayan di rumah itu untuk membantu mengangkat Kalika dan Wanda ke kamarnya masing-masing.

Samael sendiri, dia meregangkan tubuhnya dan melihat jam bahwa sudah jam 11 malam lebih...

"Mandi air hangat dulu lalu tidur, kan? Yahh... sepertinya agak lapar. Habis mandi aja makannya."

Dengan pemikiran ini, Samael meminta handuk dan barang mandi pada pelayan sebelum akhirnya dia berjalan di koridor besar dan panjang villa itu.

Meskipun ini villa, interiornya bisa saja disalahartikan sebagai hotel kelas atas.

Ada karpet dengan bulu mewah dan wallpaper elegan, pencahayaan tidak langsung yang menenangkan, gambar dan tanaman hias, semuanya itu adalah kualitas yang tidak kalah dengan keadaan di istana Samael di Inggris.

Di depan pintu geser besar, Samael mengangkat alisnya dan berbisik: "Aneh, jelas desain eropa tapi dicampur dengan pemandian onsen Jepang."

Hanya saja orang itu tetap membuka pintu dengan berisik, dan pencahayaan ruang disana langsung berkilauan. Listrik dibiarkan menyala, tetapi tempat itu sepi tanpa kehadiran manusia yang bisa dirasakan. 

Hanya suara air panas yang mengalir saja yang terdengar, bahkan tidak ada suara orang yang masuk ke dalam bak mandi.

Setelah Samael menutup pintu, dia berbalik lagi dan sebuah pantat putih dan besar bergetar seperti jelly memasuki matanya....

"Aneh, apakah aku mendapatkan rabun jauh atau halusinasi kelelahan!"

Samael mengusap matanya, dan serasa waktu telah berhenti.

Eh? Benar-benar bukan halusinasi?

Hal yang ada di depannya adalah sosok belakang seorang gadis cantik.

Dengan hanya handuk mandi yang menutupi payudara dengan sosok punggung yang benar-benar tak berdaya terlihat dengan jelas.

Di bawah rambut hitam kecoklatan panjang yang basah, ada pinggang yang menyempit. Dari sana pinggulnya sangat menonjol keluar, berlanjut ke arah kaki yang ramping dan proporsional sehingga pantat besar itu menggambar kurva melingkar di pangkal paha.

...Ini buruk!

Ini jelas kecelakaan, tapi dia punya firasat itu akan menjadi masalah serius jika dia ketahuan. Dia harus keluar sekarang.

――Mengapa Alisha ada di sini?

――Ini aneh bukan? Bagaimana mungkin ada wanita mandi malam-malam, dan aku sebagai suaminya di Dunia sana saja tidak tahu kalau dia punya kebiasaan mandi malam.

――Ahhh, sial. Orang yang paling tidak ingin aku lihat ternyata ada di sini!

Samael memikirkan ini sambil mundur dengan hati-hati agar tidak ada suara yang keluar.

Jika dia dilihat oleh orang-orang dalam waktu seperti ini, stigma cabul pasti akan dipaksakan padanya. Terutama dalam kasus terburuk ketika Alisha juga menemukan ini....

Sedikit lagi, ketika itu tinggal sedikit lagi keluar, gadis itu berbalik!

"...Apa !?"

Samael membeku. Alisha juga, dia tidak bergerak seperti ketakutan karena tubuhnya bergetar disana.

Kulitnya samar-samar diwarnai oleh warna merah muda, dan setetes demi setetes, sisa air di dadanya meluncur turun di kulit mulusnya, lalu meresap ke dalam lembah payudaranya.

Rambut hitam coklat panjangnya yang basah menempel di pipi dan bahunya, terlihat sangat seksi di tubuhnya.

Wajah Alisha di depan memerah. Dan kemudian, tubuhnya mulai bergetar sedikit demi sedikit.

Samael hanya bisa menghela nafas dan akhirnya dia berdiri tegak.

"Eeeee—"

Gadis itu mengeluarkan rintihan kecil dari tenggorokannya yang ditekan, dan kemudian dia mendengar suara tarikan napas dari Samael.

Uh oh. Jika seorang gadis berteriak dalam situasi ini, terutama ketika dia adalah Tamu di Rumah Orang, mau ditaruh mana wajah ini!

"Tunggu sebentar! Aku mengerti apa yang ingin kau katakan. Ini mungkin kebetulan tapi aku tidak akan membuat alasan untuk apa yang telah aku lihat dengan jelas."

Samael tidak mencoba untuk menyalahkan siapapun untuk kekacauan ini.

Dia bisa membayangkan kebencian sedang terlihat oleh Alisha yang telanjang itu.

Jadi disini dia membuat keputusan sebagai seorang laki-laki, dimana dia membuka bajunya dan mengatakan: "Itulah kenapa aku akan melepaskan semua bajuku dan telanjang!"

Wushh....

Dengan pakaian hilang, Samael membuka kedua lengannya kesamping: "Benar! Ini impas !!!"

"TIDAAAAAAAKKKK !!! HEEEWAAAAAANN REEENDAAAAAHAANN !!!"

Dan beginilah, jeritan ketenangan di malam hari yang tenang dan menembus langit....