webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
280 Chs

Masalah Di Pagi Hari

"Assalamualaikum!" salam Syafa di depan rumah Adisty.

Adisty yang mendengar salam dari seseorang pun melangkah ke pintu depan, padahal ia berada di dapur sedang membersihkan alat-alat makan yang baru saja di pakai untuk sarapan.

"Waalaikum sallam," jawab Adisty sambil membuka pintu.

Adisty sedikit terkejut melihat Syafa sudah berdiri di depan rumahnya di jam 8 pagi, padahal mereka janjian akan ke tamannya pukul 9. Benar-benar semangat sekali gadis 15 tahun, hingga datang lebih pagi ke rumah kakak iparnya.

"Pagi kak," sapa adik kandung Fasya itu pada Adisty.

"Pagi juga Sya, ayo masuk!" jawab Adisty dengan senyumnya.

Syafa mengangguk setuju, lalu ia melangkah melewati Adisty sambil sedikit menunduk.

"Misi ya kak," kata Syafa dengan sopan.

"Iya," jawab Adisty lalu menutup pintu dan ikut melangkah ke ruang tengah.

Syafa berhenti di ruang tengah, tidak ada orang di sana selain Adisty.

"Kok sepi kak?" tanya Syafa bingung.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com