webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
280 Chs

Main Bersama

Malam berganti pagi Reisya terbangun dari tidur lelapnya, lalu ia bangkit dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai Reisya berganti pakaian santai, mengingat hari ini hari libur, jadi ia tidak harus pergi ke kantor.

Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, Reisya pun langsung melangkah keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju ruang makan. Di sana sudah ada Zahra yang sedang menyiapkan sarapan, lalu Reisya pub menyapanya.

"Pagi Ra," sapa Reisya pada Zahra.

"Pagi juga Sya," jawab Zahra dengan senyum tipisnya.

"Tumben siapin sarapan sendiri, memang bibi kemana?" tanya Reisya sambil melirik ke kiri dan ke kanan.

"Bibi lagi cuci baju, lagian kalau hanya roti di pakaikan selai aku juga bisa!" jawab Zahra dengan percaya diri.

"Iya deh iya terserah, eh tapi bahasa lo jadi halus lagi ya? Kenapa? Gak biasa ya pakai bahasa kasar dan gaul?" tanya Reisya sambil mengejek.

"Gak juga tuh biasa aja," jawab Zahra tidak setuju.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com