webnovel

Buku Permintaan

Apa yang terjadi dengan Reinkarnasi, tapi tetap berada di lingkungan Modern? Apa yang terjadi jika kita memiliki Buku Permintaan yang mengabulkan satu keinginan tiap satu tahun? Apa yang terjadi bila Dunia ini melegalkan Polygamy? Apa yang terjadi bila Dunia ini karena adanya perang dunia ketiga mengurangi kebudayaan musik dan film? Ikuti kisah Samael Duodere, seorang reinkarnator yang memaksakan hidupnya ke jalan bergelimang harta tahta, dan wanita ini! -------------- Peringatan: unsur disini ada Incest dengan ibu atau bahkan mungkin adik perempuannya. jika kalian tidak suka harem besar dan Incest, jangan baca ini.

Yuuya3 · Urban
Zu wenig Bewertungen
721 Chs

Berbagi (2)

"Apa?"

Atira melebarkan matanya karena terkejut, "Lia, apa, yang...kau katakan? Bagaimana bisa itu terjadi? Aku, tidak mau merusak keluarga kalian."

"Jawab saja, aku tidak percaya jika suamiku tidak memberikan kesan membekas pada hatimu."

Laelia dengan nada menginterogasi mengatakan, "Jika tidak, bagaimana bisa kau membiarkannya memelukmu? Bahkan jika Samael lelah tadi malam, tapi jika kau mengatakan sejujurnya, dia pasti akan mengerti situasinya."

Samael pernah begadang selama tiga hari dua malam, dan itu bahkan tidak membuatnya lelah sama sekali.

Bahkan jika disini, dia seperti manusia biasa, begadang seharian penuh tidak ada masalah baginya.

Jadi Laelia berpikir dengan benar, bahwa kesalahannya memang ada di sisi Atira yang anehnya tidak mau membangunkan dan mengatakan yang sejujurnya mengenai apa yang Samael lakukan tadi malam!

"...." Atira yang mendengarnya langsung terdiam.

Apakah Samael memberikan kesan pada dirinya? Jawabannya jelas, Ya.

Dari sejak awal mereka bertemu, dan terutama sejak kejadian mengenai Tris baru-baru ini, itu semua lebih dari cukup untuk meninggalkan kesan tinggi pada dirinya.

Terutama ketika dia memikirkan kejadian tadi malam....Kehangatan saat dipeluknya, kenakalan yang membekas di kulitnya, suara lembut yang sangat memanjakan, dan kelembutan dari sisi lain Samael kepada dirinya yang dikira sebagai Laelia....

Semua ini membuat Atira menundukkan kepalanya dan berbisik: "Bahkan jika begitu, tidak mungkin ada sesuatu seperti Berbagi Suami. Dan ...aku tidak mau kau tersakiti, Lia."

Laelia yang mendengarnya sudah bisa memastikan, bahwa Atira memang memiliki sedikit "kasih sayang" kepada Samael.

Mungkin kejadian Tris membuka belenggu di hatinya?

Meskipun Samael disini hanyalah manusia biasa, pesona miliknya masihlah sangat tinggi, karena jika dia berjalan-jalan di luar, 10 dari 10 wanita yang dia temui pasti akan menoleh ke arah Samael!

Hanya sedikit yang bisa menolak pesona ini, seperti salah satunya adalah Atira, seorang wanita "bersuami" yang setia.....

Tapi sejak dia memutuskan untuk cerai, ini membuat pesona Samael langsung meluap di hati Atira.

Laelia hanya bisa tersenyum pahit dan menepuk dahinya, "Kupikir hanya ada Kalika dan Alisha, siapa sangka bahwa teman terbaikku juga akan terpengaruh."

"....Maaf, aku akan menjaga jarak darinya..." kata Atira dengan rasa bersalah yang kuat.

"Tidak perlu, itu hanya akan menyakitiku lebih dalam." Laelia menggelengkan kepalanya, lalu dia mengangkat kepala Atira agar sejajar dengan wajahnya.

