Finri hanya tersenyum menunjukkan gigi putih kecilnya disana yang membuat kedutan di bibir Samael.
Ririca tertawa disana, bahkan Sophie juga tertawa hanya saja itu dibarengi dengan tangan yang menutupi mulutnya.
CP Freya dan Finri itu tidak abadi, tapi CP Samael dan Finri lah yang abadi !!!
Samael menggelengkan kepalanya dan melihat ke atas panggung dimana BTS tampil yang benar-benar membuat suasana benar-benar memanas...di kubu wanita.
Ngomong-ngomong, lagu yang mereka bawakan adalah Dynamite.
Jika Samael tidak salah ingat, ini adalah lagu yang dirilis setahun yang lalu dan langsung menjadi lagu favorit para Army (Fans garis keras BTS) di seluruh dunia.
Bahkan lagu ini berhasil masuk pada tangga lagu Billboard Hot 100, jelas ini merupakan hal yang besar!
Dari lirik lagu yang Samael dengarkan, Dynamite adalah gabungan dari musik disko dan pop...
Ditambah dengan tarian yang enerjik dari BTS disana, Samael mengangguk puas.
Apa salahnya laki-laki menari? Ini bukan Dunia Kuno lagi dimana laki-laki harus bekerja kasar dan wanita harus di rumah!
Selama itu berpenghasilan, apa salahnya?
Orang yang menghardik mereka hanya orang-orang yang iri pada apa yang telah mereka capai!
Tapi disaat yang sama Samael menunjukkan senyuman ironis, "Korea Selatan benar-benar mengeksploitasi artis mereka. Berapa lama mereka harus berlatih agar mendapatkan koreografi yang hampir sempurna diantara personel ini?"
"Bakat saja tidak cukup, kerja keras yang mereka lakukan....apa yang akan dibayarkan nantinya?"
"Ironis sekali, yang dimaksud «Gemerlap di dalam Kegelapan» ini."
Sophie disamping bertanya, "Apa maksud, Yang Mulia? Bukankah artis memang sebuah komoditas?"
"Itu memang benar, tapi tidak semua orang akan mengerti maksudmu Ratuku."
Sophie menunjukkan senyuman indah saat dia dipanggil Ratu, dan Samael hanya menarik pipinya dan berkata: "Komoditas dengan artis yang gemerlap? Ahh, orang awam tidak akan paham."
"Jangan lihat artis berpenghasilan tinggi, tapi dibandingkan para pengusaha, tidak, bahkan jika dibandingkan para karyawan yang umum di masyarakat, gaji yang mereka terima bahkan tidak sampai 60% bayaran asli mereka."
"Hanya saja itu memang angka yang lebih besar daripada mereka sehingga membuat ilusi Artis adalah pekerjaan yang menguntungkan."
Samael mengelus pipi Sophie dan berkata: "Perusahaan pialang tempat mereka bertengger lah yang sebenarnya kaya, dan mereka...akan melakukan apapun itu demi uang."
Samael tersenyum jijik dan berkata, "Ririca, kau ingat kasus Kakak Iparmu Raba?"
"Itu...Apa? Apakah ada kasus pada Kakak Raba? Dan sejak kapan Kakak Raba menjadi Kakak Iparku?"
"Wajar jika kau tidak tahu. Tapi sebenarnya, eksploitasi padanya juga terjadi bahkan jika Bos nya adalah teman sekaligus sahabat Raba, Yang Mi."
"Di Dunia ini, di dunia materialisme ini, selama itu menguntungkan, apa yang akan mereka lakukan, apa yang harus mereka lakukan, dan apa yang akan mereka hasilkan adalah tiga fondasi tiga pertanyaan dan pemikiran..."
"Tapi...Artis itu, pasti akan terjun pada jurang itu demi apa yang mereka katakan sebagai Cita-cita ini."
Samael membuat gerakan peace yang ditekuk beberapa kali disana sebelum berkata, "Bahkan ada banyak kasus peraturan tak terucap untuk menjadi budak seks manajer mereka."
Mengingat masalah ini, kaitan pertama Samael pada hal di atas sebenarnya terjadi pada Pemesan Shared Date APP kedua, Liu Yifei yang sudah lama tidak dia temui.
Disana, dia benar-benar melihat sisi dalam industri hiburan.
Tanpa ada koneksi dan uang, masuk ke lembaga hiburan sama saja dengan memasuki lubang tanpa dasar.
Tekanan perusahaan, tekanan hasil, dan juga tekanan dari para senior...
"Tapi dari semua itu, pihak Korea Selatan adalah pihak dengan eksploitasi terbesar pada artis mereka, dan itu tanpa tanggung-tanggung!"
Telah menjadi rahasia umum bahwa para artis disana, terutama Artis K-pop sebelum menjadi bintang...mereka harus berlatih selama bertahun-tahun, dan untuk menjadi populer, mereka harus meluncurkan lagu yang hits.
Jika gagal saat debut, terkubur sudah impian menjadi terkenal itu.
Semua usaha sia-sia, air mata sudah tidak berguna, dan masih ada hutang atas bantuan dari perusahaan...
Kalian tahu maksudnya, kan?
Terlebih, selama masa pelatihan itu, mereka sebenarnya hidup jauh dari gemerlap.
Layaknya itu adalah pendidikan di ketentaraan, mereka hidup bersama-sama di asrama dengan biaya pas-pasan yang dianggarkan oleh agensi.
Jadwal latihan pun bisa menggila, sama seperti bekerja, tapi tidak dibayar...
Bayangkan jika mereka harus sekolah, sepulang sekolah masih harus berlatih hingga larut malam?
Kalian mendapatkan satu PR saja mengeluh, apalagi ini, udah dapat PR dan di malam harinya masih harus belajar lagi setelah menyelesaikan PR itu...
Jika kalian tidak gila, maka hebat.
Jangan bilang Samael mengatakan omong kosong, sejujurnya dia sudah tahu, terutama dari Situs aktivis feminis Korea Selatan "thegrandnarrative" yang pernah mengangkat isu eksploitasi para calon artis K-pop ini, terutama untuk para calon artis perempuan.
Sebagai contoh dengan yang dialami oleh para personel Girls' Generations atau SNSD.
Disitu dikemukakan bahwa member harus menghabiskan 11 tahun untuk pelatihan sebelum bisa menghasilkan uang sendiri.
Beberapa bahkan tidak menghasilkan uang meski sudah punya rekaman lagu....
Belum lagi industri ini menganggap para artisnya seperti komoditas, layaknya batu bara dan migas di negeri ini, yang akan menjadi senjata untuk menggenjot pendapatan.
Syarat utama agar 'barang dagangan' laris adalah tidak boleh ada cacat.
Untuk itu, operasi plastik para calon idola menjadi hal yang sangat lazim di sana.
Jadi jangan terkejut dengan lingkaran terkutuk Asia yang terjadi di Korea Selatan atau bahkan di Thailand....
Ehem, masalah di atas, sumpah, jika kalian ke Negara itu, kalian harus berhati-hati.
Jangan sampai tertipu !!!
Samael berbisik, "Sejujurnya, Kakak Perempuanmu Tilina juga hampir merasakan kegelapan Dunia."
"Lalu, Apakah..."
Melihat ketakutan Ririca, Samael hanya menjawab kosong: "Bodoh, aku Kakak Laki-lakinya, bagaimana bisa aku membiarkan gadis kecilku menatap Abbys?"
"Jangan khawatir, orang yang ingin melakukan itu pada Kakak Perempuanmu sudah Kakak bereskan!"
"Bereskan, kemana?"
Sama: "Buang ke teluk Tokyo."