Dia berkata, "Sejujurnya, aku ingin sekali egois. Di Dunia ini, Samael hanya ada untukku dan selalu ada karena diriku seorang saja..... Tentu saja itu mustahil tanpa menyakiti wanita lain, karena suamiku sendiri adalah wujud dari kehancuran yang berjalan di muka bumi ini dalam arti pesona."

"Membuka harem seperti Solomon, bagi Samael hanya semudah menjentikkan jarinya, percayalah padaku."

Kemudian Laelia menatap mata berair Atira dan berkata: "Kau tahu Atira, sebenarnya jika itu kau, aku tidak masalah....karena aku sangat menyayangimu, hanya sedikit lebih rendah dari Samael."

"Ditambah, kau adalah wanita yang baik, berbudi luhur, lembut, dan sangat peduli pada keluarga. Jika kita bersama, itu akan saling melengkapi bukan?"

Atira dengan nada serak karena menangis bertanya, "Tapi aku tidak mau merusak keluarga kalian. Aku bahkan.... tidak tahu, apakah rasa kepada suamimu ini hanya sebatas serakah atau memang cinta."

"Apa yang dimaksud dengan merusak keluarga jika kita bertiga adalah satu keluarga nantinya? Ditambah, serakah akan nafsu dan cinta itu hanya setipis rambut jaraknya."

Laelia berhenti sejenak, lalu dia melepas tangannya dan mengelus perutnya: "Ditambah aku sekarang hamil, dan tidak mungkin membantu Samael dalam kebutuhannya."

"Jika itu laki-laki biasa, sembilan bulan mungkin bisa menahannya. Tapi Samael....dia selalu dikelilingi wanita, aku tidak tahu, kapan dia akan meledak dan menyetubuhi wanita acak nantinya hingga sampai-sampai menghamilinya."

"....."

Atira sudah tahu apa maksud dari Laelia disini. Dia juga tidak berkata-kata, terutama saat dia mengingat lagi batang tebal panas yang berdenyut-denyut tadi....

Bahkan dia merasa sedikit bergetar saat memikirkan itu lagi!

"Lia, bagaimana denganmu?"

Ditanya seperti ini, Laelia tanpa sadar mengelap air mata yang akan keluar dari matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Disini, aku akan mengontrolnya. Sudah kubilang, jika itu kau, aku tidak keberatan tahu?"

Puk...

"Maaf, maaf, aku benar-benar minta maaf...Jika saja aku tidak berada disampingmu, mungkin tidak akan begini. Maaf, aku minta maaf...."

Laelia yang dipeluk Atira juga ikut menangis, tapi dia tidak terisak-isak seperti Atira, dan malahan dia masih mengelus punggung Atira untuk menghiburnya.

– Monopoli Samael, jika itu aku yang sebelumnya di Dunia sana, itu mungkin. Tapi aku tidak melakukannya karena aku sayang Samael dan tidak mau dia terluka....

– Disini, aku ingin memonopolinya, tapi hatiku berkata untuk tidak menyakiti Atira lebih jauh lagi.

Di sisi lain adalah orang yang dia cintai, dan di sisi lainnya adalah wanita yang sangat dia sayangi layaknya seorang Ibu yang sangat ingin dia bahagiakan...

Laelia mengelap air matanya dan berbisik: "Hatiku di Dunia ini, hanya cukup untuk dua tempat saja, tidak lebih."

Sementara itu, Samael di kamar sana tengah membuka matanya, dan senyuman pahit muncul di wajah tampannya.

Dia tidak mendengar semua percakapan keduanya, tapi dia masih mendengar suara isak tangis dari bawah.

Samael tidak berpikir bahwa keduanya akan bertengkar satu sama lain, mengingat hubungan mereka yang sangat baik.

Jadi satu-satunya yang mungkin adalah...

"Jadi sayang, apakah kau setuju untuk membagi hatimu dengan Atira?" Samael berbisik sambil menutupi matanya dengan lengan tangan kanannya disana.

Samael tentu saja senang, dan berpikir bahwa dengan ini, dia akhirnya bisa terang-terangan menggoda dan bermain dengan Atira yang sangat cantik, tidak kalah dengan Laelia.

Tapi disaat yang sama, Samael hanya bisa berbisik:

"Maaf Lia, tapi aku benar-benar bajingan..."